Bos, Aku Membencimu: Tetapi Kamu Membuatku Jatuh Cinta

Suara Perintah Yang Serak



Suara Perintah Yang Serak

0Napas Ji An'an masih lemah, ia bermimpi melihat dirinya menari sambil terbang ke bawah awan yang diliputi sinar matahari. Awan-awan itu juga dikelilingi dengan tangga yang indah, dan awan itu berbentuk hati juga terasa seperti marshmallow.     
0

Ji An'an mulai melangkah setapak demi setapak dengan pelan. Ia ingin pergi ke dunia yang tidak memiliki penderitaan atau kesedihan.     

Tiba-tiba tumbuhan yang sangat besar dari bawah dengan cepat menumbuhkan akar dan daun. Pertumbuhannya yang cepat seakan sedang mengejarnya.     

Senyuman Ji An'an hilang, ia mulai berlari ke depan, "Ayah… tunggu aku…."     

Sayangnya, sebuah sulur telah berhasil melilit pergelangan kakinya… membuatnya panik dan menatap ke langit.     

Pintu surga perlahan-lahan tertutup.     

"Ayah, ayah!!!" Ji An'an memanggil dengan suara yang pelan.     

Beiming Shaoxi memegang satu tangannya, matanya seperti dibalut oleh es, "Ji An'an, Ji An'an! Ji An'an!!!"     

Suara Beiming Shaoxi yang terus memanggilnya sampai suaranya menjadi serak.     

Beiming Shaoxi tidak akan melepaskannya, tidak akan membuat wanita ini bisa begitu saja pergi darinya…     

Suara Beiming Shaoxi masuk ke dalam mimpinya, memaksanya untuk kembali dan menahan kakinya.     

******     

Pagi harinya, tenggorokan Ji An'an seperti tergores oleh pisau, ia merasa sangat haus hingga membuatnya tersadar dari mimpinya.     

Namun tatapan yang dingin langsung menatapnya, tubuhnya yang tegang mengetahui bahwa dirinya telah hidup kembali. Apalagi, suasana ranjang dan kamar ini juga terasa begitu familiar dengannya.     

Ya, seseorang yang memiliki tatapan dingin itu telah duduk di samping ranjang sepanjang malam sampai tidak tidur hanya untuk melihat Ji An'an. Tatapannya yang sedih selalu melihat badai hujan yang ada di luar jendela.     

Kesunyian di dalam kamar terus diperpanjang.     

Gerakan Beiming Shaoxi yang kaku, memanggil pelayan.     

Dengan sangat cepat, ada seorang pelayan yang mengambilkan bubur daging yang selalu dihangatkan. Ia sengaja menunggu Ji An'an bangung agar bisa disantap oleh wanita ini.     

Kemarin malam, Ji An'an kehilangan terlalu banyak darah. Sayangnya meski telah ditransfusikan sekantong darah semalaman, tetapi tubuhnya masih sangat lemah.     

Dokter mengatakan bahwa nutrisi dalam tubuhnya sangat tidak baik, harus melakukan pemulihan.     

"Nyonya, silahkan makan buburnya." Pelayan bersandar ke ranjang perlahan-lahan untuk menyiapkan makanannya.     

Ji An'an dengan perlahan menutup mata, mulutnya masih tetap tertutup, tidak ada minat untuk memakannya.     

"Nyonya, kalau kamu tidak makan, tubuhmu akan semakin lemah."     

"Serahkan kepadaku." Beiming Shaoxi memerintah dengan suara yang sangat serak.     

Ji An'an dengan tenang menutup matanya, sampai sepasang tangan memegang tubuhnya dengan berhati-hait sembari bersandar ke bantal ranjang.     

Beiming Shaoxi dengan suara serak berkata, "Buka mata dan makan! Kalau tidak, aku tidak berani jamin hal yang akan aku lakukan kepadamu."     

Perintah Beiming Shaoxi yang dingin ditambah dengan nada yang keras!     

Ji An'an seperti tidak mendengarkan apapun. Walaupun telah diselamatkan, namun kali ini jiwanya benar-benar sudah mati.     

Tidak peduli Beiming Shaoxi melakukan apapun yang diinginkannya, Ji An'an juga tidak bisa mengubah keinginannya.     

Dalam kepalanya telah dipenuhi dengan ingatan dan pengalaman yang penuh dengan penderitaan. Selain itu, dirinya juga memiliki bekas luka yang sudah tidak bisa dipulihkan.      

Setelah ini saat melihat Beiming Shaoxi, ia hanya mengingat dirinya telah membunuh kakek, membunuh anaknya sendiri, membuat peluru tertanam ke dalam otaknya, lalu menjadikan keberadaan Beiming Yechen seperti hantu… Dirinya yang bersikap kejam telah terukir dalam kepalanya…     

Dengan demikian, Ji An'an pun menjadi takut kalau dirinya masih disini, nanti akan membuat Xin Keqi menggugurkan anaknya dan menjadikan dirinya lebih merasa berdosa dari sebelumnya.     

Sendok sudah berhenti di depan mulutnya, sayangnya wajahnya yang pucat masih terlihat tidak mau makan.     

Beiming Shaoxi telah menekan tulang dagunya. Sayangnya, Ji An'an tetap menutup mulutnya dengan erat dan tidak bersedia untuk membuka mulut dengan keras kepala.     

Beiming Shaoxi hampir saja mematahkan tulangnya, namun wanita ini tidak mengatakan sakit atau bahkan masih tidak mau makan sedikitpun.     

"Oh, kamu mau bermain-main untuk tidak makan? Sangat bagus, Tuan Ji juga akan menemanimu sampai mati."     

Bulu mata Ji An'an seketika agak bergerak, kemudian seolah tidak mendengarnya.     

"Apakah ini caramu untuk berbakti? Sekarang, kenapa masih membuat saudaramu harus menemanimu menderita juga?!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.