Dia Hanya Mengingatku

Ciuman Dengan Aroma Pir Inggris Dan Freesia



Ciuman Dengan Aroma Pir Inggris Dan Freesia

0Jam tujuh pagi waktu setempat, He Qian keluar dari kamar, tepat di seberang kamarnya adalah kamar Fu Nanli. Semalam dia tidak bisa tidur setelah melihat mereka berdua tinggal dalam satu kamar, dia begitu panik memikirkan mereka berdua semalam, jangan-jangan mereka...     
0

Zhao Yuan keluar dari kamar sebelah lalu menarik He Qian, "Ayo kita turun sarapan."     

Tatapan mata He Qian terlihat marah, Zhao Yuan lalu menyeretnya pergi.     

Ketika Wen Qiao sedang tidur nyenyak, dia terbangun setelah mendengar suara ketukan pintu.     

Dia melangkah tanpa alas kaki di atas karpet lembut dan membuka pintu. Fu Nanli mengenakan jubah tidur motif kotak-kotak gelapnya, dengan rambut sedikit berantakan, dan matanya yang masih setengah mengantuk Fu Nanli berkata, "Ganti bajumu sekarang, kita turun sarapan."     

"Iya.."     

Wen Qiao lalu berbalik menuju ke kopernya yang isinya masih berantakan, dia terburu-buru mengambil beberapa stel baju secara acak. Semuanya seragam JK yang dibelikan oleh Lu Youyou untuknya.     

Rok yang diambilnya ini lebih pendek dari yang kemarin. Jika dia keluar mengenakan rok ini, He Qian pasti akan menyebutnya Si Rubah perayu Fu Nanli.     

Tapi dia tidak punya pilihan.     

Berdiri di pintu masuk, Fu Nanli mengambil lencana kerah dari lempeng perak lalu meletakkannya di bagian kerah seragamnya. Dia mendengar suara langkah kaki Wen Qiao, dia mengamati dan pandangannya tertuju pada tubuh gadis itu.     

Dia mengenakan seragam JK berwarna merah dan putih dengan rok mini, rambutnya dibuat model kuncir kuda tinggi, dan memakai ikat rambut merah yang bercampur dengan rambut terjuntai di lehernya yang halus dan ramping.     

Wen Qiao berjalan menuju pintu masuk yang sempit, yang hanya bisa dilewati oleh satu orang, tiba-tiba pria itu menangkap pergelangan tangannya.     

Sebuah ciuman mendarat di samping bibirnya, dan dia menatap matanya karena panik.     

"Aku sudah menandaimu, tanda bahwa kamu adalah milikku."     

Pria itu menarik tangannya dengan kuat tanpa mendengarkan aksi protesnya. Wen Quan terperangkap dalam wilayah kekuasaan pria itu dan tidak bisa melepaskan diri.     

Pria itu memakai parfum, aroma Pir Inggris dan Freesia dari tubuh pria itu memenuhi ujung hidungnya, namun aromanya tidak pekat, dan hanya bisa menciumnya ketika berada di dekatnya.     

Dia merasa menyesal karena dulu mengaku sebagai kekasihnya.     

Keduanya datang ke restoran bergaya prasmanan di lantai pertama, selesai mengambil piring dan lauk, Fu Nanli membawanya ke meja makan di dekat jendela, sedangkan semua kru pesawat duduk di samping meja makan mereka.     

Ketika He Qian melihat Wen Qiao, tangan yang memegang pisau untuk memotong sosis Jerman, menggesek pisau dan garpu di piring hingga mengeluarkan suara gesekan yang sangat keras.     

Dasar centil.     

He Qian tanpa sadar mengeluarkan umpatan dalam hatinya.     

Xu Shen bertanggung jawab untuk mencairkan suasana seluruh kru, dia dengan hati-hati bertanya, "Kapten, bolehkah kami memanggilnya Xiao Wen?"     

Fu Nanli meliriknya dan berkata, "Boleh."     

Xu Shen dengan bersemangat berteriak, "Halo, Xiao Wen."     

Kemudian Xu Shen melanjutkan dengan memperkenalkan seluruh kru kepadanya. Wen Qiao dengan cepat bangkit berdiri dan berjabat tangan dengan mereka satu per satu, semua kru sopan, baik dan memperlakukannya seperti adik mereka.     

Kru yang diperkenalkan terakhir adalah He Qian.     

Mata He Qian dingin, dia bahkan tidak bisa menyembunyikan perasaannya, dia hanya mengangguk.     

Zhao Yuan menendang kakinya di bawah meja untuk memberi isyarat agar dia lebih ramah, bukan untuk gadis itu tapi agar tidak mempermalukan kapten.     

He Qian tidak memperdulikannya isyarat Zhao Yuan.     

Wen Qiao tidak memperdulikan kelakuan He Qian, dia kembali duduk di hadapan Fu Nanli.     

Xu Shen melihat bekas gigi di atas dagunya dan bercanda: "Xiao Wen, mengapa ada bekas gigi di atas dagumu?"     

Wen Qiao terdiam, tidak tahu harus berkata apa untuk sementara waktu, dan menatap Fu Nanli dengan panik.     

"Jangan bilang kalau Kapten kami yang menggigit ya?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.