Be my kid's mommy! (Bahasa Indonesia)

III 264. Menyalip Taksi



III 264. Menyalip Taksi

0Pagi ini Carol masuk pagi karena menggantikan temannya yang meminta ijin satu hari tidak masuk, jadi sejak subuh dia sudah bangun dan bersiap-siap. Celana panjang bahan dan blouse motif bunga membuat dirinya tampak cantik dan menyegarkan. Semalam Carol berekspresi dengan menggulung rambutnya menggunakan rol besar. Sehingga pagi ini rambutnya tampak indah mengembang dengan warna rambut hitam alami. Tidak lupa bedak dan lipstick sekedar untuk menyegarkan penampilannya.     
0

Taksi online yang dipesannya belum juga memberitahu kedatangannya, dari peta yang terlihat masih sekitar lima belas menit lagi. Carol mengecek lagi barang-barangnya menjaga jangan sampai ada yang ketinggalan. Baru saja dia akan kembali kedalam kamar, tiba-tiba ada yang memencet bel rumahnya.     

"Siapa ya?" Gumam Carol. Perempuan itu mengintip lebih dahulu dari jendela yang ada disebelah pintu. Matanya terbelalak kaget ketika melihat yang berdiri di depan pintu adalah Jack. "Ngapain dia kesini? Cih! Tidak akan aku bukakan pintunya." Seringai sinis Carol.     

"Carol, aku tahu kamu ada didalam. Tolong buka pintunya sekarang." Ucap Jack ketika melihat tirai jendela yang bergoyang seperti habis dilepaskan seseorang dari dalam.     

Carol tidak peduli dan tidak mau merespons. Baginya Jack hanyalah pria numpang lewat yang belum punya andil besar dalam kehidupannya. Anggap saja dia bertemu pria iseng di tengah jalan.     

"Kalau kamu tidak buka pintunya, aku akan dobrak." Jack menunggu dengan gusar dari luar. Semalaman dia berpikir untuk mengabaikan Carol, namun akibatnya dia tidak bisa tidur sampai subuh dan sekarang pun dia datang dalam keadaan belum tidur sama sekali. Lingkaran hitam di sekitar matanya tampak jelas pagi ini.     

Carol yang mendengar dari dalam, mengernyitkan alis. Benar-benar nekat ini orang, pikirnya.     

"Aku tidak mau mendengar apapun! Pergi saja!" Carol merasa perlu untuk menjawab pria itu agar tidak banyak pertanyaan. Dia pun mengusir dengan kasar pria yang berangkat subuh-subuh dari rumah itu dan menunggu didepan pagar rumah Carol demi mencegat dokter itu sebelum berangkat kerja.     

Ting!     

Ada notif masuk dari driver taksi online yang mengatakan bahwa dia sudah datang dan berada di depan pagar rumah.     

"Duh, bagaimana ini? orang itu masih di luar dan aku tidak mau melihat mukanya apalagi berdekatan dengannya. Huft! Bagaimana ini?" Carol berjalan mondar-mandir. Dan tiba-tiba dia teringat kalau jendela kamarnya bisa dilewati dan langsung keluar ke halaman rumahnya. Carol pun segera menuju ke kamar dan pelan-pelan dia membuka jendela dan menengok kanan kiri lebih dahulu sebelum keluar. Setelah keadaan aman, dia pun segera meloncat dan menutup kembali jendelanya pelan-pelan.     

Dengan mengendap-endap, Carol segera berlari keluar pagar.     

"Hei Carol!"     

"Ayo pak, cepet!" Taksi online itupun segera melaju meninggalkan rumah tersebut membawa seorang dokter muda yang jantungnya masih dagdigdug karena berhasil melarikan diri dari pria yang berteriak terus memanggil namanya.     

Bukan Jack namanya kalau dia tidak berhasil mendapatkan perempuan yang dia inginkan. Jack pun mengemudikan mobilnya dan segera memacu mengejar taksi online yang masih terlihat meski jauh didepan mobilnya. Beruntung jalanan masih sepi sehingga mobilnya bisa menyalip taksi yang membawa Carol dan berhenti didepannya.     

"AAAHHHH, ada apa pak?" Carol hampir saja menubruk ke depan kursi kalau dia tidak berpegangan pada handle yang ada diatas kepalanya.     

"Ada orang gila yang menghadang jalan." Jawab supir taksi online tersebut dengan marah, lalu keluar mobil untuk memarahi pengemudi yang menghalangi mobilnya.     

"Orang gila?" Carol melihat keluar namun terlambat. Karena supir taksi itu sudah membuka pintunya, maka Jack bisa membuka kursi penumpang dan menarik tangan Carol untuk keluar dari mobilnya.     

"Lepaskan aku!"     

"Dengar dulu penjelasanku, baru kamu boleh menghindariku!" Ucap Jack dengan menatap tajam Carol. Namun, yang ditangkap Carol adalah mata Jack tampak lelah dan ada lingkaran hitam disekelilingnya. Melihatnya membuat Carol lupa akan pemeberontakannya.     

"Ambil kembaliannya." Jack memberikan tiga lembar uang ratusan ribu dan memberikannya pada supir itu ke dadanya langsung. Supir itu pun melongo melihat uang yang banyaknya lima kali lipat dari ongkos aslinya. Bapak pengemudi taksi itu belum sempat mengucapkan terima kasih tapi Jack sudah membawa pergi Carol dengan mobilnya.     

Carol terus memalingkan wajahnya ke arah samping. Dia tidak berkata apapun dan melihat apapun. Yang dilakukannya hanya bersandar dan memejamkan mata. Jack membawa mobil bukan ke arah rumah sakit, melainkan ke sebuah pinggiran danau sekedar untuk menjelaskan kesalahpahaman diantara mereka akibat ulah Natasya yang mabuk.     

Carol merasakan kalau mobil yang ditumpanginya berhenti. Matanya membuka perlahan dan benar saja, mereka sekarang berada di tepi danau yang sepi tanpa ada siapapun di sekeliling mereka.     

"Natasya itu pelanggan tetap klab malam ku. Dia anak salah satu pejabat terkenal di negeri ini. Kamu pasti pernah melihat wajahnya berseliweran di akun instagram. Dia salah satu selebgram terkenal." Jack memberi jeda sejenak sebelum melanjutkan ceritanya. Carol yang tidak mau tahu, tetap diam membisu namun sesekali bibirnya menyeringai sinis.     

"Waktu kejadian dia ke apartemenku itu karena dia tidak mau terlihat mabuk oleh media juga orangtuanya. Jadi, saat itu aku menawarkan diri untuk menginap di apartemenku sampai dia sadar dari mabuknya, baru bisa kembali pulang. Aku tidak melakukan apa-apa padanya. Dia tidur di kamar dan aku di luar. Kalau kamu tidak percaya, kamu bisa lihat CCTV yang ada diapartemenku tepat tanggal dia kerumah saat itu." Ucap Jack selanjutnya.     

Carol masih tetap diam tidak peduli dan itu membuat Jack menghela napas kecewa.     

"Carol, aku memang mengelola tempat hiburan malam tapi aku tidak pernah bermain dengan wanita manapun. Aku selalu menghabiskan waktuku untuk bekerja membangun bisnisku dan sering berkumpul dengan dua temanku lainnya. Dan, kamu tahu tidak? Aku tidak pernah pacaran, hanya saja wanita yang menyukaiku antriannya bisa sepanjang danau ini." Jawab Jack pasrah.     

"Huh, mungkin saja dengan wajah dan status social yang kamu miliki, wanita mana yang tidak ingin menjadi pacarmu. Tapi, sayang sekali, aku tidak berada di antrian itu." Carol menatap mata Jack dengan wajah serius dan galaknya.     

"Iya iya, kamu perempuan istimewa, mana mungkin mau mengantri lelaki seperti aku yang tidak punya gaji dan tidak punya pekerjaan tetap." Jawab Jack pura-pura menampilkan wajah sendu.     

"Cih! Tampangmu tidak cocok untuk melankolis." Jawab Carol sambil memalingkan wajahnya ke samping.     

"Please, percayalah padaku, aku dan Natasya tidak ada hubungan apa-apa. bahkan one night stand pun tidak. Aku memang bukan pria baik-baik tapi aku tidak pernah berhubungan dengan wanita manapun, seingatku." Jawab Jack lagi.     

"Seingatmu?"     

"Iya, seingatku. Dulu aku pernah kecelakaan mobil dan koma selama beberapa hari. Nah saat itu aku tidak ingat apa yang terjadi saat aku koma." Sahutnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.