Be my kid's mommy! (Bahasa Indonesia)

BAB 81: Perempuan Malang



BAB 81: Perempuan Malang

0Seorang perempuan muda dengan tubuh mungilnya, berjalan memasuki sebuah kantor yang bergerak dibidang telekomunikasi di bilangan Jakarta. Seorang resepsionis menyambut perempuan mungil tersebut dengan ramah.     
0

"Selamat pagi, ada yang bisa saya bantu?" Sapa sang resepsionis.     

"Aku sudah ada janji dengan Mr. Dave." Jawab Britney.     

"Oh sebentar, saya telpon dulu ke sekretarisnya. Dengan nona siapa?"     

"Britney." Jawabnya cuek sambil membuka kacamata hitamnya dan menyibak rambut tergerainya.     

Setelah beberapa saat resepsionis tersebut berbicara dengan sekretaris Dave sekedar mengkonfirmasi, akhirnya Britney pun dipersilahkan naik ke lantai paling atas tempat dimana jajaran para eksekutif berada.     

Dengan berlenggak-lenggok, Britney menuju lift yang akan mengantarkannya menuju ruangan dimana Dave berada. Setelah sampai di lantai yang dituju, Britney mendatangi sebuah meja yang sepertinya merupakan meja sekretaris Dave karena dibelakangnya ada papan nama tertempel di pintu luar yang bertuliskan, 'Chief Executive Officer Dave Kingstone'. Namun, tidak Nampak bayangan dimana sekretaris itu berada.     

Lantai paling atas ini termasuk sunyi dan sepi karena hanya ada 2 meja sekretaris di luar. Sementara ruangan tertutup hanya ada 3 ruangan. Britney mengamati sekitar tidak ada satu orang pun, padahal, baru beberapa menit yang lalu sekretaris Dave berbicara di telpon dengan resepsionis.     

Britney penasaran dan hatinya mendorongnya untuk mengintip sedikit dari jendela ruangan CEO yang memiliki kaca jernih namun tertutup tirai tipis.     

"SIAL! Dia sedang bercinta dengan perempuan diatas sofa yang sepertinya sekretarisnya sendiri! Beruntung posisi dua orang didalam membelakangi Britney jadi mereka tidak mengetahui kalau ada seseorang yang mengintip diluar dan mengambil foto dengan ponselnya.     

"Kamu orang baru hmm? Aku baru melihatmu hari ini." Dave menghujam kewanitaan perempuan dibawahnya tanpa ampun saat perempuan itu baru memasuki ruangannya untuk menyerahkan sebuah dokumen yang akan ditandatangani Dave.     

"I-iya tuan, aku.. eughhh … aku …sekretaris baru … yang dipindah … dari bagian HRD … AAHHHH." Perempuan yang ada dibawahnya mengerang hebat saat kejantanan Dave memasuki kewanitaanya. Dave terkejut bukan kepalang dan mendadak terdiam mematung. SIAL! Perempuan ini masih perawan, ujar Dave dalam hati.     

"Saakkkitttt ….tuan … huhuhu …" Perempuan malang yang baru sebulan bekerja di bagian HRD, harus menelan pil pahit keperawanannya direnggut paksa oleh bosnya sendiri.     

"Ahhhh, sudah terlanjur. Siapa suruh mereka mengirim yang masih perawan." Jawab Dave.     

"A-apa maksud tuan? Tolong hentikan, ahhhh …" Dave tidak mempedulikan lagi teriakan sekretaris barunya itu. Pikirannya sudah dipenuhi kesenangan luar biasa karena baru kali ini dia merasakan nikmatnya keperawanan seorang wanita. Tanpa ampun Dave membuat sekretaris barunya itu melayani nafsu bejatnya di pagi hari dengan berkali-kali klimaks. Setelah hampir 1 jam, Dave melepaskan perempuan malang yang menangis sesenggukan sambil menutup tubuhnya dengan pakaian seadanya karena sudah tidak berbentuk dirobek Dave.     

"Jangan menangis! Aku tidak suka perempuan cengeng! Ke kamar mandi yang ada didalam ruanganku dan ganti baju disana. Aku punya satu set pakaian wanita yang bisa kamu pakai. Cepat ke kamar!" Dave setengah berteriak menyuruh perempuan itu untuk segera ke kamar membersihkan diri dan mengganti bajunya. Perempuan malang itu kesulitan untuk berjalan. Beberapa kali dari bibirnya keluar rintihan karena kemaluannya masih perih dan susah untuk dibuat berjalan. Dave memperhatikan perempuan yang dia gauli barusan dengan seksama.     

Pakaiannya sangat kuno, tidak menampakkan lekuk tubuhnya, dan memakai kacamata pula, tapi entah mengapa Dave seperti melihat gadis cantik yang sudah lama dia cari. Dave menyeringai iblis membayangkan kejadian barusan dimana dia pada akhirnya bisa merasakan kenikmatan seorang perawan setelah perburuannya selama ini.     

Dave menyalakan api di cerutunya dan menghembukannya ke atas dengan mendongakkan wajahnya. Tampak keringat masih menetes di tubuh dan rambutnya. Sungguh sarapan yang sangat jarang terjadi, pikirnya.     

"Well, bagaimana rasanya bercinta di pagi hari? Menyenangkan bukan?" Britney masuk kedalam ruangan tanpa mengetuk pintu sama sekali.     

"Kamu?!" Dave kaget melihat Britney yang muncul tiba-tiba. Matanya melotot namun sedetik kemudian seringai sinis terbit dari bibirnya.     

"Sangat menyenangkan karena aku menikmati rasa perawan, bukan janda." Jawab Dave sambil terus mengepulkan asap ke atas.     

"Dave, kamu jangan keterlaluan!" Britney menggertakkan giginya. Sungguh sial sekali dirinya dibandingkan dengan perempuan rendahan meskipun dia perawan.     

"Sudahlah, untuk apa kamu kemari? Ohh, aku baru ingat. Kamu mau melamar posisi di perusahaanku? Boleh saja, tapi dengan satu syarat." Jawab Dave melirik liar.     

"Sepertinya aku sudah tahu apa syaratmu. Tapi, biar lebih jelas lagi. Katakan, apa syaratmu!" Ujar Britney sambil berdiri dihadapan Dave hanya terhalang meja besar di tengah-tengah mereka.     

"Kamu harus siap kapanpun aku butuhkan."     

"Siap dalam hal apa?" Sungguh pemilihan kata yang ambigu dari Dave.     

"Apapun, kerjaan ataupun urusan pribadi. 24 jam. Apa kamu siap?" Tanya Dave.     

"Okay, tapi aku juga butuh privasi. Setiap sabtu dan minggu aku bebas. Deal?" Ujar Britney.     

"Sebenarnya kamu tidak berada dalam posisi tawar menawar denganku. Tapi … setelah aku menemukan sesuatu tadi pagi, jadi aku kabulkan kali ini. Hehe .." Seringai licik Dave.     

"Huh, katakan saja apa pekerjaanku!" Britney mulai menyadari kalau pria dihadapannya ini bukanlah pria sembarangan dan bisa dia kendalikan sesuka hatinya.     

"Menjadi asisten pribadiku. Menemaniku kemanapun aku pergi." Jawab Dave sambil mematikan cerutu yang masih menyala di atas asbak.     

"Apa bedanya dengan sekretaris? Dan kamu sudah memiliki sekretaris, yang baru saja kamu gauli. Cih!" Jawab Britney.     

"No, bukan sekretaris. Tapi asisten pribadi. Kamu akan memiliki meja dan kursi layaknya sekretaris. Tapi, kamu yang akan bernegosiasi dengan beberapa klien bisnis yang akan aku tunjuk. Sekretarisku hanya duduk dikantor selama jam kerja tidak kemana-mana." Dave mulai menyadari perempuan tadi lama berada didalam kamarnya. Dia ingin melihatnya namun masih ada Britney jadi dia akan melakukannya nanti.     

"Humm, boleh juga. Berapa gajiku?" Tanya Britney langsung.     

"Aku sudah mentransfer gaji pertamamu baru saja. Silahkan di cek. Untuk seterusnya gajimu akan sejumlah itu, namun bila pekerjaanmu memuaskan, aku akan menaikkan gajimu." Sahut Dave santai.     

"Adalagi?" Dave tidak sabar untuk melihat apa yang dilakukan sekretaris barunya didalam kamar sehingga dia ingin mengusir Britney secepatnya.     

"Saat ini tidak ada. Selamat menikmati sekretaris barumu hari ini. Cih!" Britney tahu kalau dirinya diusir secara halus oleh Dave sehingga dia pun segera meninggalkan ruangan Dave dan memakai kacamata hitamnya kembali.     

Dave langsung berjalan masuk kedalam kamar khususnya dan mencari perempuan yang dia buat nangis pagi-pagi, langsung ke dalam kamar mandi. Tampak tubuh polos itu sedang menangis tersedu-sedu dibawah guyuran air hujan buatan. Perempuan bernama Dian tersebut kaget setengah mati melihat bosnya tiba-tiba berdiri dibelakangnya, dan sedang melepas pakaiannya satu persatu.     

"Sepertinya ide mandi bersama pagi-pagi bagus juga." Ucap Dave sambil memundurkan tubuh Dian ke dinding dan mengurungnya dengan tangan kanan dan kiri di kedua sisinya.     

"Jangan tuan, aku mohon … Ahhhhh …" Tanpa ampun, Dave mengangkat satu kaki Dian dan menghujamkan kembali kejantanannya ke dalam kewanitaan Dian yang disambut dengan pekikan memilukan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.