Dia Hanya Mengingatku

Seseorang Telah Membocorkan Rahasia



Seseorang Telah Membocorkan Rahasia

0Su Ying memberinya tatapan sinis, "Orang lain menyambut hangat kalian dengan menghidangkan kalian masakan yang enak. Katakan terima kasih saja itu sudah cukup, tapi kenapa kamu justru mengatakan hal yang konyol?"     
0

Wen Qiao mengangkat alisnya, "Disambut hangat? Kami tidak layak menerimanya, bagaimana bisa keluarga kami membiarkan keluarga kalian menyambut hangat kami? Kami tidak ingin datang kesini, pamanlah yang memaksa kami datang."     

Su Ying menggertakkan giginya, "Wen Qiao, mengapa kamu tidak memiliki aturan sama sekali? Beginikah sikapmu terhadap yang lebih senior?"     

"Senior? Aku pikir kalian setidaknya perlu menunjukkan perhatian ke kami, barulah bisa disebut senior. Ketika keluarga kami tidak punya tempat untuk pergi, kalian tidak menolong kami sama sekali, seperti itukah yang disebut senior?"     

Su Ying menggebrak meja dan berkata, "Hari ini ulang tahun ayahku, apa maksud dari semua perkataanmu? Kamu ingin membuat semua orang menjadi kesal?"     

He Mei dan Su Hai dengan cepat melerai mereka, "Sudah, sudah, Xiaoying, jangan diteruskan lagi, Qiao Qiao adalah adik sepupumu, biarkan saja dia."     

Su Ying sangat marah sehingga dia menggertakkan giginya.     

Wen Qiao memandang keluarga ini penuh dengan tipu muslihat.     

He Mei dengan gembira berkata, "Kakak sepupu kalian akan menikah. Calon istrinya berasal dari Kota Haicheng. Orang tuanya bekerja di Biro Industri dan Komersial, selain itu dia juga terlihat sangat cantik."     

Wen Qiao tetap diam dan tidak menanggapi percakapan.     

Su Yun berkata sambil memuji, "Xiao Lei lulus dari universitas terkenal. Dia tampan dan memiliki kemampuan kerja yang sangat baik, sudah sepatutnya dia bisa menikah dengan wanita yang baik juga."     

Ekspresi Su Lei terlihat bangga.     

Wen Qiao mengetahui bahwa kedua kakak sepupunya ini memandang rendah keluarganya.     

"Begini, kami ingin membelikan Xiao Lei sebuah rumah di daerah perkotaan setelah menikah nanti."     

Wen Qiao langsung bisa menangkap niat terselubung mereka mengundang keluarganya makan bersama.     

"Uang kami masih kurang, kami ingin meminjam uang kepada kalian."     

Wen Qiao tertawa dalam posisi tertunduk sambil berkata dalam hati, ternyata betul kan.     

Dia kemudian berkata, "Bibi pasti bercanda. Jika kami punya uang yang banyak, buat apa kami masih menyewa rumah?"     

He Mei tertawa berkata, "Bukankah papamu sudah mengirimkan uang dua juta yuan?"     

Senyum sinis tergores di bibir He Mei.     

Darimana bibi dan keluarganya mengetahui kalau dia punya uang?      

Wen Qiao berkata dalam hati     

Su Yun pun terkejut, "Uangnya sudah dikirim?"     

Wen Qiao tersenyum, "Bibi dengar dari siapa? Bibi sendiri tahu bagaimana sikap papa terhadap kami? Bagaimana mungkin dia mau memberikan kami uang dua juta yuan?"     

He Mei buru-buru mengeluarkan handphonenya, "Kamu berani berkata bohong? Kemarin lusa aku menerima SMS yang mengatakan bahwa kamu sudah menerima uang dua juta yuan dari papamu. Kami hanya meminjam uang ke kalian, uang yang kami pinjam pasti kami kembalikan. Kita semua kerabat."     

Wen Qiao tahu dengan jelas, pasti Xu Lu yang mengirimkan SMS ke bibi.     

Benar benar ada udang di balik batu.     

Dia menatap nomor handphone itu.     

"Qiao Qiao, paman ingin membelikan rumah untuk kakak sepupu mu, dan itulah mengapa aku berbicara denganmu. Katakan padaku, ketika orang biasa membeli rumah, bukankah kerabat mereka saling membantu untuk meminjamkan uang? "     

He Mei berkata lagi, "Iya, kami hanya meminjam satu setengah juta yuan, kami tidak membelikan rumah yang besar untuknya, kekurangannya hanya satu setengah juta yuan saja."     

Wen Qiao tersenyum dan memandangnya, "Apakah bibi tidak tahu bahwa bank dapat memberikan pinjaman? Jika menurut bibi bunga pinjamannya terlalu tinggi, dapat mengajukan pinjaman dana tabungan pribadi ke perusahaan. Kakak sepupu dan calon istrinya memiliki kemampuan bekerja yang baik, pasti dana tabungan pribadi perusahaannya sudah banyak sekali, tidak akan memberikan tekanan yang besar"     

"Kalau meminjam uang kalian, kami tidak perlu membayar bunga. Kenapa kami harus memberi keuntungan pada bank, ya kan?" Jawab bibi.     

Wen Qiao masih tertawa, "Maksud bibi, saya seharusnya mengambil untung? Baiklah, bunga pinjaman dana tabungan umumnya kira-kira 3,5%, karena kita semua adalah kerabat, saya mau meminjamkan uang tapi dengan bunga 3% saja, aku cukup bermurah hati kan?" Wajah mereka berubah menjadi masam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.