Be my kid's mommy! (Bahasa Indonesia)

BAB 84: Bikini Merah Muda



BAB 84: Bikini Merah Muda

0"Darren, kamu sudah kembali dari Bali? Aku akan ke mansionmu ya. Sudah lama sekali aku tidak menginap disana." Britney masih tetap berusaha mendekatkan diri kembali ke Darren yang sudah membuang nama dan wajahnya didalam hatinya.     
0

"Britney, tolong jangan datang lagi dan jangan ganggu hidupku lagi. Aku sudah melupakan semua masa laluku dan sebaiknya kamu pun begitu. Oya, selamat yaa atas perceraian yang sudah sangat lama kamu nantikan. Semoga kamu mendapatkan pengganti yang lebih baik."     

"Darren, aku …"     

"Kamu bicara dengan siapa, Darren?"     

Klik …     

Aku mendengar suara perempuan tadi. Apa Darren sudah mendapatkan penggantiku? Batin Britney.     

Aku harus selidiki. Tidak boleh ada yang bisa mendekati Darren ku, gumam Britney.     

"Bukan siapa-siapa. Kamu sedang apa?" Mata hijau memperhatikan Calista dari tadi mondar-mandir mengeluarkan isi koper yang terbungkus paper bag yang diluarnya terdapat symbol butik 'Da House'. Tulisan DA bisa bermakna dibaca The atau kepanjangan dari Darren Anderson, ke atas kasur.     

Matanya melebar ketika melihat pakaian yang tergeletak diatas kasur adalah beberapa bikini dengan model yang bisa membuat mata kaum adam melotot dan air liur mereka mengalis deras.     

"Kamu? Kamu mau pakai semua pakaian ini?" Darren berkata dengan intonasi agak tinggi sambil menunjuk kumpulan bikini berwarna-warni.     

"Cih! Kalau aku mau, aku sudah memakainya disana sebelum kamu datang. Ini bikini dari mami yang akan ditampilkan di peragaan busana 3 hari lagi. Aku harus mempelajari beberapa hal dari objeknya langsung sebelum tampil. Memang sih tidak mengerti semuanya, tapi setidaknya aku tidak buta banget." Jawab Calista sambil mengangkat satu persatu bikini yang bahannya tidak banyak tapi harganya fantastis.     

"Oh baguslah." Darren awalnya hanya melihat sejenak, namun ada satu model yang menarik perhatiannya. Bikini warna merah muda dengan segitiga penutup dibawah memiliki tali di sisi kanan kiri.     

"Aku suka ini." Ucap Darren dengan senyum memikatnya.     

"Oh, kamu suka melihat perempuan memakai bikini tapi tidak suka melihat aku memakai bikini." Calista mengerutkan bibirnya.     

"Siapa bilang aku tidak suka melihat kamu memakai bikini. Aku hanya tidak suka kamu memakainya untuk diperlihatkan ke orang-orang. Tapi, kalau untuk dipakai dihadapanku, aku akan dengan senang hati melihatnya." Darren menaikkan satu alis dan tersenyum tipis.     

"Kamu! Jangan berpikir aneh-aneh." Calista meletakkan semua pakaian renang tersebut dan hendak pergi keluar kamar.     

"Kamu mau kemana?" Darren menangkap satu tangan Calista.     

"Sudah waktunya makan siang. Kamu tidak lapar?" Calista bertanya sambil menunjuk jam dinding yang ada dikamarnya dengan matanya.     

"Pakai ini dulu, aku mau lihat kalau kamu yang pakai bagaimana."     

"APA? Kamu jangan becanda! Tubuhku tidak sebagus model jadi pasti malu-maluin hasilnya. Kamu mau mengejekku?" Bibir perempuan hamil itu mengerut kesal.     

"Aku yang tahu bentuk tubuh istriku sendiri bagaimana. Sekarang pakai atau aku yang pakaikan? Hmm …" Darren menarik tangan Calista pelan dan menggiring perempuan yang dilanda kebingungan itu sambil memegang bikini warna merah muda ditangannya.     

"Aku tunggu tidak lebih dari lima menit. Okay?" Ucap Darren sambil mendorong tubuh istrinya untuk masuk ke dalam kamar mandi dan menutup pintunya.     

"Darren … aku …"     

Calista terpaku memandang dua lembar benda yang lebarnya tidak lebih dari telapak tangannya. Seumur-umur Calista berenang dari dulu memakai kaos oblong dan celana pendek. Mana pernah memakai benda seperti ini. Calista menghembuskan napas kasar     

"Apa-apaan sih Darren memaksanya memakai pakaian ini? Ini sama saja tidak memakai baju." Gumamnya. Tapi, karena hanya dia yang melihat dan mereka sudah sah sebagai sepasang suami istri, Calista pun memberanikan diri memakainya.     

Calista takjub dengan apa yang dilihatnya didepan cermin. Perut rata dan dada lumayan besar, membuat dirinya seperti sebuah tontonan di televise tentang dunia penjaga pantai yang berseliweran kesana kemari mengenakan pakaian seperti ini. Calista menelan saliva. Mampukah dia keluar kamar mandi dan memperlihatkannya pada Darren? Calista menggigit bibirnya dan ingin berteriak berkata tidak. Tapi, Darren pasti akan menghukumnya dengan caranya kalau dia membantah.     

"Lima menit sudah selesai." Suara berat sedikit mendesah adalah cirri khas pria yang kini berstatus sebagai suaminya.     

Calista membuka pintu kamar mandi yang digeser itu perlahan. Jantungnya seakan-akan ingin melompat dari dalam tubuhnya mana kala detik detik dia berjalan ke arah Darren.     

"Sepertinya aku tidak cocok pakai ini." Dengan suara gemetarnya, Calista ragu-ragu untuk menunjukkan dirinya.     

"Keluarlah sekarang." Perintah Darren.     

Perempuan hamil itu sekali lagi menghembuskan napasnya sebelum menunjukkan dirinya secara utuh didepan pria bermata manik hijau.     

Darren yang sedang duduk santai dengan satu kaki disilangkan ke kaki lainnya, spontak terbelalak terpana melihat tampilan Calista yang ada didepannya mengenakan bikini warna merah muda. Buah dadanya yang besar menyembul indah diatas bra pink yang tidak cukup menopang keseluruhan isinya. Sementara segitiga penutup dibagian bawah menampilkan lekukan sempurna tubuh perempuan hamil mulus tanpa cacat tanpa cela yang masih rata perutnya.     

"Aku… jelek kan? Sudah ya aku mau ganti baju dulu." Calista hendak berlari kembali ke dalam kamar mandi namun gerakan cepat Darren bisa menagkap tangan Calista dan menubruk tubuh nyaris telanjang itu dengan dadanya yang bidang.     

"Kamu seksi sekali, sayang. Aku tidak akan sanggup dan mau memperlihatkan tubuhmu di hadapan pria manapun, kecuali aku." Jemari Darren aktif menjamah lengan, bahu, dan seluruh tubuh perempuan yang mulai merinding kulitnya karena mendapat sentuhan lembut di sekujur kulitnya.     

"Aku … aku ganti baju dulu. Aku tidak nyaman begini." Jawab Calista menunduk.     

"Aku suka." Jawab Darren sambil berbisik di telinga Calista. Wajah Calista merona kemerahan.     

"Ahhhh …" Darren mengangkat tubuh nyaris telanjang itu ke atas kasur. Dia menyingkirkan semua bikini yang ada diatas sebelumnya. Tubuh indah Calista berada di bagian bawah Darren. Pria bermata hijau itu tidak berkedip menatap tubuh sang istri sambil melepaskan kancing-kancing kemejanya sendiri.     

"Aku akan membuatmu berteriak karena kamu telah membantahku untuk mewakili mami," Darren mulai mengecup betis, lutut, paha, hingga selangkangan Calista.     

"Tapi Darren, aku … hanya … ahhhh … ingin membantu … mami … ahhhh." Kepala Darren yang terbenam diantara kedua paha Calista karena sedang menikmati klitoris dengan menyibak penutup segitiga tanpa melepas talinya, membuat Calista menggelinjang hebat. Punggungnya terangkat ke atas. Darren tahu betul titik sensitif dirinya sehingga lebih cepat mengeluarkan pelepasannya.     

"Ini belum seberapa. Aku akan membuatmu mengingat hukuman yang aku berikan setiap kamu melihat bikini." Darren melesakkan lidahnya kedalam klitoris Calista membuat perempuan hamil itu mengerang melenguh dan tubuhnya bergetar hebat. Pelepasan pertama Calista pun berhasil dibuat oleh Darren.     

Darren mulai melepaskan seluruh pakaiannya dan melepas tali di sisi kanan kiri Calista. Hukuman yang diberikan Darren untuk Calista membuat perempuan hamil itu berteriak menahan kenikmatan dan kelelahan luar biasa karena Darren lebih gila dari biasanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.