Bos, Aku Membencimu: Tetapi Kamu Membuatku Jatuh Cinta

Pengorbanan dari Kekalahan



Pengorbanan dari Kekalahan

0Ya, Xin Keqi harus melakukan sesuatu sekarang! Ia harus membuat Ji An'an segera diusir dari rumah ini!     
0

"Siapapun yang membawa permata hitam ini, maka dia akan berhalusinasi bahwa wanita pembawa permata itu adalah kekasihnya…"     

"Kalau permata hitam ini hancur, atau bahkan kamu tidak sengaja menghilangkannya, maka wanita yang membawa permata ini akan menggantikan posisimu."     

Namun kalau ada seorang pria yang mengambilnya, apakah mungkin Beiming Shaoxi akan mengira pria itu adalah 'Ji An'an'? Ini aneh sekali!     

Logika ini semakin lama semakin kacau dan tidak bisa dijelaskan, hal ini membuatnya semakin menunjukkan banyak misteri di dalamnya. Jangan-jangan, dunia halusinasi ini pasti pada akhirnya akan menghilang serta bagian otaknya juga akan terluka dan melukai sarafnya!     

Xin Keqi akhirnya terpikirkan sebuab cara yang bisa dipakai olehnya. Ia akan memberikan permata hitam itu ke Ji An'an. Hal ini akan membuat Ji An'an kembali dikenal oleh Beiming Shaoxi!      

Dalam sepanjang waktu itu, dirinya akan menggunakan status Xin Keqi yang tidak termaafkan. Di sisi lain, ia juga akan menunggu Beiming Shaoxi akan menghukum Ji An'an. Setelah itu, ia akan mengambil permata hitam itu lagi.     

Hanya saja, cara ini sangat bahaya.     

Sebab walaupun posisi Ji An'an telah digantikan, wanita itu masih memiliki Beiming Yechen dan Leo yang mampu membedakan keberadaannya.     

Dengan kesadaran dua orang ini, Beiming Shaoxi pasti akan semakin curiga padanya!     

Jadi, apa langkah yang bisa dilakukan olehnya? Tampaknya kalau masih belum sampai di tahap terpaksa, ia tidak akan melakukannya….     

Namun kalau dirinya tetap kalah, maka hal ini akan membuatnya sangat menderita!     

******     

Di sisi lain, Ji An'an membawa Leo bermain di taman sambil membiasakan anak itu berkegiatan di bawah sinar matahari. Sayangnya keadaan kakinya yang masih belum sembuh membuatnya harus memakai bantuan tongkat berjalan.     

Walaupun hanya bisa berjalan dengan satu kaki, wajahnya masih saja menunjukkan senyuman yang tulus. Ya, tidak ada perasaan benci yang terpancar dari sana….     

Tidak jauh di sana, Beiming Shaoxi juga tampak berdiri di jendela. Sejak awal bangun pagi, ia sudah memerintahkan pengawalnya untuk memperhatikan Ji An'an melalui kamera CCTV. Ia ingin mengetahui setiap hal yang dilakukan oleh wanita itu secara diam-diam.     

Tidak lama kemudian, tiba-tiba seorang pelayang berjalan ke arah Ji An'an dan Leo. Belum juga berbicara, pelayan itu langsung menundukkan kepala dengan putus asa serta berlutut sambil minta ampun.     

Melihat ini, Ji An'an mengerutkan kening. Ia pun memperhatikan sekeliling sejenak, lalu menarik pelayan itu untuk berdiri.     

Hanya saja, pelayan itu masih tetap kukuh ditempat sambil menghadap Leo yang sedang memetik bunga mawar. Si pelayan masih tidak mau berdiri.     

Beiming Shaoxi yang juga melihat kejadian ini juga ikut mengerutkan kening, apakah dirinya menyadari sesuatu?     

Xin Keqi yang juga memperhatikan Ji An'an dan Leo dari lantai tiga pun hanya tersenyum dingin dan menutup gorden jendela.     

******     

Ji An'an yang sedang berjemur matahari, lalu ada seorang pelayan yang berjalan ke arahnya dan memohon ampun karena telah memecahkan gelas milik Leo. Ia pun memohon untuk diberikan hukuman agar dimaafkan.     

Melihat sikap pelayan itu, Ji An'an tentu merasa sangat enggan. Lagi pula, benda itu hanyalah sebuah gelas saja, kenapa menyikapinya dengan berlebihan?     

Pelayan ini bahkan sampai berlari dan menangis meminta ampun.     

Ji An'an tentu menyadari ada beberapa pelayan lain yang melihat ke arahnya. Ia takut para pelayan itu mengira dirinyalah yang menyiksa pelayan ini. Ia pun dengan cepat menyuruh pelayan itu berdiri.     

Namun tetap saja, pelayan itu menggelengkan kepala tidak mau, dan masih memohon ampun kepada Leo, "Kalau Tuan Muda tidak memaafkan aku, maka aku tidak akan berdiri."     

Akhirnya Ji An'an merasa harus berbicara kepada Leo.     

Untungnya, Leo yang baru selesai mengambil beberapa tangkai bunga sedang berlari ke arahnya. Anak itu memberikan bunga itu kepada Mo'mo.     

Ji An'an pun tersenyum sembari menerima bunga tersebut, lalu mencium keningnya sebentar dan mengelus kepalanya.     

"Leo, pelayan ini mengaku telah memecahkan gelasmu kemarin, apakah kamu bisa memaafkannya?"     

Leo tampaknya bingung memahami permintaannya, namun anak ini dengan polos menganggukkan kepala.     

"Baik, Leo sudah memaafkanmu. Kamu sudah boleh pergi." Ucap Ji An'an tersenyum dengan lembut.     

Pelayan dengan cepat berterima kasih, ia pun berdiri dan pergi. Walau demikian, si pelayan bersikap seperti seorang pencuri yang terus memandang sekitarnya. Tentu hal ini terasa cukup mencurigakan dengan hal yang dilakukannya.      

Ji An'an membungkukkan punggung dan memegang kepala kecil Leo, "Apakah kamu pernah melihatnya?"     

Leo menggelengkan kepala….     

"Apakah kamu memiliki gelas yang dihancurkan olehnya?" Tanya Ji An'an. Kenapa terasa aneh?     

Leo juga mengerutkan kening kecilnya seolah memang tidak mengerti dan menggelengkan kepala.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.