Be my kid's mommy! (Bahasa Indonesia)

III 266. Natasya, sang selebgram



III 266. Natasya, sang selebgram

0"Maaf mengganggu, apa ini tuan Dave?" Seorang bapak tua datang dan membuat Dave melepaskan pelukannya. Dengan logat kental Bali nya, bapak tua itu tersenyum cerah mengetahui bahwa dia tidak salah mengenali orang.     
0

"Iya, maaf anda siapa?" Tanya Dave. Dian pun tersenyum kepada bapak tua yang ramah tersebut.     

"Ahh senang sekali bisa bertemu tuan Dave kembali. Saya yang dulu menjaga villa tuan Dave. Pasti tuan lupa karena tuan jarang datang ke Villa. Tapi saya tidak akan lupa karena foto keluarga tuan terpajang besar di ruang tamu." Jawab bapak tersebut.     

"Oh, maaf kalau saya lupa." Dave tidak tahu harus berkata apa lagi tapi bapak tua itu pun melanjutkan ucapannya.     

"Saya ingin mengucapkan banyak terima kasih atas kebaikan tuan waktu itu, telah menyelamatkan nyawa anak saya yang hampir tenggelam di sapu ombak di pantai ini beberapa waktu yang lalu. Dia tidak bisa berenang tapi dia memaksakan diri. Untung saja tuan Dave ada di tempat kejadian saat itu jadi tubuhnya selamat dari amukan ombak yang menariknya." Jawab bapak tua itu.     

Dian menganga mendengar cerita bapak tua tersebut dan tersenyum bangga ke Dave sambil berbisik, "Keren ihhh." Goda Dian membuat Dave tersenyum dan mengusap kepala sang istri.     

"Siapapun yang ada ditempat kejadian pasti melakukan hal yang sama. Waktu itu kebetulan saja saya ada ditempat." Jawab Dave merendah.     

"Bapa, sedang apa?" Seorang perempuan muda dengan kulit eksotis dan rambut panjang, setengah berlari menghampiri bapak tua yang sedang berbicara dengan Dave.     

"Oh ini dia anak saya. Ayu, kamu masih ingat tuan Dave yang pernah menyelamatkan kamu dulu? Ayo beri salam dulu kepada tuan Dave." Entah perasaan Dian saja atau memang begitu, bapak tua itu seolah-olah tidak menganggap kehadiran Dian disisi Dave dan terus menatap Dave tanpa melihat dirinya sedetikpun.     

"Tuan Dave, apa kabar? Senang bertemu tuan lagi." Ayu, perempuan muda itu tersenyum malu-malu dan tampak sangat genit dimata Dian. Sehingga perempuan hamil itu menyeringai aneh melihatnya.     

"Iya, kenalkan ini istri saya. Namanya Dian. Kami sedang berbulan madu disini." Jawab Dave sambil mendekap erat bahu Dian menjadi lebih dekat dengan tubuhnya.     

Bapak dan anak itu tampak saling melirik dan ekpresi tidak enak ditampakkan mereka berdua.     

"Kalau boleh tahu, tuan Dave menginap dimana? Mungkin dekat dengan rumah kami jadi kami bisa memberikan buket buah nanti malam." Ucap bapak tua itu. Tidak bapak tidak anak, dua-duanya tidak pernah melihat Dian sama sekali. Dian tersenyum mengetahui ada udang dibalik batu dari pertanyaan bapak tua tersebut.     

"Iya tuan, saya bisa jadi pemandu buat tuan juga selama disini." Sahut ayu, gadis bali tersebut. Dian semakin tidak suka melihat sikap menggoda yang terang-terangan dia tunjukkan.     

"Maaf, kami pamit permisi dulu bapak dan nona. Saya teringat ada sesuatu yang harus saya lakukan segera. Ayo sayang." Dian menarik tangan Dave untuk menjauhi kedua orang tersebut. Naluri kewanitaannya sudah mendeteksi adanya bibit-bibit pelakor di diri perempuan berkulit eksotis tersebut.     

"Kamu kenapa tiba-tiba pergi?"     

"Aku tidak suka melihat mereka. Kamu lihat wajah perempuan itu? Seperti ular yang akan melilit mangsanya." Jawab Dian sinis.     

"Hahaha, kamu cemburu?" Dave menangkup wajah Dian dengan kedua tangannya sehingga mulut Dian tampak menggembung lucu.     

"Sudah, ayo balik ke villa."     

"No, kita mau jalan-jalan kan. Aku akan ajak kamu ke tempat lain. Let's go!" Dave mendekap pinggang Dian dan menuntunnya menuju mobil mereka yan terparkir di luar pantai.     

-----     

"Tuan, ada nona Natasya datang." Andrew mengetuk pintu dan masuk ke dalam ruangan bosnya yang sedang sibuk meneliti dokumen.     

"Natasya? Ada apa dia kesini? Kita tidak ada hubungan bisnis dengan ayahnya kan?" Darren mengernyitkan kening. Natasya adalah selebgram penuh kontroversi karena foto-foto dan video yang dibagikan di laman media sosialnya banyak mengekspose bentuk tubuhnya, sehingga membuat ayahnya yang seorang pejabat daerah sering mendapat kritikan tajam dan serangan dari lawan bisnisnya.     

"Dia tidak bilang. Apa boleh dia masuk atau bagaimana?" Andrew bingung harus bagaimana menanggapinya.     

"Suruh dia masuk. Aku mau lihat dia ada perlu apa kesini."     

"Baik tuan."     

Tidak berapa lama, perempuan yang mengenakan gaun seksi ketat membungkus tubuhnya dengan belahan rendah di dada, bisa dipastikan semua pria dan wanita yang melihatnya pasti menghela napas dan bergeleng-geleng.     

"Darren."     

"Ada perlu apa?" Darren berdiri menyambut perempuan yang baru masuk layaknya seorang tamu biasa.     

"Ish, kamu masih sama seperti dulu. dingin dan acuh." Jawab Natasya dengan santainya dia langsung duduk diatas sofa dengan satu kaki menyilang diantara kaki lainnya, sehingga paha mulusnya terekspose sempurna.     

Darren tidak peduli dengan perempuan yang pernah tergila-gila padanya itu.     

"Cepat katakan apa maumu? Aku masih punya banyak pekerjaan."     

"Jadi model untuk iklan terbaruku." Ucap Natasya langsung pada intinya.     

"Apa? Kamu sudah gila?" Jawab Darren sambil menggelengkan kepalanya.     

"Aku ada endors pakaian tidur dengan model berpasangan. Yang aku pikirkan pertama kali adalah kamu." Jawab Natasya lalu berdiri dan menghampiri Darren.     

"Jaga kelakuanmu, aku bisa mengusirmu kapanpun aku inginkan, tidak peduli siapa orangtuamu." Jawab Darren pada perempuan yang hampir saja menyentuh kerah jasnya.     

"Cih! Kamu sudah terlalu lama membujang. Apakah kamu tidak mau ingin mengakhiri masa bujanganmu dengan menikahi seorang perempuan cantik seperti aku?" Natasya kembali duduk di sofa tempat semula dengan pose menggoda.     

"Apa kamu tidak tahu kalau aku akan segera memiliki anak? Istriku sedang hamil." Darren tersenyum bangga.     

"APA? Kapan kamu menikah? Kenapa aku tidak tahu itu?" Natasya kaget hingga duduknya tegak seolah ingin menyadarkan dirinya sendiri.     

"Huh, aku tidak perlu memberitahu siapapun, termasuk kamu. Yang penting orang-orang terdekatku sudah tahu."     

"Siapa dia? Artis mana? Anak pengusaha mana? Anak pejabat mana? Apakah aku tahu dia?" Perempuan seksi itu mengeluarkan pertanyaan beruntun.     

"Aku tidak perlu menjelaskan apa-apa padamu. Sekarang kamu pergilah. Aku sudah menolak tawaranmu. Aku masih banyak pekerjaan, pergilah." Jawab Darren sambil kembali ke kursinya.     

"Tunggu! Aku tidak peduli kamu sudah menikah atau belum. Tapi, menjadi model hanya kamu yang aku inginkan. Ayolah, bantu aku kali ini." Natasya memasang wajah memelas.     

"Maaf, aku sudah katakan aku tidak bisa. Keluarlah." Darren mengusirnya sekali lagi.     

"Huft, lalu apakah kamu tahu nomer telpon Jack yang baru? Dia merubah nomer telponnya." Ucap Natasya sambil berdiri.     

"Kamu tanya saja sendiri padanya." Jawab Darren acuh.     

"Kalau aku bisa menemuinya, aku tidak akan meminta padamu."     

"Aku tidak tahu." Jawab Darren singkat.     

"Kalian sama saja. Kalian tidak bisa didekati lagi kalau sudah punya gandengan. Cih!" Jawab Natasya tanpa malu lalu keluar dari ruangan Darren sambil membanting pintu.     

"Jack sudah punya pacar?" Gumam Darren.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.