Bos, Aku Membencimu: Tetapi Kamu Membuatku Jatuh Cinta

Orang Yang Tidak Bisa Dibawa Keluar



Orang Yang Tidak Bisa Dibawa Keluar

0"Aku tidak tahu!"     
0

Kalau sudah mengetahuinya, Beiming Shaoxi pasti sudah memakaikan rambut Ji An'an dengan pita khusus. Dengan kata lain, ia masih tetap sangat khawatir Ji An'an akan kabur darinya lagi.     

Ji An'an pun membayar, lalu menarik tangannya keluar dari toko obat, "Kalau begitu bagaimana setelah ini, semua lukanya itu terjadi karena aku. Dia sekarang tinggal di rumah sakit, aku pasti harus menjenguknya."     

"Aku akan menemanimu pergi ke sana."     

"Tetapi kakek…."     

"Sudah banyak dokter yang telah menjaganya. Kalau ada apa-apa, aku bisa langsung pulang." Hal yang terpenting dirinya masih ada di kota S, maka masih bisa pulang dengan cepat.     

Kemudian, keberadaan Beiming Yechen juga masih belum ditemukan. Kakek yang belum melihat cucu ketiganya, pasti juga tidak akan secepat itu meninggalkan mereka.     

Sebaliknya, Ji An'an melihat bahwa pria itu begitu keras kepala. Dua orang ini pun lanjut pergi ke toko bunga serta memilih bunga dan buah.     

Dari jauh, ada sebuah mobil berwarna hitam. Di dalamnya ada seorang pria dengan ekspresi yang suram sedang menatap punggung belakang mereka.     

Beiming Shaoxi mengambil dua keranjang buah-buahan, memeluk bunga dan tidak membuat Ji An'an menyentuhnya.     

Masih belum naik ke mobil, Wei'er sudah dengan cepat mengambil barang dari tangan Beiming Shaoxi.     

Ketika naik ke mobil, Beiming Shaoxi dengan sendirinya membukakan pintu untuk Ji An'an supaya dirinya tidak terjatuh.     

Pria ini seolah menunjukkan dirinya yang sedang begitu mesra seperti sepasang kekasih yang telah bersama sangat lama.     

Mobil pun bergerak dan meninggalkan asap abu-abu yang panjang.     

******     

Beiming Shaoxi berdiri di ujung lorong rumah sakit VIP, melihat jam tangannya dan mengatakan kepada Ji An'an bahwa mereka sudah sampai di tempat.     

Sana tidak menyukainya, tentu saja tidak ingin melihat pria itu. Mengingat ini, Ji An'an pun menyuruhnya untuk menunggu sebentar dan akan secepatnya keluar dari rumah sakit ini.     

Ekspresi wajah Beiming Shaoxi tampak tidak senang saat mendengar permintaan itu. Lagi pula, apakah dirinya adalah orang yang tidak bisa diajak keluar? Ji An'an tidak pernah berinisiatif membawanya dan memperkenalkan dirinya kepada temannya. Setiap kali ada orang lain, ia selalu disingkirkan dan disembunyikan.     

"Aku akan segera kembali, 10 menit saja." Ucap Ji An'an yang menghibur.     

'Baguslah,' Pikir Beiming Shaoxi. Lagi pula, ia merasa bisa mendengar segala hal yang dibicarakan oleh temannya itu. Ya, ketika di belakangnya, ia bisa membayangkan topik-topik yang dibicarakannya kepada teman-temannya!     

Beiming Shaoxi merapikan jepitan rambutnya dan berkata, "Tidak perlu buru-buru, kalau ada apa-apa telepon aku saja."     

Ji An'an tersenyum dan berkata, "Beiming Shaoxi, kamu sungguh sudah memperlakukanku dengan sangat baik."     

"Kalau begitu ingatlah kebaikanku. Kamu juga harus memperlakukanku dengan baik!"     

"Aku bisa."     

Di dalam kamar pasien, terdengar suara yang sangat ramai.     

Ji An'an membuka pintu dan…. Ya Tuhan!!! Di dalam kamar ini ada pesta, Sana benar-benar punya banyak teman…     

"Sialan, ternyata juga tidak bisa mengalah untuk seorang pasien, tidak memperbolehkanku menang satu kali?" Sana yang kepalanya masih diikat kain kasa, namun hidungnya sudah terdapat tulisan 'bodoh'. Meski satu kakinya digantung, mereka semua tetap mengajaknya bermain kartu poker.     

Ji An'an masuk dan semua orang di dalam ruangan terdiam sunyi….     

Orang-orang di dalam ruangan hanya memandang…     

Sana membalikkan wajah dan melihat Ji An'an, dengan sangat senang berkata, "Di sini!"     

Ji An'an meletakkan buah dan bunga, dengan tidak percaya bertanya, "apakah kalian sedang berpesta?"     

"Bukan, hanya reunian saja… mereka mengatakan bahwa tidak bisa melakukannya tanpa ada aku. Sekarang semuanya ada disini, aku juga sudah sakit seperti ini. Jadi, semuanya memutuskan untuk mengunjungiku di kamar pasien ini." Sana berkata seolah terpaksa, "Oh iya, Ji An'an. Bukankah kamu juga teman sekelas kami?"     

Mendengar pertanyaan ini, orang di dalam ruangan masih terdiam…     

'Ji An'an? Apakah wanita yang selalu kemana-mana bersama Sana dan selalu terlihat sangat kampungan itu?     

Mereka juga pernah mendengar bahwa Ji An'an memiliki dua identitas. Hanya saja, mereka tidak langsung melihat dengan mata kepala sendiri dan mengetahuinya sebagai rumor belaka.     

Ji An'an seperti sebuah barang yang sangat mahal dan dibawah oleh Sana untuk diperkenalkan kepada lima sampai enam orang pria yang duduk disamping ranjang.      

Wajah mereka tampak familiar. Sejak Ji An'an masuk ke dalam ruangan, mereka sudah menatapnya dan melihat dirinya seperti sinar yang memancarkan gemerlap dan tidak ada seorangpun yang berani bergerak.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.