Bos, Aku Membencimu: Tetapi Kamu Membuatku Jatuh Cinta

Berjalan Ke Seekor Serigala Besar



Berjalan Ke Seekor Serigala Besar

0Tangan Ji An'an menjadi kaku. Ia hanya merasa bahwa Beiming Shaoxi memang orang yang tidak tahu malu. Meski demikian, ia tetap merasa sangat malu.     
0

Pria itu dikenal sebagai seseorang yang dingin dan angkuh. Dengan sikapnya yang seperti ini, bukankah akan menghancurkan harga dirinya di depan Keluarga Ji?     

Padahal Ji An'an sudah sangat berhati-hati menjaga harga dirinya di depan keluarganya. Namun lihat yang terjadi, bukankah pria ini sendiri yang menghancurkan harga dirinya sendiri hingga tidak berbentuk?     

"Leo, jangan berjalan tanpa menggunakan alas kaki. Apalagi lantainya sangat dingin. Ayo, berbaring di dalam selimut!"     

Ji An'an membuat susu sembari memperhatikan Leo yang ada di depan jendela. Tampaknya anak ini memang secara khusus berdiri di sana untuk membuat Beiming Shaoxi marah.     

Leo yang mendengar ucapan Ji An'an, ia langsung menurut dan dengan baik naik ke atas ranjang.     

Padahal, Beiming Shaoxi juga tidak memakai baju. Namun, mengapa Ji An'an tidak khawatirkannya yang sedang kedinginan?     

Seharusnya, ia juga mendapat perhatian yang sama. Setidaknya, ia bisa melihat Ji An'an memberikannya segelas susu hangat untuk diminum!     

Sungguh, Beiming Shaoxi terkadang merasa bahwa di dalam hati Ji An'an hanya ada dirinya. Namun terkadang, ia masih merasa bahwa masih ada banyak orang di hati wanita itu. Kalau dibandingkan dengan orang lain, hal ini membuat Beiming Shaoxi merasa terkadang dirinya di antara ada dan tiada dalam hatinya…     

Di lain sisi, anak kecil itu tampak memegang gelas susu dan meminum semuanya dalam satu tegukan. Setelah minum susu, sudut mulutnya masih meninggalkan bekas susu dengan sangat lucu. Lalu, ia bertanya, "Ayah… kasihan sekali di luar!"     

Mendengar itu, Beiming Shaoxi tidak merasa senang sama sekali. Ia justru marah dan dalam hati berkata, 'Apa kamu masih bisa merasa kasihan kepadaku?'     

"Apakah Leo berharap kita membiarkan ayahmu masuk?" Tanya Ji An'an yang ragu.     

Anak kecil itu dengan tegas menggelengkan kepala, "Usir dia keluar!"     

"Awas saja kamu, Beiming Simo! Ketika matahari terbit besok, aku akan membuat pantatmu berubah menjadi merah!!!!"     

"Mengapa kamu tidak pergi tidur saja?"     

"Kalau tidak melihatmu satu menit pun, aku juga tidak bisa tertidur…"     

Saat semua anggota Keluarga Ji yang mendengar percakapan romantis ini, mereka juga kebetulan mendapat kabar dari televisi bahwa besok akan mendung…      

Kembali ke Leo, anak ini malah panik. Jika pantatnya berubah menjadi merah, bagaimana dirinya bisa buang air besar dengan normal?!     

*******     

Ji An'an nyatanya masih dengan kejam tidak memperdulikan pria yang ada di luar jendela itu.     

Namun, mau bagaimana lagi? Ji An'an sudah menilai bahwa pria itu seperti serigala yang bisa memakan mangsanya dengan kejam. Meski dirinya tidak ada niat menyentuhnya, namun kenapa pria ini justru memanjat ke sini?     

Sedangkan Ji An'an sendiri, dirinya bukan tidak ingin disentuh oleh pria itu. Hanya saja, ia tidak ingin memperlihatkan interaksi mereka berdua di depan anggota Keluarga Ji…. Andai ada yang mengetahuinya, maka hal ini akan membuat interaksi Ji An'an kepada keluarganya menjadi canggung dan memalukan.     

Ish... mengapa pria itu tidak bisa menahan untuk satu malam saja? Dengan dinginnya angin yang berhembus malam ini, pria itu bisa meredamkan api gairah dalam tubuhnya sejenak dan pergi begitu saja?     

Ji An'an membersihkan diri sebentar, lalu berbaring diatas ranjang bersama Leo dan membacakan dongeng untuknya.     

Leo sendiri merasakan kehangatan yang nyaman dengan wajah kecil yang merah dan matanya yang sudah agak mengantuk. Namun, tiba-tiba ia memanggil dengan khawatir, "Mo'mo…"     

"Iya?"     

"Besok ayah akan memukul pantatku… apakah kamu masih akan menyukaiku?"     

"Iya, tentu saja aku akan menyukaimu."     

Leo dengan senang menutup matanya lalu tertidur. Karena walaupun pantatnya dipukul sampai merah, ia juga mendapatkan lebih banyak kasih sayang dari Mo'mo daripada Beiming Shaoxi.     

Ji An'an menutup buku dongeng dan mematikan lampu, ia berbaring dan memeluk badan anak kecil yang wangi itu. Walau demikian, dalam hatinya seketika merasa bersalah dan membuatnya kesulitan untuk tidur. Selain itu, di luar teras sudah tidak terdengar suara. Ia pun ingin tahu, mungkinkah pria itu masih ada di sana?     

Namun… saat dirinya akan melihatnya, ia khawatir jika pria itu masih belum pergi dari sana.     

Setelah berbaring diatas ranjang setengah jam, pada akhirnya Ji An'an yang sudah tidak bisa tidur juga tidak mendengarkan suara apa pun dari teras.     

Ji An'an mulai menyalakan lampu teras lalu dengan gerakan kaki dan tangan yang ringan berjalan ke depan jendela dan diam-diam membukanya.     

Sayangnya, walaua suasana malam ini sudah sangat sunyi, Beimin Shaoxi masih terlihat sedang duduk di kursi berwarna putih. Pria itu tampak duduk di sana dengan kedua kaki panjang dan menggoda. Ia dalam posisi sedang tertidur.     

Padahal angin di luar sangat dingin, bayangannya pun terlihat kesepian.     

Berbeda dengan putranya yang sedang dalam pelukan yang hangat dan nyaman, pria ini justru… selalu ditinggalkan sendirian di luar. Pria ini seolah dibiarkan seorang diri di luar dalam keadaan yang dingin dan menderita.     

Jantung Ji An'an berdegup seperti palu yang dipukul, ia pun merasa kasihan dan tidak enak hati kepada pria itu.     

Lagi pula, pria itu juga bersikap seperti orang bodoh. Dia bahkan tidak memakai sandal dan tidur di sana begitu saja. Parahnya, penyakitnya juga masih belum sembuh total.     

Ji An'an mengambil selimut yang tebal dan diam-diam membuka pintu teras.     

Akhirnya ia masih tidak bisa menahan hati dan berjalan ke arah serigala yang besar…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.