Bos, Aku Membencimu: Tetapi Kamu Membuatku Jatuh Cinta

Raut Wajah Beiming Shaoxi yang Suram



Raut Wajah Beiming Shaoxi yang Suram

0"Mengapa kamu melihatku seperti ini." Tanya Ji An'an yang merasa punggungnya dingin, ia juga merasa sangat terkejut dengan logika ini.     
0

"Kalau begitu, ada kemungkinan kamu adalah nenekku. Jadi jangan berpikir lagi, kenyataan ini sudah tidak mungkin." Ucap Beiming Yechen mengulurkan tangan untuk memegang rambutnya.     

Saat terpikirkan tentang kemungkinan ini, Ji An'an juga merasa seperti kesambar petir. Mungkinkah dirinya adalah nenek mereka? Kalau begitu, sudah berapa kali dirinya dihidupkan kembali?     

"Namun, semua yang ditunjukkan pada foto ini adalah faktanya."     

Ia mencurigai nenek dan pria bermata biru itu pasti masih hidup, ini adalah indra keenam yang sangat dalam.     

"Coba kamu pikir, pria bermata biru itu mungkin adalah adik atau kakak kakek, pokoknya mereka adalah satu generasi. Kemudian setelah 20 tahun lebih, usia kakek sudah tua, tetapi mereka masih bisa kembali seperti dulu dan melahirkanmu dan Beiming Shaoxi…"      

"Setelah itu, karena semua ini mereka tidak bisa kembali hidup dan pada saat ini kakek sudah menjadi tua. Di sisi lain, kamu dan Beiming Shaoxi bisa tumbuh sampai dewasa. Walau demikian, ada satu generasi yang hilang dalam silsilah keluargamu. Jadi, sepertinya Kakek Beiming adalah paman kalian…"      

Penjelasan Ji An'an ini membuat Beiming Yechen terdiam.     

"Namun kalau membayangkan mereka bisa kembali menjadi muda dan akhirnya bisa hidup satu generasi dengan kalian, bukankah berarti aku menjadi seperti itu?" Tanya Ji An'an yang bingung sendiri.     

"Gadis kampung! Kalau kamu masih berpikir yang aneh-aneh, aku benar-benar ingin memukulmu." Ucap Beiming Yechen sambil menjitak dahi Ji An'an.     

Ji An'an memegang dahinya lalu tertawa nakal, "Kamu tidak boleh menjitak nenek… tidak, dahi bibimu."     

Sambil menatap kesal, Beiming Yechen menekan hidung Ji An'an dengan kuat, "Masih bilang lagi, aku akan membuatmu menjadi nenek-nenek."     

"Sudah berani, ya! Masih berani memukulku?" Ji An'an berkata kesal.     

Namun seketika, pada saat ini terdengar suara, "Phak!" Ya, tendangan yang mengarah ke pintu dengan kuat.     

Raut wajah Beiming Shaoxi yang suram dan beberapa pengawal di belakangnya masuk ke dalam seperti angin dingin memasuki kamar.     

Tatapan yang mematikan itu menatap ke tangan Beiming Yechen yang sedang memegang hidung Ji An'an…     

Ji An'an agak tertegun sejenak. Huh! Di manapun Beiming Shaoxi berada, pria ini selalu berhasil membuat suasana terasa seperti di neraka.     

Beiming Yechen menarik tangannya, dan tidak sadar langsung memasukkan foto yang dipegangnya ke dalam foto album itu.     

Ji An'an mengangkat kepala dan melihat tatapan Beiming Shaoxi yang galak dan murka.     

Apakah dia tidak salah lihat? Apakah ini adalah kecemburuannya?     

Setiap kali Beiming Shaoxi cemburu, dirinya selalu merasa seperti ini, tidak ada perasaan baru atau perubahan yang lain!     

Padahal, dirinya sudah mengira bahwa wanita itu adalah 'Xin Keqi'. Akan tetapi, mengapa bisa secemburu itu?     

"Siapa yang memberikan kalian hak untuk masuk ke kamar ini dan mencuri barang di dalamnya?" Tanya Beiming Shaoxi sambil berjalan dengan langkah kaki yang lebar dan suara yang serak.     

"Kakek memberikan hak dan kakek juga sudah setuju. Lalu, Yechen juga adalah tuan ketiga Keluarga Beiming, bagaimana kamu bisa mengatakannya sebagai aksi pencurian? Apakah hanya mengambil barang di rumah sendiri bisa disebut sebagai tindakan mencuri? Tuan Beiming, hati-hati dengan perkataanmu. Aku sebagai orang luar tidak ada masalah difitnah, tetapi jangan sampai merusak reputasi dari Yechen."     

Beiming Shaoxi langsung tidak bisa membalas ucapannya itu…     

"Aku ini paling tidak suka ada seseorang yang bisa mengatakan hal buruk tentang Yechen. Kalau sampai ada seseorang yang menghinanya, walau sedikit, aku pasti akan langsung membalasnya. Apakah perkataanku salah, Yechen?" Ucap Ji An'an sambil merangkul tangan Beiming Yechen.     

Yechen… Yechen….     

Nama itu dipanggil dua kali dengan begitu mesra, bahkan nada bicaranya yang lembut hampir membuat Beiming Yechen mimisan.      

Beiming Yechen tidak bisa mengatakan apapun, ia hanya bisa membuka matanya lebar dan menganggukkan dengan kuat.     

Namun, pandangan Beiming Shaoxi sudah menatap dengan kobaran api kecembuaran. Walau demikian, ia tidak tahu penyebab datangnya perasaan ini.     

"Phak!" Kakinya menendang kaki meja, tulang kakinya bahkan terdengar seperti mau patah.     

Tetapi dari raut wajah Beiming Shaoxi yang terlihat cemburu dan murka, pria itu tampak tidak merasa kesakitan sama sekali.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.