Bos, Aku Membencimu: Tetapi Kamu Membuatku Jatuh Cinta

Mungkin Kakek tersadar Sebelum meninggal



Mungkin Kakek tersadar Sebelum meninggal

0Di ranjang model Prancis, Kakek Beiming bersandar di bantal besar, tubuhnya kurus seperti batang yang layu.     
0

Di bawah usaha penyelamatan dari para dokter, orang tua ini masih bisa selamat untuk sementara waktu. Ia tiba-tiba bangun dengan keadaan yang lebih bersemangat.     

Orang tua ini masih mengingat orang-orang yang ada di dekatnya. Ia secara inisiatif meminta untuk bertemu dengan Beiming Shaoxi.     

Dokter khawatir bahwa… hal ini mungkin karena kakek tersadar sebelum kematiannya. Ia pun merasa panik dan segera memanggil tuan muda.     

"Tuan, untuk saat ini kakek Beiming, hanya ingin bertemu tuan muda. Katanya, ia ingin mengatakan sesuatu." Porti berdiri di pintu sambil menyeka air matanya, "Kakek juga ingin melihat Nona Kedua, setidaknya tuan muda dan tuan ketiga…"     

Beiming Shaoxi menggertakkan rahangnya, "Bawa Leo ke sini. Selain itu, segera minta seseorang untuk mencari tuan ketiga!"     

"Bagaimana dengan Nona Kedua?"     

"Bawa dia ke sini, dan peringatkan dia untuk menjaga setiap perkataannya!"     

Ji An'an berdiri di luar pintu dengan tangan dan kaki yang dingin, ada perasaan sedih, seakan seluruh darah di tubuhnya akan membeku.     

Wanita ini sekarang ada di posisi yang sangat pasif, tidak bisa melakukan apa pun dan hanya bisa menunggu. Ia akan menunggu sampai Kakek Beiming melewati penderitaan ini, setidaknya sampai semua racun dapat dibersihkan dari dirinya. Setelahnya, ia akan mengungkapkan semuanya kepada Beiming Shaoxi.      

Mungkin saja... Semua itu tidak akan menjadi dosa yang besar, karena semuanya telah berlalu.     

Sayangnya, semua masalah berjalan ke arah yang terburuk ...     

Beiming Shaoxi segera masuk untuk berbicara. Setelah beberapa saat, Leo yang masih tidur siang di bahu Wei'er juga dibawa masuk.     

Ketika Beiming Shilan masuk ke kamar, matanya menatap dengan kejam ke Ji An'an, seakan penuh dengan kebencian.     

Ji An'an mengerutkan keningnya, apakah Beiming Shilan sudah mengenal kalau dirinya bukan Xin Keqi?     

Pembicaraan Beiming Shaoxi berakhir dan dia berjalan dari dalam ke luar. Ia melangkah sambil mengerutkan keningnya.     

"Apa yang Kakek katakan?" Ji An'an bertanya dengan gugup, melihat ekspresi Beiming Shaoxi yang sangat serius.     

Beiming Shaoxi tidak menjawab dan hanya terdiam.     

"Beiming Shaoxi?!" Melihat Beiming Shaoxi hanya terdiam, Ji Anan melambaikan tangan di depannya. Akhirnya, ia mengulurkan tangan dan memegang dadanya.     

Beiming Shaoxi kembali tersadar dari lamunanya dan menjawab Ji An'an.     

"Apa yang Kakek katakan?" Itu membuatnya tampak bingung.     

Beiming Shaoxi tanpa sadar memeluk pinggangnya, mencium keningnya, "Tidak apa-apa, semuanya akan berlalu begitu saja."     

Ji Anan ketakutan, bingung, tenggorokannya juga kering....     

"Tuan, aku sudah cari ke mana-mana, tapi aku tidak menemukan tuan ketiga."     

Mata Beiming Shaoxi penuh dengan kemarahan, "Cari! Gali seluruh kota S, aku harus menemukannya."     

Tiba-tiba terdengar suara tangisan dari Beiming Shilan…     

Hati Ji An'an pun terenyuh… seperti rusa yang bersembunyi di hutan karena takut, ia tiba-tiba mengangkat kepalanya.     

Pintu terbuka, Wei'er menggendong Leo keluar dengan muka kebingungan....     

Anak kecil itu tidak tahu hal yang sedang terjadi, hanya tahu kakek buyut sedang sakit.     

"Mo'mo…" Anak itu dengan muka yang sangat sedih tampak menahan air matanya. Kemudian, ia tiba-tiba tersadar bahwa Ji An'an sudah dalam pelukan Beiming Shaoxi.     

"Nyonya Muda, Tuan menyuruhmu masuk." Di sisi lain, Porti berkata seperti itu. Pelayan satu ini tampak menyeka air matanya dengan bajunya sambil membuka pintu.     

Ji An'an yang memegang anak kecil itu, langsung merasa gugup seolah sedang menghadapi penghakiman.     

Beiming Shaoxi menggenggam tangan kecilnya, dengan telapak tangannya yang besar.     

Ji An'an seperti teringat pernah merasa terpaksa untuk menikah dengan Beiming Shaoxi sampai dirinya tidak mau makan selama beberapa waktu. Ia juga mengingat kakek yang selalu memutarkan video yang berisi tentang dirinya secara terus-menerus…      

Ji An'an juga mengingat saat-saat kakek yang paling suka mendengar candaannya yang nakal. Keduanya pun bisa tertawa lepas dengan sangat menyenangkan setiap saat....      

Dan sekarang, kakek Beiming terbaring di tempat tidur, mata dan pandangannya gemetar, napasnya terengah-engah. Setiap tarikan napasnya terasa berat untuk dihembuskan.      

Dengan melihat keadaannya yang menderita, semua orang di rumah ini pun paham bahwa hidup orang tua ini hanya bisa sampai di akhir musim dingin ini. Ya, kesehatan Kakek Beiming tidak akan pulih.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.