Bos, Aku Membencimu: Tetapi Kamu Membuatku Jatuh Cinta

Bukan Demi Bertemu



Bukan Demi Bertemu

0Beiming Shaoxi seperti patung berdiri di sana, telapak tangannya yang ditusuk belingan kaca juga sudah sama sekali tidak merasakan apapun. Ia pun mengepal tangannya dengan erat dan darah segar semakin menetes turun….     
0

Hati Ji An'an langsung ikut merasa sakit dan berkata, "Beiming Shaoxi…. Kamu berdarah…."     

"Walaupun aku mati di depanmu, kamu juga hanya akan menganggapku sebagai jasad yang mengotori matamu…." Beiming Shaoxi berkata dengan dingin dan berjalan keluar.     

Semua orang di dalam ruangan menatapnya dengan terkejut.     

Ji An'an berjalan ke depan dua langkah, matanya menatap bayangan pria kesepian itu yang lama-kelamaan hilang dari pandangannya.     

Tubuh Beiming Yechen mengeluarkan darah, ia terjatuh ke lantai dan masih belum bisa berdiri.     

Ji An'an dengan menderita melihatnya, lalu berjongkok untuk mengangkatnya, "Apakah kamu bisa berdiri? Aku akan mengantarmu ke rumah sakit, ya…. Kalau lukamu memang terlalu parah, aku akan menghubungi ambulan untuk datang menjemputmu…."     

Beiming Yechen sudah rela menyelamatkannya sampai mendapat luka tusuk yang dalam. Sekarang, pria ini malah mendapat pukulan dari Beiming Shaoxi.     

Akan tetapi, Beiming Yechen hanya menatap ke arah Ji An'an dengan tatapan yang penuh kasihan, "Di antara aku dan dia, kamu menganggapku lebih penting dan telah memilihku?"     

"Aku hanya menganggapmu sebagai adikku saja!"     

"Kalau kamu mendekatiku lagi, aku takut akan melakukan sesuatu yang lebih."     

Mendengar itu, Ji An'an terdiam. Ia seakan tidak mengetahui maksud dari pria di depannya ini.     

"Ji An'an, kalau kamu menggangguku…. Aku tidak akan hanya menciummu saja ...."     

Jari-jemarinya seketika memegang bibir Ji An'an. Dalam hati dirinya berpikir, 'Butuh waktu berapa lama sampai akhirnya aku bisa mendapat ciuman yang seperti ini?'     

Walaupun dalam mimpi, Beiming Yechen juga tidak berani menghujat.     

Lagi pula, sempat ada orang yang pernah bertanya kepadanya tentang rasa ketika mencintai seseorang. Ya, bagaimana rasanya?     

Awalnya, ia merasa bahwa dirinya tidak pantas menyukai atau bahkan menghargainya. Ia selamanya tidak akan pantas mendapatkannya.     

Di sisi lain, tubuh Ji An'an kaku….     

Beiming Yechen memegang pundaknya lalu melihatnya mundur sambil tersenyum ringan, "Jauhilah aku sejauh mungkin, anggap kamu tidak pernah mengenalku. Suatu saat, mataku bisa saja melepaskanmu!"     

"Kalau begitu, mengapa kamu pindah ke sampingku dan muncul di depanku lagi?"     

Sudut mulut Beiming Yechen tampak masih mengeluarkan darah. Walau demikian, ia masih bisa tersenyum sinis dan menjawab, "Aku mendekatimu bukan demi bertemu denganmu."     

"Lalu, apa yang kamu maksud?"     

Ya, tidak lain adalah demi menjaga dan melindungi.     

Ketika mengalami kesusahaan, Beiming Yechen sudah berjanji untuk menjadi yang pertama ada di depannya dan menghadang masalah di depannya.     

Walau sejujurnya, Beiming Yechen juga sudah tidak ingin melihatnya tiga tahun yang lalu. Apalagi saat itu Ji An'an terlihat menderita sendirian dan Beiming Yechen hanya mampu memperhatikan wanita ini terluka serta tidak bertenaga.     

Jadi sejak saat itu, Beiming Yechen harus memastikan bahwa Ji An'an harus selalu ada di dalam pengawasannya dan melihatnya hidup dengan bahagia.     

"Mengapa kamu mau pulang?" Beiming Yechen bertanya dengan senyuman yang dingin.     

Ya, pulang ke tempat ini. Tempat yang penuh dengan luka di masa lalu….     

Mata Ji An'an menjadi buram, ketika mendengarkan pertanyaan ini membuatnya sangat sedih daripada siapapun.     

Wanita ini sejujurnya juga tidak ingin pulang, apalagi sampai mengganggu kehidupan yang tenang Keluarga Beiming….     

"Maaf, aku tidak menyangka bisa membawakan banyak beban dan kesusahan untuk kalian berdua."     

"Kali ini, berapa lama lagi kamu berencana untuk tinggal di kota ini?" Beiming Yechen bertanya lagi.     

Ji An'an memalingkan wajahnya, hatinya seperti dirobek karena kesakitan, "Tidak akan terlalu lama…."     

"Jadi, kamu masih tetap akan pergi…." Tatapan Beiming Yechen kembali suram.     

Beiming Yechen sangat bingung, ia berharap Ji An'an tinggal selamanya di kota S. Dengan demikian, pria ini bisa memperhatikannya dan berharap segera pergi meninggalkan tempat ini. Ya, pergi untuk mencari kebahagiaannya sendiri!     

"Kalau kamu memilih pergi dalam waktu dekat ini, maka seharusnya tidak perlu pulang saja sekalian!!!"     

Mendengar itu, tatapan Ji An'an yang bengkak langsung melihat Beiming Yechen. Pria itu juga sudah mulai merangkak bangun dan berjalan beberapa langkah. Sayangnya, ia malah jatuh dan pingsan tidak lama setelah itu.     

Dua pengawalnya dari bawah berjalan ke arah mereka….     

Ji An'an meminta mereka untuk membawa Beiming Yechen untuk meninggalkan tempat ini.     

Di luar bar sedang hujan deras, seorang pria yang berdiri di sudut yang gelap memasangkan kerah jaketnya. Melalui mata kepalanya sendiri, ia melihat Ji An'an mengangkat Beiming Yechen untuk masuk ke dalam mobil dan pergi dari tempat ini.     

Ya, siapa lagi kalau bukan Beiming Shaoxi? Sudut mulut pria itu seketika terangkat dan ia tersenyum seperti seorang iblis. Ia pun berjalan menembus hujan yang deras ini.     

Hawa dingin yang berasal dari air hujan ini terasa seperti pisau batu yang setetes demi setetes menghancurkannya….     

Rambutnya yang pendek sudah basah sampai menutup alis matanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.