Bos, Aku Membencimu: Tetapi Kamu Membuatku Jatuh Cinta

Tidak Pernah Melihat Wajah Ibu



Tidak Pernah Melihat Wajah Ibu

0"Kalau begitu ibumu, apakah kamu tidak menyukai hadiah dari ibumu?" Tanya Ji An'an sambil menggigit bibirnya. Dalam hati ia jadi bertanya-tanya, mengapa begitu suka mendekatinya tetapi bukan Xin Keqi? Kalau menganggap mereka adalah orang yang sama, mengapa Leo tidak pernah memanggil namanya?     
0

"Ibu?" Leo memegang dagunya dan berkata, "Ibu telah pergi ke surga untuk membelikan hadiah untukku. Dia masih belum pulang!"     

Surga?      

Ji An'an terkejut, apakah ucapan ini juga diajari oleh Beiming Shaoxi?     

"Leo, apakah kamu mengetahui arti surga? Apakah kamu belum pernah bertemu dengan ibumu?" Tanya Ji An'an yang tidak tahan dan terus penasaran. Apalagi, ia jadi memiliki dugaan yang sangat menakutkan sampai membuatnya sesak nafas.     

Leo menganggukkan kepalanya.     

Ji An'an dengan bersemangat memegang pundak Leo, "Apakah yang kamu katakan itu benar? Leo benar-benar belum pernah bertemu dengan ibu?"     

"Ibu dia masih belum pulang…" Leo merasa sedih dan masuk ke dalam pelukan Ji An'an.     

Dalam mata Ji An'an yang mengalirkan air mata, air matanya itu tampak bersinar seraya tidak berani percaya…     

"Kamu yang meninggalkan rumah ini… sebenarnya nyonya di rumah ini adalah kamu!"     

"Kalau kamu bersedia, maka rumah ini masih menjadi milikmu."     

Tidak mungkin… Setelah mengalami begitu banyak penderitaan, apakah Beiming Shaoxi masih mau menunggunya?     

Padahal, Beiming Shaoxi dan Xin Keqi sudah memiliki seorang anak. Akan tetapi, pria itu tidak membiarkan ibunya bertemu dengan anaknya sendiri!     

"Apakah kamu tidak merindukan ibumu? Kamu tidak ingin bertemu dengannya?"     

"Tetapi, Leo yang memiliki Momo rasanya sudah cukup senang." Leo mengatakannya sambil memeluk lebih dalam ke pelukannya.     

Waktu kecil, Leo sempat memikirkannya. Namun setiap kali mengatakan tentang ibu, Beiming Shaoxi selalu akan memarahinya!     

Leo tidak suka berbicara dan pendiam itu juga karena tidak ada sosok ibu yang ada di dekatnya.     

Tetapi setelah bertemu dengan Momo, Leo tidak lagi merasa kesepian…     

"Ada Momo yang menemani Leo…. maka sudah tidak merindukan ibu!" Leo memberikan ciuman.     

Mata Ji An'an yang basah dan menatap ke luar jendela itu membuat air matanya mulai mengalir.     

Hanya mengingat Beiming Shaoxi yang kemungkinan masih sangat mencintainya, hal ini membuatnya merasa sangat sakit.     

Kalau dari awal ia mengetahui bahwa Beiming Shaoxi mencintainya, dirinya juga akan langsung mengatakan semua rahasia yang dimilikinya kepadanya.     

Sejak menderita selama tiga tahun ini, apalagi melihat Beiming Shaoxi yang sudah bahagia bersama keluarganya, makanya Ji An'an pun memilih pergi.     

Hanya saja, mengapa setelah meracuni Beiming Shilan, dirinya baru mengetahui semua ini?….     

"Leo… juga tidak pernah melihat ibumu sebelum ini…" Ji An'an menahan air matanya lalu memegang tangan kecil Leo. Ia pun meletakkan tangan itu ke wajahnya dan lanjut berkata, "Apakah ayahmu pernah memberitahukan alasannya? Mengapa?"     

"Aku tidak tahu!"     

*******     

Setelah meninggalkan rumah keluarga Beiming, Ji An'an pergi berkeliling mall dan membeli banyak barang. Semua yang dibelikannya itu semata-mata barang yang ingin diberikannya kepada anak kecil itu.     

Sebenarnya Leo tidak pernah kekurangan baju, tetapi Leo menyukainya. Jadi, ia hanya menyukai baju yang dibeli oleh Ji An'an…     

Ji An'an tiba-tiba merasakan ada perasaan bangga dalam hatinya. Ia pun merasa sangat senang saat membelikan barang-barang itu untuk Leo.     

Tiba-tiba suara nada dering berbunyi dan layar ponsel tertulis "Beiming Shaoxi". Melihat ini, jantungnya tidak pernah berdebar dengan begitu cepat.     

Satu tangan Ji An'an memegang troli sambil matanya tetap menatap layar ponsel di tangannya yang lain. Dalam pikirannya pun terus memutarkan perkataan yang baru saja dikatakan oleh Leo…     

Beiming Shaoxi ternyata tidak membiarkan Xin Keqi bertemu dengan Leo. Padahal keduanya tinggal di satu rumah, tetapi tidak membiarkan ibunya melihat anaknya.     

Apakah semua itu disebabkan oleh Ji An'an?     

Ji An'an tidak berani menebak lagi… tetapi tidak bisa menahan semua dugaannya itu dan pemikirannya terasa semakin penasaran.     

Setelah tidak lama kemudian, suara nada dering itu berhenti.     

Jantung Ji An'an langsung merasa seperti tidak ada isinya. Semua organ di dalam tubuhnya seperti telah diambil begitu saja.     

Saat baru mau menelepon kembali, suara ponsel di tangannya itu berdering dan gemetar lagi.     

Sudut bibir Ji An'an tidak tahan untuk tersenyum dan menjawab telepon, "Halo…"     

"Nona Ji, kalau kamu masih belum sampai ke rumah dalam waktu setengah jam, maka selama satu bulan ini kamu juga jangan keluar dari rumah."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.