Bos, Aku Membencimu: Tetapi Kamu Membuatku Jatuh Cinta

Hati Yang Mencintainya



Hati Yang Mencintainya

0Di tengah malam, saat ini Wei'er baru mendapatkan laporan dan langsung menyuruh orang pergi ke tempat Beiming Shaoxi berada. Keadaan Beiming Shaoxi saat ini seperti orang mati. Tubuhnya seakan tercebur dalam genangan darah dan berada di tengah hujan yang gelap ini.      
0

Saat pria itu telah dibawa pulang, para pelayan di rumah Keluarga Beiming langsung panik untuk menanganinya.     

Di sisi lain, Leo tampaknya juga merasa sedih. Ia merasa sedih bukan karena mengetahui keadaan ayahnya yang sedang terluka parah. Perasaannya terlihat seperti itu justru karena dirinya telah lama tidak bertemu dengan Ji An'an.      

Selain itu, ia juga baru mengetahui bahwa syal Ji An'an yang dikenakannya juga telah menghilang. Anak kecil ini pun dengan sedih mencarinya. Ia pun sampai masuk ke kamar ayahnya.      

Di dalam kamarnya, Leo melihat tatapan Beiming Shaoxi yang kosong. Ayahnya itu sedang bersandar dan berbaring di bantal besar dengan raut wajah yang pucat….     

Walau demikian, ada syal berwarna kuning yang dicarinya sudah terbalut di leher ayahnya.     

"Ayah, syal itu milikku." Ucap Leo.     

"Tuan muda, ayahmu sedang sakit, kamu jangan mengganggu istirahatnya, ya!" Wei'er yang duduk di samping ranjang pun sudah menjaganya semalaman.     

"Tetapi…. Itu benar-benar milik Leo!" Leo berlari dan naik ke kepala ranjang. Sayangnya, ia langsung dipeluk oleh seorang pelayan dan hanya merespon kesal.     

Keadaan Beiming Shaoxi yang seperti ini pun sudah terjadi saat dirinya bangun tadi. Ia menolak untuk minum obat dan tidak memperbolehkan dokter untuk memberikannya suntikan.      

Sekarang, tubuh pria ini hanya menyisakan kulit dan daging yang terluka. Setelah melihat kamera cctv kemarin, Wei Er langsung tahu bahwa Beiming Shaoxi mendapat banyak luka pukulan. Ia pun langsung melakukan pertolongan pertama.     

Dokter yang menangani sudah beberapa kali mengingatkan bahwa melarang Beiming Shaoxi untuk hanyut dalam emosinya. Kalau tidak, maka ia dapat membahayakan nyawanya kapan saja.     

Beiming Shaoxi sudah pernah mengalami pendarahan di otaknya. Tersumbatnya darah di otak karena tekanan emosi tertentu dapat membuatnya mati kapan saja. Apalagi kalau sudah pingsan, ia tidak akan mudah untuk disadarkan kembali.     

"Tuan, kalau kamu tidak ingin minum obat, minumlah sup ini ya?"     

"Pergi." Beiming Shaoxi mengatakan satu kata itu dengan nada serak.     

Di luar jendela, ia melihat salju yang mulai berterbangan dan turun menyelimuti pemandangan di luar.     

Selain itu, hari ini adalah hari Valentin. Hari pada saat dirinya melamar Ji An'an saat itu….     

******     

Di saat yang bersamaan, saat ini Ji An'an sedang berdiri di depan jendela yang bergaya perancis. Desain jendela itu memiliki banyak lengkungan dan ditutup dengan tirai beludru biru. Ia menatap ke luar untuk melihat turunnya salju yang begitu banyak.      

Tidak lama kemudian, Sana datang sambil membawakannya minuman. Ia pun berkata, "Akhirnya bisa keluar untuk bermain-main, mengapa kamu masih bersembunyi di sini? Ayo, aku kenalkan kepadamu pria idamanmu. Dia juga sudah ada di sini."     

Sejak kemarin, Ji An'an duduk di depan pintu flat Beiming Shaoxi hingga malam. Keesokan paginya, tepatnya saat Sana pulang, ia membangunkannya dan memintanya bersiap. Ji An'an pun membersihkan tubuhnya dan merias wajahnya. Ia juga terus dipaksa agar bersiap lebih baik untuk pergi ke pesta Valentin.     

Dalam hatinya, sebenarnya terasa sangat suram dan tidak ingin pergi. Namun, waktu itu dirinya sudah berjanji dan harus menepati permintaan temannya ini.     

Dalam perjalanan ini, sejujurnya Ji An'an merasa tidak fokus. Ia bahkan tidak tahu sama sekali mengenai penampilan dan wajah pria yang akan ditemuinya.     

"Nona Su, apakah boleh aku memintamu untuk berdansa?"     

Ji An'an mengerutkan keningnya dan melihat wajah seorang pria menatapnya. Awalnya, ia seolah membayangkan bahwa pria itu adalah Beiming Shaoxi yang sedang berjalan ke arahnya.     

Namun tiba-tiba, di dalam ruangan itu langsung terjadi sesuatu yang menghebohkan. Semua perhatian orang langsung mengarah ke pintu masuk itu.     

"Itu adalah Tuan Beiming kedua!"     

Beiming Yechen mencibirkan bibirnya. Ia melewati kerumunan orang di lantai dansa dan berjalan ke depan Ji An'an. Ia bahkan menyingkirkan pria yang mengganggunya itu.     

Melihat ini, Sana terkejut dan hampir saja menjerit!     

Beiming Yechen pun memegang tangan Ji An'an. Ia membawanya pergi ke lantai dansa. "Beiming Yechen?" Ucap Ji An'an dengan kaget.     

"Apakah kamu sedang mencari jodoh?" Beiming Yechen bertanya dengan jijik, "Aku tidak memperbolehkanmu berdansa dengan pria lain!"     

Ya, Beiming Yechen mengira bahwa Ji An'an masih menyukai Beiming Shaoxi. Apalagi setelah tiga tahun menghilang, wanita ini malah pergi ke arah Beiming Shaoxi.     

Namun nyatanya, kemarin malam Ji An'an telah memilihnya! Bahkan, ia masih menghadiri pesta hari ini!     

"Ji An'an, kalau kamu memilih Kakakku, aku tidak akan merebutmu. Tetapi kalau orang lain…." Dia menggertakkan giginya, "Aku tidak akan setuju!"     

Ji An'an tidak menjawab, dirinya tentu tidak mengerti maksud Beiming Yechen ini.     

******     

Kembali ke rumah Keluarga Beiming, tampak puluhan foto yang ada di tangannya telah terjatuh begitu saja. Beiming Shaoxi telah melihat foto-foto itu selembar demi selembar.     

Ya, di dalamnya memperlihatkan keberadaan Ji An'an yang menghadiri pesta mewah itu. Selain itu, tangannya juga dengan mesra memegang tangan Beiming Yechen. Dalam foto itu, tatapan Ji An'an terlihat begitu ambigu saat menatap ke arah adiknya itu. Bahkan wanita ini terlihat jelas sedang menari di lantai dansa….     

Beiming Shaoxi menatap setiap lembar foto itu tanpa ekspresi. Tatapannya sangat tajam dan dadanya terasa sakit seolah ditusuk oleh ribuan pisau.      

Hati yang mencintainya, sudah mati kesepian!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.