Be my kid's mommy! (Bahasa Indonesia)

III 246. Semakin Percaya Diri



III 246. Semakin Percaya Diri

0Tidak ada yang tahu kalau dibalik raganya yang sombong, dingin, angkuh, egois, dan perfeksionis. Ada kehangatan yang menjalar dan membuat dunia semakin indah bila dia bersama Agnes, perempuan yang dicintainya sejak pandangan pertama.     
0

"Mamah beruntung mendapatkan papah yang sangat mencintainya." Jawab Calista dengan senyum lembut.     

"Kamu salah, bukan mamahmu yang beruntung. Tapi papah. Mamahmu adalah perempuan yang sangat diidam-idamkan semua lelaki untuk dijadikan istri. Oleh karena itu, papah segera melamarnya sebelum mamahmu lulus sekolah. Dan, kami menikah setelah dia tamat sekolah." Donni tampak banggga dan senang bisa bercengkerama dengan anaknya, menceritakan masa lalu dia dan Agnes jaman awal-awal menikah.     

"Oya? Tamat sekolah langsung menikah? Huft, jangan katakan kalau mamah sangat bahagia menikah muda?" Calista tertawa ngikik mendengar cerita papah dan mamahnya saat itu.     

"Haha, dia sangat stress dan marah-marah terus. Bukan karena dia punya pacar saat itu tapi mamahmu ingin kuliah dulu dan menjadi wanita karir sebelum menikah. Tapi, apa daya, setelah menikah, satu bulan kemudian hamil kamu dan sembilan bulan kemudian melahirkan. Mamahmu membawamu pergi dari papah di malam hari saat kami semua sedang lengah. Aku sempat mengadzani kamu saat dilahirkan." Jawab Donni panjang lebar dan mengusap lembut anak semata wayangnya.     

Calista menggeser duduknya dan mendekat ke arah Donni lalu merebahkan kepalanya di bahu lebar sang papah.     

"Papah, sebenarnya aku dan mamah memiliki nasib yang sama tentang konsep pernikahan. Aku menikah dengan Darren juga terpaksa karena orangtua. Awal-awal aku merasa stress dan sedih, namun saat ini aku sedang berada di fase pasrah dan berusaha mencintai orang yang sudah kupilih menjadi suamiku. Darren juga sudah berubah dari pertama menikah. Dia sekarang sangat posesif dan mengatur apapun yang harus aku lakukan. Tapi aku tidak keberatan selama semua itu untuk kebaikan aku dan bayi kami." Ujar Calista.     

Supir yang duduk didepan dan melihat kehangatan rasa ayah dan anak lewat kaca spion diatasnya, tersenyum haru. Tuan Donni tidak pernah sehangat ini selain kepada istrinya. Kini bertambah lagi satu wanita di hatinya, yaitu Calista, anaknya.     

"Kamu baik-baiklah dengan mamahmu ya. Dia sangat menderita sejak lama dan tidak punya teman berbicara. Selama ini dia hanya menyibukkan diri dengan bekerja keras untuk mengusir rasa sepinya. Makanya, papah mengajak mamahmu bulan madu ke Singapore mulai lusa sampai satu minggu kedepan." Donni tampak malu mengatakannya. Calista melebarkan mulutnya tidak percaya. Papahnya yang tampak garang dan bengis dari luar, ternyata romantis sekali pada mamahnya.     

"Ahhh papah, selamat bersenang-senang ya disana. Aku doakan mamah papah bahagia selalu selamanya. Aamiin." Ucap Calista sambil mengusap wajahnya dengan kedua tangannya setelah selesai berdoa.     

"Aamiin," Sahut Donni dan juga sang supir dalam hati.     

Akhirnya, mobil yang membawa tiga orang itu pun sampai di depan pintu gerbang nan megah yang berdiri menjulang. Rumah ini sebenarnya tidak begitu mewah dibandingkan rumah Donni saat menikah dengan Britney. Rumah itu sudah dijual setelah bercerai dengan Britney.     

Agnes menginginkan rumah yang tidak terlalu besar agar tidak merasa sepi sendiri. Yang penting buatnya adalah tidak kepanasan dan kehujanan juga ada taman bunga untuk mengusir stress kadang-kadang. Jadilah rumah dua lantai ini terkesan minimalis dari luar tapi megah ketika sudah berada didalam. Karena ruang tamunya berada dibawah tanah yang luas dan lega.     

"Assalammualaikum, mamah?" Calista masuk kedalam rumah dengan tangan kanannya yang mengusap-usap perutnya yang mulai tampak membuncit meski baru hamil tiga bulan. Tubuh Calista yang langsing tidak seperti ibu hamil lainnya yang membesar saat hamil, membuat perut buncitnya nampak terlihat jelas.     

"Waalaikumussalam, Calista sayang. Ayo masuk, mamah lagi didapur. Kamu duduk saja dulu yaa." Agnes berteriak dari dalam dapur. Mereka punya pelayan untuk memasak namun Agnes lebih suka masak jika punya waktu senggang seperti hari ini.     

Agnes muncul dari dalam dapur dengan membawa satu nampan berisi kue kering buatannya dan segelas besar jus jeruk pelepas dahaga untuk ibu hamil.     

"Untukku mana?" Donni yang muncul dari belakang Calista, cemberut manja melihat istrinya tidak menyediakan makanan dan minuman untuknya. Calista terkekeh geli melihat wajah papah sangarnya yang berubah dari harimau menjadi kucing angora bila didekat mamah.     

"Ini tuan, aku bawakan dua. Jus jeruk untuk nona cantik. Kopi susu untuk tuan tampan." Jawab Agnes sambil meletakkan nampan yang ternyata benar ada secangkir kopi disana.     

"Haha, baiklah aku ke kamar dulu ganti baju. Calista, santai-santai saja ya. Dia habis kontrol kehamilan." Kata Donni pada Agnes sebelum pria dengan brewok tipis itu berlalu meninggalkan dua perempuan yang sangat dicintainya.     

"Wah, apa kata dokternya sayang? Sudah berapa bulan kehamilanmu? Tiga bulan bukan ya?" Agnes antusias sekali bila berada didekat anaknya.     

"Iya mah, bulan ini baru tiga bulan. Mungkin karena kembar jadi terlihat lebih buncit dibanding kehamilan biasa. Hehe …" Jawab Calista,     

"Yang penting kamu dan calon babies sehat dan tidak kekurangan satu apapun. Kamu harus tetap makan sehat dan mood kamu harus seneng terus yaa." Ucap Agnes.     

"Iya mah, pasti. Oh iya, kata papah, mamah dan papah akan ke Singapore ya mulai lusa?" Calista bertanya kepada mamahnya yang masih tampak sangat cantik dan langsing meski usia sudah menginjak kepala 4. Mungkin karena menikah muda juga jadi meskipun sudah memiliki anak sebesar Calista jadi perbedaan usia tidak terlihat jauh.     

"Iya, papahmu ngajak mamah mau ikut tidak untuk tugas dinar luar. Sekalian jalan-jalan katanya." Ujar Agnes sambil menyeruput teh lemon kesukaanya.     

"Tugas dinas luar?" Tampaknya papah malu untuk mengajak mamah bulan madu jadi alasannya adalah tugas dinas luar. Calista cekikikan menutup mulutnya.     

"Kamu kenapa tertawa? Tidak percaya? Coba tanya sama papahmu nanti." Sahut Agnes.     

"Iya iya mah, aku percaya." Calista pun menyeruput jus jeruknya yang sudah menggoda selera sejak tadi.     

"Ada apa ini? Tampaknya seru sekali." Donni yang datang sudah berganti baju dengan kaos lengan pendek dan celana jeans panjangnya, tampak masih seperti pria usia tiga puluhan padahal sudah hampir lima puluhan.     

"Tidak ada apa-apa pah. Oya pak, aku mau tanya tentang pelaku penculikan ku yang papah bilang sudah memiliki dugaan kuat siapa orangnya. Bolehkah aku tahu? Mungkin saja aku tahu siapa orangnya." Donni dan Agnes saling bertukar pandang satu sama lain. Pembicaraan mereka yang awalnya santai, kini berubah menjadi serius.     

"Kamu sedang hamil, tidak perlu ikut campur urusan ini. Ingat, kamu tidak boleh stress dan banyak pikiran." Ujar Donni.     

"Iya sayang, biarkan papahmu dan suamimu yang mengurusnya. Mereka sudah merundingkan ini berdua. Kamu tenang saja. mulai saat ini, tidak akan ada yang berani padamu." Ujar Agnes menenangkan.     

"Iya mah. Aku juga sudah semakin percaya diri sekarang sejak mengikuti kursus." Jawab Calista.     

"Kursus apa?" Tanya Agnes dan Donni hampir bersamaan.     

"Kursus menembak."     

"APA???"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.