Be my kid's mommy! (Bahasa Indonesia)

II 229. Permainan Panas Pagi Hari



II 229. Permainan Panas Pagi Hari

0"Hanya nasi goreng. Kamu mau makan sekarang?" Dian meronta geli karena Dave menggigit telinganya dengan gemas dan memeluk tubuhnya erat. "Lepaskan aku! Kita akan sarapan sekarang." Pinta Dian dengan suara mendesis geli.     
0

"Aku lebih ingin memakanmu sekarang juga." Jawab Dave setengah berbisik ditelinga istri yang selalu dengan mudah membangkitkan gairahnya sebagai seorang lelaki tanpa harus berpakaian seksi dan bersikap manja.     

"Hentikan! Malu dilihat orang-orang." Dian mencoba melepaskan diri namun Dave seperti tidak peduli dan malah menarik tubuhnya untuk duduk diatas pangkuannya.     

"Aku tidak peduli. Kalau mereka tidak suka, mereka boleh keluar dari pekerjaan sekarang juga." Jawab Dave dengan cuek.     

"Baiklah baiklah, sekarang aku mau duduk yang benar. Lepaskan aku!" Dian memasang wajah memelas agar Dave mau mengijinkan dia untuk duduk di kursinya sendiri. Posisi seperti ini terlalu intim dan Dian takut tidak bisa menahan gejolaknya juga.     

"Berikan aku semangat pagi dulu." Jawab Dave dengan manjanya.     

"Ya Tuhan, kamu bisa tidak bersikap normal sekali saja." Ucap Dian sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Kemana aura membunuh yang dulu lelaki ini tampakkan saat awal-awal mengenal dirinya. Kini harimau buas itu berubah menjadi kucing yang imut dan manja setiap kali berada didekatnya. Namun, hawa membunuhnya akan tampak lagi jika tidak berada disamping Dian.     

"Aku tidak akan melepaskanmu kalau begitu." Dave justru memeluk erat pinggang perempuan yang duduk diatas kedua pahanya saat ini dan membenamkan kepalanya diantara kedua dada Dian yang merupakan spot paling nyaman bagi Dave untuk menghilangkan stress.     

"Baiklah, tapi sedikit saja ya." Jawab Dian malu-malu.     

"Terserah kamu. Mau banyak juga aku tidak menolak." Sahut Dave dengan seringai mencurigakan.     

Dian melihat kesana kemari memastikan situasi aman tidak ada yang melihat. Dan, sepertinya semua pelayan di rumah ini sudah paham kalau dua majikan mereka sedang berduaan, mereka wajib menyingkirkan diri sejauh mungkin. Kalau perlu keluar pagar rumah.     

Dian pun mulai mendekatkan wajahnya dengan wajah sang suami yang berada dibawahnya. Dave terdiam melihat Dian yang semakin mendekat. Bibir merah meronanya dengan lipstick tipis-tipis itu hanya agar nampak segar, mulai menggetarkan kelelakiannya. Dian pun mengecup tipis bibir sang suami. Khawatir suasana akan semakin memanas kalau terlalu lama.     

Sayangnya, Dave adalah lelaki yang selalu mendominasi, meskipun diawali dengan istri yang beraksi. Pria itu pun meraih tengkuk sang istri dan mendekatkan wajahnya lebih dalam dan bibir mereka berciuman saling bertukar saliva semakin intens. Napas Dian yang mendesah membuat kejantanan Dave yang diduduki Dian mulai mengeras. Dian mendorong dada Dave agar segera menyudahinya. Namun sayangnya, lagi-lagi lelaki ini meminta lebih dan lebih.     

Tangan besar Dave meraba paha mulus Dian yang terbuka saat duduk karena memakai rok selutut dan merayap hingga kebagian dalam. Dian mencoba menahan dengan tangannya tapi tentu saja itu mustahil karena tangan Dian besarnya tidak sampai setengahnya tangan Dave berotot.     

"Eugggh … eugghhh …" Dian menarik wajahnya agar keintiman ini segera berakhir. Namun, Dave justru mengeratkan kepala Dian setiap istrinya ini ingin menyudahi permainan panas pagi ini.     

Dian yang tidak bisa berkutik karena diatas dan dibawahnya sama-sama ditekan akhirnya kelolosan juga desahannya saat Dave berhasil memasukkan jarinya kedalam kewanitaan Dian. Sungguh pria ini sangat mesum dan besar sekali hawa nafsunya. Padahal, semalam mereka sudah bercinta dari jam 8an hingga tengah malam. Seperti tidak ada lelahnya.     

"Hentikan …" Dian menggigit bibirnya saat Dave melepaskan ciuman mereka untuk memberi waktu sang istri menarik napas lebih panjang.     

"Aku menginginkanmu sekarang." Bisik Dave dengan suara berat yang nafsunya sudah diubun-ubun.     

"Jangan disini, please." Dian memohon. Meskipun ini rumah Dave tapi didalam rumah ini ada 10 pelayan, dua supir, dan 6 penjaga keamanan yang setiap saat bisa keluar masuk rumah dan melihat majikan mereka sedang bercinta.     

Dave pun membopong tubuh Dian. Bukan ke kamar melainkan ke ruang baca. Pria ini selalu punya cara untuk menikmati kesenangan bercinta tanpa harus didalam kamar. Sesampainya didalam ruang baca, Dave mengunci pintu ruangan tersebut. Dan tubuh Dian dipepetnya ke dinding. Kancing kemeja Dian dibuka tanpa melepaskan ciuman Dave di bibir dan leher jenjang miliknya seorang.     

Dian melingkari tangannya di leher Dave dan mengusap lengan berotot itu sesekali.     

"Kamu pria yang tidak pernah puas. Kita sudah melakukannya semalaman. Eugghhhh …issshh … ahhhh …" Kait pengait bra Dian telah berhasil dibuka oleh sang suami penikmat seks sejati. Kini, kedua gunung kembarnya yang cukup besar, menyembul minta disambut. Dave pun tanpa jeda langsung menyesap dan menghisapnya dengan posisi berlutut dihadapan Dian. Perempuan dengan rambut sebahu itu benar-benar sudah basah dibawah sana akibat perlakuan Dave sejak tadi.     

Kini tubuh Dian sudah polos tanpa sehelai benangpun. Dave pun menyamakan ritme dengan membuka seluruh pakaianya. Kedua pakaian mereka bertebaran di lantai ruang baca yang beralaskan karpet tebal. Dave mengangkat satu kaki Dian dan memasukkan lidahnya menelusuri klitoris yang merupakan titik rangsangan seorang wanita.     

"Aaahhhh …" Dian tidak kuat untuk tidak bersuara. Permaianan Dave benar-benar mampu membuatnya klimaks dengan cepat. Tubuh perempuan itu bergetar hebat manakala lidah Dave bermain-main di kewanitaannya menjilat dan menghisap. Dian menjambak rambut Dave karena tidak kuat lagi untuk berdiri.     

Saat lidahnya bermain dikewanitaan Dian, kedua telapak tangan Dave meremas dua gunung kembar yang disukainya itu.     

"Dave, aku mau jatuh …" Dian sungguh tidak kuat menerima badai yang diciptakan Dave pagi ini. Entah apa yang merasukinya sehingga berbuat nekat di pagi hari. Dave pun menghentikan aksinya bermain-main di kewanitaan Dian dengan lidahnya. Pria itu mengangkat tubuh Dian ke atas sofa panjang yang ada didalam ruangan.     

Dian tidak diberi kesempatan untuk tiduran, namun kini Dave meminta Dian untuk melakukan oral padanya. Dave duduk di tepi sofa dan kini gantian Dian yang berlutut dihadapannya. Ini bukan pertama kalinya bagii Dian untuk melakukan aktivitas seks seperti ini. Awalnya dia merasa jijik namun ternyata setelah pertama kali mencoba, Dian justru tidak menolak kalau Dave menginginkan.     

"Good girl, f**k me harder!" Dian melakukannya berulang-ulang hingga Dave mengangkat pinggulnya karena merasa sudah ON. "Aku mau keluar." Dave membalik tubuh Dian menjadi dibawahnya. Dave memasukkan kejantanannya kedalam kewanitaan Dian dan menyemburkan jutaan benih bakal calon Kingston berikutnya.     

"Aaaarggggg Diaaaan …"     

"Daaaveee …"     

Keduanya mengerang bersamaan dengan klimaks yang terjadi berbarengan. Dave tidak ingin menyia-nyiakan benihnya tumpah diluar. Dia ingin istrinya segera hamil lagi jadi dia selalu memastikan Dian menerima jutaan benih dari dirinya setiap hari tanpa jeda seharipun.     

Keringat menbasahi tubuh keduanya. Dave merapatkan tubuhnya diatas dada Dian. Kepala Dian digenggam erat karena denyutan lahar itu masih terus menyembur keluar dari kejantanannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.