Bos, Aku Membencimu: Tetapi Kamu Membuatku Jatuh Cinta

Kunci yang Dibawa Kakek



Kunci yang Dibawa Kakek

0"Kalau kakek bisa baik-baik mengikuti semua perintah dokter untuk berobat, maka ada kemungkinan tidak lama lagi dia benar-benar bisa berdiri untuk berjalan, bahkan berbicara…."     
0

Selain itu, para dokter juga sangat senang melihat hasil pemeriksaan.     

Ji An'an dan Beiming Yechen saling menatap, sangat senang mendengar berita ini.     

Selain itu, penyakit kakek ini juga terjadi karena racun yang pernah dibuat oleh Ji An'an. Oleh sebab itu, ia masih merasa bersalah hingga sekarang.      

Namun kalau penyakit kakek bisa sembuh, maka dirinya sudah tidak lagi terjebak dalam perasaan bersalah yang amat berat ini!     

"Dia benar-benar sudah sembuh? Apakah perkembangan kondisinya begitu luar biasa?"     

"Apapun penyakitnya, hal terpenting adalah kemauan untuk sembuh, Dengan suasana hati yang tenang dan bersedia mengikuti instruksi perawatan yang teratur, penyakit separah kanke juga akan mendapatkan keajaiban. Semua ini adalah iman dari kehidupan." Dokter menjelaskan.     

Kalau tidak ada iman dan sudah putus asa, maka obat yang paling bagus juga tidak ada gunanya.     

Sebelumnya, Kakek Beiming merasa sangat kesepian, tidak ada perasaan penantian, suasana hatinya tidak pernah senang dan membuatnya tidak mau minum obat secara teratur.     

Saat istirahat di atas ranjang, mata kakek Beiming selalu terbuka dan mungkin terus mencari wanita itu.     

"Kakek sedang mencarimu." Ucap perawat ke arah Ji An'an!     

Ji An'an dengan tenang berjalan ke sana, melihat tangan kakek itu perlahan-lahan naik dan terjatuh ke ranjang.     

Ji An'an memegang tangannya, langsung ditahan dengan sangat erat!     

Dalam mata Ji An'an yang menangis, ia berkata, "Aku berharap ketika bertemu denganmu lagi, kamu bisa lebih baik daripada sekarang."     

Ia memberikan harapan kepada orang tua ini.     

"Aku masih akan datang melihatmu, menunggumu bisa bergerak lebih banyak lagi, ya!"     

Namun, tatapan Kakek Beiming hanya tidak berhenti menatapnya….     

"Tetapi sekarang, aku harus pergi. Kakek harus berobat dengan baik dan cepat sembuh. Apakah Kakek bisa memahaminya?" Ucap Ji An'an yang perlahan-lahan menarik tangannya.     

Kakek Beiming yang menggunakan semua tenaganya untuk menahannya pun tidak mampu menghentikan lepasnya tangan Ji An'an!     

"Aku akan menunggu Kakek sampai memiliki tenaga untuk menarikku dan menyuruhku tidak pergi. Setelahnya, aku akan menemanimu di sini. Aku akan berbicara denganmu. Jadi aku juga akan menunggumu sampai bisa berbicara jelas denganku. Apakah aku bisa menunggu hari itu?"     

Tangan Kakek Beiming terangkat setengah, melihat Ji An'an berdiri dan pergi sudah merasa tidak senang.     

"Selamat jalan."     

Nyatanya, Ji An'an berbohong. Ia berbohong untuk kebaikan.     

******     

Sebelum pergi, Ji An'an juga meninggalkan foto itu, lalu menyuruh dokter untuk menjaganya. Ia menunggu kakek bangun agar bisa mengambil foto itu. Ia juga berpesan kepada dokter untuk menyampaikan kepada kakeknya bahwa wanita di dalam foto itu sedang menunggunya sembuh dan akan mengunjunginya.     

Setelah keluar dari rumah sakit, Ji An'an bersandar ke jendela mobil, mata masih memerah, tiba-tiba terlihat kilauan kunci yang menyilaukan matanya.     

Ji An'an sangat terkejut melihat kunci kecil di tangan Beiming Yechen, "Kakek membawa kunci rak itu, sekarang kita bisa membukanya."     

"Bagaimana caramu mengambilnya!?"     

"Kunci itu selalu tergantung di dadanya, sebelumnya aku sudah menyadarinya. Hari ini aku melihat bentuk kunci yang hampir sama dengan kunci di rak itu, seharusnya rak itu bisa dibuka sekarang." Ucap Beiming Yechen. Ketika memeluk kakek, ia sengaja mencuri kunci itu.     

Kakek Beiming hari ini hanya menatap ke arah Ji An'an dan tidak sama sekali memperdulikan kunci itu. Orang tua itu tidak mengetahui sama sekali bahwa kuncinya telah diambil.     

"Setelah kakek bangun dan menyadari bahwa tidak ada kunci yang tergantung di dadanya, bukankah akan membuatnya sangat khawatir!"     

"Setelah memakainya, aku akan menyuruh seseorang untuk mengembalikannya. Hari ini, kakek juga sudah hanyut dalam kebahagiaan karena melihat wanita yang ada di dalam foto itu. Dia tidak akan memikirkan hal lainnya."     

"Iya…. kamu sudah menyuruh seseorang untuk menjaga kakek lebih banyak. Hanya saja, aku khawatir dia akan tersiksa karena kehilangan kuncinya."     

Akan tetapi, kakek juga masih bisu, walau tersiksa karena kehilangan kuncinya juga tidak akan membuat siapapun mengetahuinya.     

"Aku sudah menyuruh seseorang untuk menambah keamanan. Oh iya, aku mendapatkan informasi bahwa kakakku juga datang ke sini untuk mengawasi kita."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.