Bos, Aku Membencimu: Tetapi Kamu Membuatku Jatuh Cinta

Tidak Peduli Siapa Yang Mati



Tidak Peduli Siapa Yang Mati

0Seketika datanglah seorang pelayan yang membawakan air panas. Gu Nancheng pun mengambil handuk untuk perlahan-lahan membersihkan air mata di wajah wanita yang indah ini.     
0

Ji An'an yang tidak merasa benar-benar aman pun mengerutkan kening…     

Ia dengan sekejap memegang erat tangannya dan merasakan ada luka di pergelanangan tangannya yang sangat dalam. Hey, apakah Ji An'an menggores dengan begitu kuat?     

Mata Gu Nancheng yang melihat luka itu langsung terlihat suram dan menderita.     

*******     

Dua hari kemudian, tepatnya di tengah malam.     

Ji An'an yang terbangun lalu melihat seorang pria sedang duduk di kursi dengan mengantuk. Bibir pria itu tampak merah dan sekarang matanya sedang setengah tertutup. Walau tampan, namun wajahnya itu juga terlihat sangat jahat. Daun telinganya yang terpasang berlian hitam juga sedang memancarkan cahaya yang dingin.     

Ji An'an menatapnya, tidak berani berbicara, seperti sedang melihat gelombang busa yang sangat mudah pecah.     

Tiba-tiba Gu Nancheng membuka matanya dan melihat sepasang mata yang terpancar cerah milik Ji An'an, "Sejak kapan kamu bisa bangun? Apakah badanmu masih tidak nyaman? Mau minum air?"     

Dalam beberapa hari ini Ji An'an juga telah bangun secara samar-samar untuk minum air, tetapi kesadarannya masih tidak terlalu jelas.     

Gu Nancheng pun menuangkan segelas susu hangat, membungkukkan badan untuk mengangkat badan Ji An'an dan menyuapinya secara perlahan untuk memudahkannya meminum susu itu.     

Ji An'an juga tidak hentinya menatap Gu Nancheng. Ia pun memandangnya dalam-dalam sambil meminum susunya secara perlahan.     

Setelah meletakkan gelas kosong itu, Gu Nancheng lanjut menekan bel untuk memanggil pelayan dan menyuruh pelayan untuk mempersiapkan makanan….     

Mata Ji An'an yang hitam menatap Gu Nancheng dan tidak berpindah sedikitpun. Apalagi, pria ini begitu aktif untuk memeriksanya. Ia bahkan menggunakan dahinya untuk memeriksa suhu tubuh Ji An'an. "Kenapa? Apakah masih tidak sehat?"      

Mata Ji An'an mulai merah lagi.     

Melihat itu, Gu Nancheng mengerutkan kening, "Kalau kamu menangis lagi, aku juga tidak tahu hal yang harus kulakukan untukmu."     

Ji An'an yang sedih menundukkan kepala. Ia hanya berpikir bahwa sejak dirinya kecil, hanya Gu Nancheng yang selalu bersamanya.     

Hubungan mereka berdua sangat rumit… namun terjalin kental seperti darah dalam tubuh.     

"Ke mana kamu pergi selama ini? Pergi selama tiga tahun ini." Tanya Ji An'an yang menahan air matanya.     

Gu Nancheng tidak menjawabnya, hanya menatap kasihan…     

"Kapan kamu bisa kembali mengingat semuanya? Mengapa tidak datang untuk mencariku? Apakah kamu tahu kehidupan yang kulalui beberapa tahun ini?" Air mata Ji An'an menetes ke selimut dan membasahi satu bulatan yang besar.     

Kalau Gu Nancheng lebih awal datang, maka Ji An'an juga tidak akan perlu bertemu dengan Beiming Shaoxi dan melewati penderitaan yang begitu banyak ini.     

Tidak lama kemudian, bibir Gu Nancheng mulai bergerak dan berbisik, "Kali ini, aku telah pulang, tidak akan meninggalkanmu sendiri lagi."     

"Pembohong, kamu sebelumnya juga membohongiku seperti ini. Bahkan saat meninggalkan aku, kamu juga tidak mengatakan apa pun…."      

"Ketika kamu pergi waktu itu, Keluarga Su telah mengalami tragedi yang besar. Ayahku meninggal, ibuku sekarang ditangkap dan kondisinya seperti orang yang terjebak di antara hidup dan mati… aku selalu menunggumu, menunggu selama tiga tahun saat itu. Nyatanya Gu Nancheng yang kutemui hanyalah seseorang yang mengingat semua hal tentang dunia ini tetapi hanya melupakan aku."     

"Aku tahu, aku tahu semuanya Su Qianmo…" Gu Nancheng mengepalkan tangannya, seperti ada banyak perkataan yang ingin dikatakan tetapi juga tidak bisa disampaikan dari mulutnya.     

Gu Nancheng memiliki sesuatu yang tidak bisa dikatakan.     

"Kamu sudah mengetahuinya?" Tanya Ji An'an dengan penuh sakit hati dan memegang dadanya. Kalau sudah mengetahuinya, mengapa masih begitu tega untuk tidak mencarinya? Mengapa harus sampai membuatnya merasa paling sengsara dan tidak memiliki harapan hidup, setelah itu baru muncul di depannya?     

"Lain kali, walaupun dunia ini sudah hancur, tidak peduli siapa yang mati, aku tidak akan membiarkanmu menderita lagi." Ucap Gu Nancheng sambil memegang erat tangan Ji An'an, "Percayalah denganku, berilah aku satu kesempatan lagi…."     

Ji An'an menatapnya dengan mata yang basah, "Tetapi, nyawaku… sudah tidak bisa bertahan terlalu lama…"     

"Siapapun bisa mati, tetapi Su Qianmo milikku sudah pasti akan mengalami masa tuanya terlebih dahulu, lalu menikmati keindahan dan semua kebahagiaan dunia ini hingga tua nanti." Ucap Gu Nancheng dengan senyuman yang memikat, "Walaupun aku mati, saat itu juga bukan berarti giliranmu untuk mati."     

Tatapan Ji An'an seketika menatap kosong, "Ibuku waktu itu memberikan kunci kepadamu, ada rahasia penyakitku dan informasi mengenai batu permata itu. Kamu seharusnya sudah tahu, aku tidak akan hidup lebih lama lagi."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.