Bos, Aku Membencimu: Tetapi Kamu Membuatku Jatuh Cinta

Kamu Tidak Pantas Mati



Kamu Tidak Pantas Mati

0"Tuan Ketiga?" Wei'er sangat terkejut ketika melihat satu bayangan berjalan ke dalam.     
0

Setelah kembali, Beiming Yechen dalam sekejap memberikan begitu banyak bukti kepada Beiming Shaoxi. Hal itu sungguh memukul hati Beiming Shaoxi dengan kuat….     

Kemudian setiap hari, selalu menemani kakek di ruangannya, hampir tidak pernah keluar.     

Wei'er juga pernah memohon dan mengatakan bahwa Tuan sangat menyesal, sekarang hampir setiap hari menyiksa diri dan tidak mau makan ataupun semangat untuk hidup.     

*****     

Pada saat waktu makan, mangkok di tangannya direbut oleh Beiming Yechen. Tuan ketiga ini juga mengambil sendok, namun dengan cepat menyuapkan bubur itu ke mulut Beiming Shaoxi.     

Ekspresi wajah Beiming Shaoxi yang dingin, membuat tatapannya ikut terlihat dingin dan menakutkan.     

Kalau sampai ada pelayan lain yang mendekatinya, pria ini pasti akan menendangnya pergi sejauh mungkin…     

Lagi pula, dua bersaudara ini sudah begitu lama tidak berbicara dengan baik-baik.     

"Makan! Kenapa tidak mau makan? Kamu ini adalah pria tertua, namun masih memakai cara tidak makan dan mau bunuh diri seperti ini?" Tanya Beiming Yechen sambil memaksanya makan.     

"Pergi." Beiming Shaoxi dengan kuat menutup matanya.     

Sendok itu langsung masuk ke dalam mulutnya ketika Beiming Shaoxi berbicara….     

Beiming Yechen membungkukkan badan dan dengan nyaring berkata, "Kamu telah berhutang banyak kepada Ji An'an, apa kamu kamu masih ingin mati? Kamu tidak pantas untuk mati!"      

"Kak, kamu hanya pantas menjalani hidup yang menderita ini. Kalau dia masih hidup, maka kamu harus hidup untuk menebus kesalahanmu. Walaupun dia tidak memaafkanmu, kamu seharusnya melakukan apapun yang harus kamu lakukan!"      

"Namun andai dia sudah mati, kamu juga harus bertahan hidup, membuat waktu yang begitu panjang ini menyiksamu dan membuatmu merasakan perasaan hidup tetapi ingin mati."     

Beiming Shaoxi agak mengerutkan kening, lalu satu sendok bubur masuk ke dalam mulutnya lagi.     

Kali ini, Beiming Shaoxi tidak memuntahkannya, ia akhirnya mau menelannya.     

Mangkok di tangan Beiming Yechen dengan kuat dilempar, "Pergi, hidangkan dia sepanci bubur lagi!"     

"Satu panci? Tuan belum boleh makan begitu banyak, kondisi tuan sekarang tidak memungkinkannya untuk makan terlalu banyak." Ucap Wei'er.     

"Sampai hari ini, aku belum mendengar kabar ditemukannya Ji An'an. Aku akan menunggunya… Andai tidak menemukan kabarnya sampai tua nanti, aku akan terus menunggunya." Setelah mengatakannya, Beiming Yechen langsung membalikkan badan dengan cepat meninggalkan ruangan.     

Wei'er terkejut, kelihatannya Tuan ketiga masih tetap sangat khawatir dengan keadaan tuan pertama.     

Ia pun turun dan mengambil satu mangkok bubur dan sup yang bernutrisi. Setelah itu, ia memberikannya kepada Beiming Shaoxi untuk disantapnya sampai habis.     

Melihat ini, Wei'er merasa sangat senang. Apalagi setelah melihat tuannya bersedia makan setiap dua atau tiga jam sekali, tuannya ini bahkan mau memakan sampai habis.     

*****     

Satu bulan lebih kemudian, tepatnya di sore hari…     

Ji An'an khusus memilih waktu saat kebanyakan orang-orang bawahan Gu Nancheng telah pulang.     

Saat ini, di depannya terdapat kuburan yang sunyi senyap. Kebetulan cuaca hari ini sedang hujan gerimis dan mobil Gu Nancheng berhenti di dekat kuburan. Ji An'an memegang satu ikat mawar putih dengan wajah yang sudah jauh lebih sehat, bibirnya juga menunjukkan senyuman yang menyenangkan.     

Walau demikian, sikap wanita ini berubah jadi lebih pendiam. Ia tidak suka berbicara dan ekspresi wajahnya juga amat tenang.     

Setelah Ayah Su meninggal, Ji An'an membakarnya dan memindahkan abunya ke dalam kotak khusus. Waktu itu, ia bahkan tidak memiliki uang untuk membelikan sebidang kuburan.     

Kemudian Ayah Ji bersedia mengeluarkan sejumlah uang untuk membeli sebidang kuburan untuk Ayah Su.     

Sebelumnya hampir setiap tahun, Ji An'an selalu bersikap cengeng. Ia pun tidak pernah absen untuk datang melihat pada hari peringatannya.     

Setelah tertidur selama tiga tahun lamanya, ia tentu tidak memiliki kesempatan untuk datang lagi….     

Selain itu, kuburan ayahnya itu letaknya sangat jauh. Hal ini disebabkan karena waktu itu tidak ada anggota keluarganya yang memiliki banyak uang. Apalagi fengshui kuburan ini juga dianggap kurang baik, bahkan tidak mendapatkan lokasi penguburan yang terbaik di tempat ini.     

Langkah kaki Ji An'an berhenti dan dari jauh melihat kuburan Ayah Su yang berubah menjadi sangat besar seperti sebuah bangunan rumah kecil.     

Batu nisan yang tertulis namanya terlihat berwarna emas, lalu tamannya juga didesain dengan gaya eropa.     

Lalu ada malaikat kecil yang diukir dengan sangat detail dan bagus untuk menjaganya. Ornamen kecil ini bahkan terlihat begitu hidup….     

Tidak hanya itu, masih ada tanaman bunga mawar putih yang mengelilinginya. Bunga-bunga itu tumbuh begitu lebat dengan dedaunan segar, serta sangat jelas ada seseorang yang ditugaskan untuk sering mengurusnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.