Bos, Aku Membencimu: Tetapi Kamu Membuatku Jatuh Cinta

Mengapa Kamu Mau Melakukannya Kepadaku?



Mengapa Kamu Mau Melakukannya Kepadaku?

0Ada satu penyiksaan yang sangat sadis di dunia ini. Hal itu akan terasa jika seseorang tidak pantas memiliki niat untuk mencintai orang lain dan juga menyia-nyiakan semua penderitaan….     
0

"Prank! Prank! Prank!"     

Semua barang yang dekat dengan Beiming Shaoxi langsung hancur sebagai tujuan pelampiasan hatinya.     

Ada retakan yang besar di layar itu, layar pun langsung menjadi hitam dan senyuman Ji An'an yang menggoda itu juga berubah hitam dan menghilang.     

Tatapan Beiming Shaoxi seketika berubah kosong dan jiwanya seolah telah disedot keluar hingga bersih tak bersisa.     

******     

Di sisi lain, Ji An'an menyadari bahwa dirinya sudah tidak bisa kabur, apalagi di balik pintu ini juga sudah dijaga dua pengawal yang besar dan kekar.     

Dalam kondisi yang demikian, Ji An'an hanya bisa mengelilingi pria itu dan menggodanya….     

Ya, Ji An'an perlu menunggu waktu yang tepat hingga saat dirinya berbaring di atas ranjang. Ia terus menggoda sambil bertanya, "Aku menyukai sedikit godaan, apakah aku boleh mengikatmu, Tuan babi?"     

Kebetulan, pada bagian dinding kamar terdapat gantungan tali yang mencolok, ada juga beberapa jenis borgol, cambuk dan benda-benda lainnya.     

Di atas lemari juga ada banyak sekali alat seksual….     

Tempat seperti ini tentu tidak akan kekurangan permainan seperti itu.     

Mata Ji An'an yang menatap menggoda pun mulai menekan dada pria itu dengan jari-jemarinya. Ia menggerakkan tangannya sedikit demi sedikit untuk berpindah. Sentuhan selembut itu, tentu merangsang pria babi ini penuh gairah.      

"Ehm… Tuan, bagaimana kalau kamu berbaring dan aku akan mengikatmu? Aku mau menjadi orang yang dominan untuk malam ini…"      

"Jangan mengira aku tidak tahu hal yang sedang kamu pikirkan… Setelah masuk ke kamar ini, maka jangan berharap kamu bisa kabur." Tatapan pria itu bersinar dan bersemangat, tanganya memegang kulit Ji An'an yang lembut itu….     

Senyuman Ji An'an yang tercermin di wajah pria itu berubah menjadi kaku. Seketika pria gendut ini menendang payudaranya. Ji An'an pun berguling di atas ranjang. Posisinya yang dekat dengan lemari sebelah ranjang membuatnya bisa meraih pisau yang ada di atasnya.     

Pria itu tersenyum, "Kamu pikir aku merasa terancam, aku bisa bela diri loh… cantik kecilku, kamu tidak akan bisa melukaiku."     

Meski sudah memiliki pisau, sekujur tubuh Ji An'an kini langsung merasakan aura ancaman yang kental. Ia sendiri juga sadar bahwa dirinya juga tidak mungkin bisa mengalahkan pria di depannya ini.     

Namun tiba-tiba, Ji An'an mengganti arah mata pisau itu, ujung yang tajam sekarang menghadap ke dada Ji An'an, "Biarkan aku pergi."     

"Hey, tunggu dulu! Aku berjanji akan membuat malammu sangat nyaman dan puas… Jadi, lepaskan pisau itu!" Pria itu langsung mengulurkan tangan untuk mengambilnya. Sayangnya gerakan pria itu malah membuat Ji An'an terkejut lalu menusuk pisau itu ke dadanya.     

Darah segar langsung mengalir dari dadanya.     

Raut wajah pria itu langsung berubah, "Hey, di depan pintu sedang dijaga oleh pengawal dari pacarmu."     

"Di atas meja ada borgol, kalau tidak mau dihajar oleh pengawal, maka borgol dirimu di ujung ranjang dan jangan mendekatiku…. mundur!"     

Ji An'an lalu menusuk lagi pisaunya lebih dalam, "Cepat!"     

Sungguh, rasa sakit di badannya sudah tidak terasa lagi. Lagi pula, hatinya sudah sakit sampai terasa seperti mau lumpuh dengan semua penderitaan yang dialaminya.     

Beiming Shaoxi… kamu benar-benar sadis, sadis sekali….     

Sebelum kita berpisah, kamu masih mau menusukku dengan begitu kejam.     

Dalam hatinya tidak pernah merasakan begitu kesakitan seperti ini, ternyata perasaan sakit dikhianati oleh orang yang kamu cintai itu… adalah seperti itu.     

Darah segar yang hangat terus mengalir dari dadanya.     

"Baik, baiklah… aku mundur sekarang." Pria itu mundur sampai ujung ranjang, mengambil borgol untuk memborgol tangan kirinya ke ujung tiang ranjang.     

Tetapi bila pria itu melakukan sesuatu yang mencurigakan sedikit saja, maka Ji An'an akan menusuk pisaunya lebih dalam.     

Walau ini akan terasa pedih dan menyakitkan, namun Wajahnya yang tetap tenang dan kaku.     

Sepasang telapak tangannya sudah dipenuhi darah dan tetap memegang pisau itu dengan erat. Ia pun berdiri dari ranjang dan mengambil kunci borgol itu.     

Saat membuka tirai jendela, ia baru menyadari bahwa kamar ini berada di lantai 3, kegelapan tengah malam ini juga membuatnya tidak dapat mengetahui arah jalan untuk pulang ke apartemennya.     

Beiming Shaoxi, mengapa kamu mau memperlakukanku seperti ini?     

Sebelum mati, semua orang di dunia telah meninggalkannya. Ya, ia hanya tinggal seorang saja...     

Kelopak mata Ji An'an terus berusaha untuk menahan tangisan agar tidak mengeluarkan air mata menyedihkannya itu. Akan tetapi, pada akhirnya ia sudah tidak bisa menahan tangisannya itu dan air matanya perlahan-lahan mengalir.     

"Kalau kamu melompat begitu saja, maka kamu bisa saja mati!" Pria gendut itu terkejut dengan aksi yang akan dilakukan perempuan di depannya itu, "Baiklah, aku tidak akan menyentuhmu. Jadi, bisakah kamu mengurungkan niatmu itu?"     

Mati? Apakah Ji An'an pernah takut dengan kematian?     

Ada dalam beberapa detik pada kejadian ini, dirinya memang ingin menusuk pisau lebih dalam sampai menembus tulang belakangnya. Dengan demikian, dirinya bisa mati, mati karena kehilangan terlalu banyak darah.     

Apakah dengan banyaknya darah yang keluar dari tubuhnya juga akan membuat seluruh penderitaannya menjadi hilang? Andai bisa demikian, ia mungkin akan mau melakukannya…     

Ji An'an pun mengeluarkan pisau itu dan melihat darah segar yang menodai gaunnya menjadi merah dan menetes ke karpet.     

Ia pun perlahan-lahan mendekati jendela. Dengan perasaan penuh penderitaan, ia pun meringkuk dan menangis seperti binatang kecil yang kasihan...     

******     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.