Bos, Aku Membencimu: Tetapi Kamu Membuatku Jatuh Cinta

Kaus Kaki Besar Beiming Shaoxi



Kaus Kaki Besar Beiming Shaoxi

0Ia pun melepaskan sandalnya, lalu satu tangan memegang sandal itu dan siap menyerangnya.     
0

Ji An'an tidak akan membiarkan Beiming Shaoxi melampiaskan hawa nafsunya kepadanya. Hal seperti itu terlalu menguntungkan untuk Xin Keqi….     

Atas dasar apa pria ini menggunakan nama 'Ji An'an', namun dirinya malah dianggap Xin Keqi dan memintanya bersetubuh dengannya?     

Beiming Shaoxi yang berjalan juga sambil mengangkat tangan, Ji An'an pun berjalan mundur. Namun kemudian, ia tidak sengaja mengeluarkan suara yang membuat Beiming Shaoxi dengan cepat berjalan ke sana.     

Tangannya yang panjang sekali lagi langsung bisa menangkap Ji An'an dan menariknya ke dalam pelukannya.     

Bibir Beiming Shaoxi pun tersenyum dingin, "Kamu berani mempermainkanku. Baiklah, lihat caraku menghukummu."     

Kedua tangan Ji An'an yang membawa sandal kiri dan kanan langsung menampar ke wajah tampan Beiming Shaoxi….     

Setelah beberapa kali ditampar, wajah yang tampan itu tentu terdapat jejak sadal yang besar!     

Raut wajah Beiming Shaoxi berubah menjadi suram.     

"Ji An'an, apakah kamu mau mati?!"     

Apa lagi dia masih berani menamparnya menggunakan sandal?     

Sepasang pergelangan tangan yang ditahan erat oleh tangan besar Beiming Shaoxi itu mulai sangat sakit. Ia pun dengan tidak berdaya melepaskan sandalnya.     

Selain itu, tubuh Ji An'an masih begitu ramping. Hanya dengan satu tangannya yang besar, Beiming Shaoxi bisa menariknya langsung ke dalam pelukannya yang sudah memanas. Ia membalikkan badan, lalu menahannya ke meja yang besar.     

Sepasang kaki Ji An'an yang telanjang pun terus menendang ke arah badan Beiming Shaoxi.     

Ia telah menendangnya sekuat tenaga sampai membuat Beiming Shaoxi merasa agak kesakitan.     

"Kalau kamu masih menendangku beberapa kali lagi, maka aku juga akan mencumbumu sebanyak kamu menendangku juga."     

Mendengar itu, sejujurnya Ji An'an masih sangat tidak terima. Apa lagi, wajahnya sampai memerah kesal. Ya, dasar pria yang tidak tahu malu!     

Gairah yang memuncak ini sudah sangat menyiksa Beiming Shaoxi, satu tangannya sudah membuka pakaiannya.     

Celana dalam yang ketat itu tidak bisa menutupi semua alat kelaminnya.     

"Bukankah ini yang kamu inginkan? Hampir setiap hari kamu selalu menggodaku dan menginginkannya!"     

Setiap hari?     

Hati Ji An'an merasa sedih.     

"Hampir setiap hari kamu selalu mengajakku, bahkan sampai masuk ke ruangan ini. Bukankah kamu sangat menginginkannya?"     

Ji An'an agak panik, matanya langsung merah.     

Beiming Shaoxi menekannya dengan ganas dan menciumnya, lalu merasakan air mata yang basah di wajahnya.     

Tubuhnya langsung tegang, sangat panik dan terus mencium air matanya dengan serak bertanya, "Kenapa kamu bisa seperti ini di malam ini?"     

Tetesan air mata Ji An'an terus mengalir. Dengan suara serak, dirinya berkata sambil menangis, "Lepaskan aku…"     

Beiming Shaoxi dengan kaku melepaskan tanganya, mungkinkah ini hanya halusinasinya karena minum terlalu banyak? Kejadian malam ini seakan seperti mimpi yang tidak nyata, perasaan sakit hati dan nafsunya yang penuh gairah saling bercampur dalam hatinya.     

Ji An'an yang sudah menangis berkata, "Kamu menimpaku sampai sakit, aku hanya ingin bangun."     

Perasaan Beiming Shaoxi kini menjadi lebih lembut dan mencium bulu matanya yang masih basah, "Baik."     

"Aku ingin mengikatmu…."     

"Baik."     

"Kalau begitu kamu tidak boleh bergerak."     

"Ji An'an, asal kamu tidak menangis, kamu boleh melakukan semua yang kamu inginkan." Beiming Shaoxi juga sudah tidak marah karena ditampar dengan sandal.     

Namun, bukankah wanita ini terasa terlalu pendendam? Padahal dia selalu menggodanya setiap malam…     

Ji An'an pun menyuruhnya duduk di kursi. Ia masih terus memberikan perintah kepadanya sambil mengambil borgol di rak kedua.     

Namun saat Ji An'an mengambilnya, ternyata di sana tidak hanya ada borgol, tetapi juga ada pistol bius dan peluru biusnya.     

Duh, meletakan pergelangan tangan Beiming Shaoxi ke atas kursi, Ji An'an sebenarnya ingin mengambil pistol bisu dan menembak ke kakinya tetapi terakhir merasa tidak tega.      

Kalau terlalu banyak dibius maka tidak akan baik untuk tubuh.     

Ji An'an seakan merebut kekuasaan besar pria ini. Kemudian, ia pun melepaskan kaus kaki dan ikat pinggang milik pria itu. Selanjutnya, dirinya mengikatkan ikat pinggang itu ke lehernya.      

Akan tetapi, Beiming Shaoxi mulai merasa ada yang janggal dari perintah wanita ini…. Sepasang tangannya ditahan, dan matanya juga tidak dibiarkan untuk tidak bisa melihat apapun….     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.