Bos, Aku Membencimu: Tetapi Kamu Membuatku Jatuh Cinta

Aku Memiliki Sebuah Cara



Aku Memiliki Sebuah Cara

0"Tetapi, dia sangat mirip denganku. Kalau dia adalah nenekmu, maka aku adalah?"     
0

Mendengar ucapan penuh ketidakterdugaan itu… Beiming Yechen langsung tertegun.     

"Lalu, apakah kamu pernah melihat nenekmu?" Tanya Ji An'an dengan sangat ragu, Beiming Shaoxi juga sepertinya tidak pernah bertemu dengan neneknya.     

Tidak peduli dirinya adalah Su Qianmo atau Ji An'an, namun Beiming Shaoxi tidak pernah merasa terkejut dengan wajahnya ini.     

"Tidak pernah ketemu. Setelah kami lahir, nenek sudah meninggal. Foto ini selalu dianggap barang kesayangan kakek dan tidak ada yang pernah melihatnya."     

Ji An'an mencibirkan bibirnya, ibu Su selalu mengatakan bahwa dirinya semakin lama semakin mirip dengan orang itu….     

Ia sudah sering mendengar tentang wanita ini. Hanya saja, ia tidak mengetahui latar belakang wanita itu!     

"Pantas saja…. Kakek menginginkanmu, selalu berharap kamu bisa menikah dengan kakakku. Mungkinkah kakek sebenarnya sudah mengetahui identitasmu sejak awal?" Ucap Beiming Yechen.     

Mata Ji An'an langsung terbuka seolah sangat terkejut!     

"Waktu kamu berubah menjadi Su Qianmo, kakek sama sekali tidak merasa terkejut dengan dua identitasmu. Ia bahkan sama sekali tidak bertanya, hanya terus mencarimu." Ucap Beiming Yechen yang mengingat kejadian empat tahun yang lalu.     

Saat Ji An'an ulang tahun, Beiming Shaoxi mempersiapkan acara perceraian, lalu di dalam kapal masih mengatakan tentang dua identitas ini.     

Hanya saja, waktu itu penyakit kakek semakin parah dan harus dirawat di luar negeri. Alhasil, orang tua itu tidak mendapatkan informasi ini.     

Ketika pulang, Beiming Shaoxi sudah melepaskan Ji An'an dan menembak dirinya sendiri di kebun bunga mawar.     

Kakek waktu itu terus mencari wanita ini. Akan tetapi saat mengetahui penampilan Ji An'an yang satunya, orang tua itu juga sama sekali tidak terkejut….     

Beiming Yechen waktu itu juga tidak berpikir terlalu banyak karena juga memikirkan masalah yang begitu banyak. Jadi, ia juga tidak terlalu memikirkan masalah ini dengan teliti.     

"Jadi, kakek lah orang pertama yang mengetahui penampilanku sebenarnya?" Tanya Ji An'an terkejut sampai terduduk.     

Pantas saja kakek bisa melihat dengan tatapan yang begitu berbeda. Ya, tatapan yang penuh dengan kasih sayang.     

Lalu di saat Ji An'an tidak memiliki hubungan apapun dengan keluarga ini, namun orang tua itu sudah mengharuskan dirinya untuk menikah dengan Beiming Shaoxi….     

"Aku dan Beiming Shaoxi sudah memiliki anak. Namun kami juga sudah menjalani beberapa tes kesehatan. Jika memang kami memiliki hubungan darah, harusnya kami sudah mengetahuinya sejak lama. Andai demikian, kakek sudah pasti tidak akan menyetujuinya." Jelas Ji An'an.      

Ya, hanya masalah ini yang sulit dimengerti dengan logika mereka saat ini….     

"Mungkinkah nenek tidak menikah dengan kakek? Mungkin wanita ini hanyalah cinta pertamanya?" Tanya Beiming Yechen terdiam sejenak.     

Melihat ke belakang foto itu, ada tulisan kakek dalam bahasa inggris…     

"Melewati seribu tahun, dibawah pohon Bodhi, buku itu masih tetap sama, masih menunggu pertemuan kita di kehidupan berikutnya, demi melihatmu sekali lagi."     

"Beiming Yechen, ayo kita melihat kakek! Dia memang tidak bisa berbicara, namun dia pasti sangat merindukannya…." Ucap Ji An'an mengambil foto itu.     

"Mau pergi sekarang?"     

"Bukankah foto ini dilihat oleh kakek setiap hari? Aku yakin dia begitu merindukannya! Sayangnya, kakek memang sudah tidak bisa berbicara ataupun bergerak, bahkan tidak bisa mengatakan apapun kepada kita lagi!" Ucap Ji An'an sambil menangis.     

Beiming Yechen terdiam melihatnya, lalu setuju, "Iya." Kalau memang demikian, maka orang tua itu juga sangat ingin bertemu dengan Ji An'an.     

"Namun aku masih ada satu cara yang lain!"     

******     

Di rumah tua, cahaya bersinar indah dan hangat.     

Seorang wanita tampak memakai pakaian berkuda dengan sepatu bot sedang duduk di punggung kuda berwarna merah yang tinggi, berlari dengan begitu indah di lahan rumput ini.     

Dari jauh, ia bisa melihat senyuman yang begitu anggun, seperti cahaya dari surga sedang bersinar untuknya….     

Beiming Yechen mendorong kursi roda lalu membawa kakek ke tempat rumput.     

Mata kakek yang sudah buram perlahan-lahan menatap jelas dan bersinar, semakin bersinar seperti dalam matanya ada bintang yang berkedip dengan tidak biasa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.