Be my kid's mommy! (Bahasa Indonesia)

BAB 46: Donni Rickman



BAB 46: Donni Rickman

0Namun, uang trilyunan menggelapkan pikirannya. Dia pun bersedia menjual anak perempuannya demi keuntungan bisnis semata.     
0

Britney menggerutu kesal selama berkemas-kemas. Tujuannya ke Bali agar bisa bersenang-senang dan terbebas dari kekangan pria tua itu, hanyalah khayalan semata. Belum sehari sampai, sudah disuruh balik lagi. Britney membeli tiket perjalanan nomer satu dengan jam paling awal via online. Beruntung, saat ini bukan akhir pekan jadi tidak banyak yang bepergian untuk membeli tiket.     

"Oh maaf …" Seorang pria tidak sengaja menabrak tubuh Britney yang sedang menggeret koper keluar dari hotel.     

"Hati-hati dong kalau … " Tanpa menoleh terlebih dahulu, Britney dengan ketusnya mengumpat siapapun yang menabraknya. Bibirnya baru berhenti melanjutkan kalimat ketika ternyata yang menabraknya adalah seorang pria bule dengan rambut pirangnya.     

"Iya, saya minta maaf. Apakah kamu terluka?" Pria itu memperhatikan Britney dengan seksama khawatir ada luka yang terjadi saat tubuh tinggi besarnya menabrak perempuan mungil dengan tinggi badan hanya 160an.     

"Ti-tidak, aku tidak apa-apa." Britney seketika terpesona dan jatuh cinta pada pandangan pertama. Mereka saling bertukar senyum untuk sesaat sebelum berbicara panjang lebar.     

"Kamu mau ke Jakarta?" Tanya pria yang memperkenalkan dirinya dengan nama Dave tersebut.     

"Iya, aku mau kembali pulang. Kamu? Sendirian atau bersama keluarga?" Britney mulai merasakan kenyamanan berbicara dengan Dave, pria yang baru ditemuinya. Tidak ada Darren, Dave pun jadi. Untuk saat ini, itu prinsipnya.     

"Aku baru bertemu lagi dengan mamiku setelah lama berpisah. Mamiku orang Indonesia sementara papiku warga negara Inggris." Jawabnya.     

"Oh pantas, Bahasa Indonesiamu lancer."     

"Aku lebih lama tinggal di Indonesia dibandingkan di Inggris, hehehe. Eh ternyata kita sebelahan ya kursinya." Dave tampak tersenyum senang mengetahui nomer kursi dengan kelas yang sama setelah melihat tiket yang tercetak di tangan Britney.     

"Hmm, iya." Jawab Britney.     

"Kamu sudah menikah? Maaf kalau aku bertanya begitu karena aku tidak mau ada pria yang tiba-tiba menusukku karena mengganggu istrinya, hehehe. Karena aku pria yang sangat pencemburu jika wanitaku didekat pria lain." Dave menatap Britney lekat-lekat. Tatapannya seolah-olah ingin menelan bulat-bulat wanita yang ada didepannya itu.     

"Aku … aku sudah menikah. Namun, aku ingin menggugat cerai dia karena kekerasan dalam rumah tangga." Jawab Britney mantap.     

"Apakah kamu termasuk pria yang mengagungkan keperawanann sehingga enggan berkenalan dengan wanita beristri?" Britney memberikan sentuhan fisik dengan meraba paha Dave. Pria rambut pirang itu tersenyum senang. Dia punya mainan baru saat kembali ke Jakarta.     

"Ini kartu namaku. Apartemenku siap 24 jam untuk menyambutmu." Jawab Dave sambil berbisik di telinga Britney. Satu gigitan asmara berhasil Dave ciptakan tanpa seijin Britney. Awalnya Britney menikmati namun tiba-tiba dia teringat kalau dia akan pulang kerumah suaminya. Dia pun menarik kembali lehernya dan memegang pipi Dave.     

"Plis jangan. Tunggu kabar dariku, nanti kita pasti bertemu lagi." Britney berbisik di telinga Dave. Dave tersenyum senang, dia akan mendapatkan teman tidur tanpa perlu bersusah payah mencari di klab malam.     

Penerbangan hampir dua jam telah selesai. Pesawat yang mereka tumpangi pun telah sampai di bandara Soekarno Hatta.     

"Simpan nomer ponselku. Kita akan bertemu lagi segera. Bye honey." Dave melambaikan tangan terlebih dahulu meninggalkan Britney ketika mereka masih menunggu koper dibagikan.     

Britney tersenyum senang. Dia menemukan tempat berlabuh kembali setelah diabaikan Darren. Namun, Darren baginya adalah target utama. Dave hanyalah selingan.     

Tidak ada yang menunggu Britney di depan pintu keluar terminal kedatangan. Britney memanggil taksi dan mobil khusus bandara itu pun melaju menuju rumah paling mewah yang ada di cluster pinggiran kota yang jauh dari keramaian.     

Setelah 1 jam perjalanan, Britney masuk kedalam rumah sambil menggeret kopernya.     

"Well, bagaimana liburanmu, anak nakal?" Suara berat itu dengan napas ciri khas tembakau menusuk hidung Britney yang baru akan melangkahkan kakinya menuju lantai dua.     

"Menyenangkan, sampai ada yang menyuruhku untuk pulang." Jawab Britney cuek.     

"Huh, kamu masih berharap anak muda itu hah? Yang bahkan kekayaannya tidak seberapa dibanding kekayaanku." Donni, suami Britney, berjalan perlahan ke arah Britney layaknya singa yang sedang mendekati mangsanya. Aura membunuh Donni sangat ketara terlihat dari mata dan bibirnya.     

"Ada apa kamu memanggilku? Apakah perempuan-perempuan yang kamu kasih kamar dirumah ini sudah tidak kuat melayanimu lagi? Atau, kamu sendiri yang sudah lemah? Cih!" Britney menyeringai sinis dan memalingkan wajahnya.     

Wajah Donni sebenarnya tampan diusia kepala 5 nya. Namun, sikapnya yang sanga sadis dan arogan, juga senang berkata kasar, membuat Britney sering mengelus dada. Yang dia bayangkan dulu sebelum menikah dengan Donni adalah suaminya akan memahami sifatnya yang lebih muda 25 tahun dibawahnya. Donni akan memanjakannya dan memberikannya banyak harta juga kemewahan hidup.     

Ternyata, untuk mendapatkan semua itu tidaklah semudah yang dia bayangkan. Dia harus memuaskan sang suami di atas ranjang terlebih dahulu sampai benar-benar puas. Setelah itu melakukan banyak pose ekstrim yang menurutnya di luar nalar. Kalau Donni sudah puas, maka kartu kredit tanpa limit pun berhasil Britney dapatkan. Dan sialnya, kegiatan berhubungan intim itu diminta Donni setiap hari kalau dia ada dirumah.     

Ketika diluar rumah, Donni akan menyewa perempuan bayaran untuk menemaninya bercinta setiap malam. Jika dirumah Britney dalam keadaan datang bulan, selama seminggu itu Donni akan memanggil wanita penghibur menetap di salah satu kamar yang dikhususkan untuk mereka. Jadi kapanpun Donni butuhkan, mereka sudah siap.     

"Sungguh maniak seks." Pikir Britney.     

"Hahaha lucu sekali! Bagaimana kalau kamu membuktikannya sendiri?" Donni menarik lengan Britney dengan keras dan membawanya ke lantai dua kamar mereka. Tenaganya yang kuat tidak bisa dilawan sama sekali oleh tubuh Britney yang tampak kecil bila disandingkan dengan Donni.     

Tubuh Britney dihempaskan diatas ranjang. Britney berteriak kaget dan berusaha melarikan diri. Namun, tangan gesit Donni berhasil menangkapnya dan menghempaskannya kembali ke tengah kasur. Britney berteriak minta dilepaskan tapi Donni malah mengikat kedua tangan Britney diatas kepala ranjang.     

"Sebagai seorang istri dari Donni Rickman, bukankah sangat memalukan kalau sampai ketahuan orang-orang masih mengincar pria lain? Hmm. Apa kata mereka …" Donni berkata sambil merobek pakaian Britney dengan sekali hentakan. Britney tidak bisa kabur karena kedua tangannya diikat sementara kedua kakinya ditindih tubuh Donni.     

"Aahhh Donni, maafkan aku. Aku tidak akan mendekati Darren lagi. Aku hanya ingin berlibur, itu saja. Ahhhh …" Kuncup buah dada Britney dihisap paksa dan dilumat sekitarnya, Britney merasakan tubuhnya bergetar hebat menerima perlakuan dari suaminya.     

"Kamu suka hum? Sebentar lagi, aku akan membawamu ke langit ketujuh dan membuktikan padamu kalau aku masih hebat diatas ranjang, tidak seperti yang kamu katakan." Donni menyeringai sinis dan mulai memasukkan paksa kejantanannya ke dalam kewanitaan Britney. setelah puas dari arah depan, Donni membalik tubuh Britney, masih dalam keadaan tangan terikat, dengan memasukinya lewat belakang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.