Be my kid's mommy! (Bahasa Indonesia)

III 260. Sarapan Apung



III 260. Sarapan Apung

0Tidak berapa lama, muncullah beberapa berita yang mencengangkan. Rumah ini dulunya adalah salah satu markas Belanda yang kemudian dimiliki oleh salah satu keluarga ningrat. Namun, rumah ini dijual pada tahun 1800 dan mengalami beberapa renovasi sampai saat ini. Kepemilikan terakhir sebelum menjadi milik the Anderson adalah milik keluarga Alana Smith, seorang istri asli pribumi yang menikah dengan pria berkewarganegaraan Australia, Mark Smith.     
0

Sampai sini Calista menyandarkan punggungnya dan melipat kedua tangannya didepan dada. Sejak melihat Hera menelpon dengan sembunyi-sembunyi di halaman belakang yang baru pertama dilihatnya, membuat Calista bersemangat untuk mengorek lebih jauh. Bibir Calista tersenyum lebar setelah menemukan tantangan baru untuk mengusir kebosanannya seharian berada didalam rumah. Darren pasti mengetahui sejarah rumah ini sedikit banyak. Perempuan hamil itu bertekad akan menjadi detektif tak kasat mata mulai hari ini.     

-----     

Dian sangat takjub dengan pemilihan kamar untuk bulan madu mereka yang telat ala Dave tersebut. Setiap kamar yang ada di villa ini memiliki sebuah kolam renang pribadi dan bak jacuzzi, di mana keduanya membawa suasana romantis ke level yang lebih tinggi dengan taburan kelopak bunga. Dan, tamu villa disini juga bisa menikmati sarapan apung didalam kolam renang pribadi per kamarnya. Bukanlah kamar hotel yang langsung masuk ke kamar namun kamar villa yang memiliki fasilitas seperti rumah pribadi.     

Villa yang tenang dan asri ini hanyalah beberapa menit saja dari hingar bingar Seminyak dan sejumlah spot asyik di Kuta. Villa ini juga dekat dengan sejumlah pantai paling indah di Bali, seperti Double Six dan Legian, yang hanya berjarak 15 menit.     

"Kamu suka?" Dave memeluk tubuh ramping sang istri dari belakang, tatkala perempuan hamil itu sedang memandang kolam renang pribadi didepan jendela kamar mereka. Selama satu minggu penuh, kamar ini akan menjadi milik mereka berdua. Namun bukan senyum luapan kegembiraan, malahan isak tangis yang didengar Dave,     

"Hei, kamu kenapa? Kamu tidak suka tempat ini? Kita bisa pindah ke hotel atau villa lain kalau sayangku tidak suka." Dave memutar tubuh Dian hingga menghadap padanya. Tampak matanya yang mengalirkan butiran bening di pipi dan bibirnya yang mengatup menahan tangis.     

"Aku suka, suka sekali. Aku hanya merasa … betapa beruntungnya aku bisa menikmati surga dunia ini. Bahkan bermimpi pun aku tidak berani." Jawab Dian sambil menghapus air matanya cepat-cepat.     

Dave memeluk sang istri dan membisikkan kata-kata di telinga perempuan yang sedang mengandung keturunan The Kingston.     

"Kamu adalah alasan ku untuk hidup. Sebelum ada kamu, hidupku kacau berantakan tanpa petunjuk dan arah. Aku tidak tahu apa itu rumah, apa itu cinta, apa itu takut kehilangan. Setelah bertemu denganmu, aku merasa aku terlahir kembali menjadi manusia. Manusia yang mengerti bahwa hidup itu tidak hanya senang-senang dan foya-foya, tapi juga terkadang harus merasakan sedih, takut, khawatir kehilangan, dan rasa lainnya. Tetaplah bersamaku hingga maut memisahkan kita." Dian semakin kencang menangis mendengar untaian kalimat romantis yang diucapkan Dave, pria iblis yang awal mengenal sangat inin dihindari dan melarikan diri sejauh mungkin.     

"Sudah sore, kita mandi dulu baru jalan-jalan sekitaran villa ini saja. Kamu mau? Atau kamu masih lelah setelah perjalanan jauh?" Dave memegang dagu Dian dan menatapnya lamat-lamat.     

"Sebenarnya agak lelah juga tapi sayang sekali kalau sudah jauh-jauh kesini tapi tidak jalan-jalan." Dian tersenyum bahagia dan memeluk erat kekasih halalnya yang dimulai dengan sebuah kesalahan.     

"Anak pintar. Okay sekarang kita mandi dulu di kamar mandi. Besok pagi kita bisa sarapan dan berenang di kolam renang itu." Dave menunjuk kolam renang pribadi yang ada didepan jendela kamar mereka. Kolam renang berbentuk segi empat dengan kedalaman sekitar seratus tujuh puluh centi dengan penghijauan di sekelilingnya.     

"Ok." Dian menutup lebih dahulu jendela kamar dan mengunci rapat-rapat kacanya dari dalam. Lalu menutup tirainya. Mereka pun berjalan menuju kamar mandi dengan tangan saling bergandengan tidak terlepas.     

Bulan madu adalah bulan madu. Dan, Dave memanfaatkan momen tersebut dengan bercinta dengan sang istri dimulai dari kamar mandi. Bathtub yang cantik dan ditaburi bunga mawar dengan keharuman menyegarkan membuat Dave dan Dian menikmati percintaan mereka dengan suasana tenang dan harmoni.     

"Pelan-pelan, Dave. Aku sedang hamil." Dian berulang kali mengingatkan suaminya untuk tidak terlalu bersemangat memasuki diriinya. Dave pun memperlambat laju hentakannya setiap Dian memperingatkannya untuk tidak kuat-kuat.     

"Euugghh, baby. Kamu menyiksa daddy, eugghhh. Awas saja kalau kamu tidak patuh … ahhhh … aku akan hajar kamu!" Dave mengangkat tubuh Dian menjadi diatas tubuhnya dengan kedua tangan Dian berpegangan pada tepi bathtub. Kedua gunung kembarnya yang bergoyang membuat pria dengan rambut gondrong itu tidak melewatkan kesempatan itu. Kuncup buah dada Dian disesap, dijilat, dan dikecupnya. Kedua tangan Dave meremas perlahan buah dada sang istri yang sangat memabukkkanya.     

"Ishhh Dave, kamu mengutuk anakku."     

"Anak kita."     

"Ya anak kita. Hentikan atau aku tidak akan memberikan hakmu. Aku tidak kuat lagi." Dian melenguh meminta untuk berganti posisi karena dirasa melelahkan. Dave pun segera mengangkat tubuh sang istri dan mereka membersihkan diri dibawah guyuran air shower. Dave mengambil handuk dan mengeringkan tubuh Dian dan dirinya sendiri. Lalu pria yang tidak ingin mengabaikan pemandangan indah dihadapannya itu, segera mengangkat tubuh Dian dan merebahkannya ke atas kasur super mewah dengan pelayanan kelas premium.     

Tubuh Dian pun dipacu Dave kembali dengan gerakan lebih lembut dan penuh hasrat tak tertahan.     

"Dave, please aku sudah tidak kuat.     

"Sabar sayang, aku masih belum ingin klimaks. Tubuhmu sangat lezat." Dave meremas, meraba, dan mencium tubuh istrinya. Sungguh pria playboy ini sudah dimabuk kepayang dengan satu wanita semenjak pertama kali dia merenggut kesuciannya saat itu. Perempuan yang sudah memiliki tunangan, harus putus ditengah jalan karena ulah Dave yang menyerobot hak kepemilikan.     

Lampu-lamu cantik di luar mulai dinyalakan seiring langit mulai menggelap. Suasana Bali yang sangat romantis dan selalu diibaratkan syurganya para Dewa itu, menjadi saksi bisu, percintaan halal sepasang anak muda yang memulai kisahnya dari suatu kebencian menjadi penuh cinta satu sama lain.     

Hingga akhirnya, suara mengerang dan melenguh pun terdengar memenuhi isi kamar pasangan suami istri yang sedang bulan madu bersama anak yang sedang dikandung sang istri.     

-----     

"Kamu lagi? Ada apa?" Sudah dua malam ini, Jack selalu datang ke instalasi gawat darurat tempat Carol bertugas sebagai dokter yang juga sedang menempuh jalur spesialisnya. Pria flamboyant itu sengaja datang sebelum dia berangkat ke kelab malam miliknya.     

"Sudah makan malam?" Jack mengangkat satu plastik berisi dua dus makanan bento ala Jepang yang dibelinya dijalan sebelum sampai rumah sakit.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.