Bos, Aku Membencimu: Tetapi Kamu Membuatku Jatuh Cinta

Besok Adalah Hari Valentine



Besok Adalah Hari Valentine

0Beiming Yechen mencibirkan bibirnya yang tipis itu. Kemudian, ia mengulurkan tangan untuk menyingkirkannya.     
0

"Dompetmu dan ponselmu ada di tempatku, kamu bisa pergi ke rumahku. Atau setidaknya, aku akan mengembalikannya padamu?" Ji An'an menawarkan hal seperti ini karena ingin mengetahui keadaan lukanya.     

Atau lebih tepatnya, wanita ini ingin rasanya memukulnya sampai pingsan. Dengan demikian, ia bisa memanggil mobil ambulan dan mengikatnya ke dalam mobil tersebut untuk di bawa ke rumah sakit.     

"Mo'mo…." Saat memanggilnya, anak kecil itu melihat Beiming Yechen yang menatap seakan ingin memukulnya. Dalam sekejap, ia langsung tidak tahan berteriak, "Paman ketiga? Uh…."     

Sayangnya, lanjutan suara itu seketika tidak bisa dilontarkan karena ada sebuah tangan besar langsung membungkam mulutnya.     

Ji An'an menengokkan kepala dan melihat pintu di depannya seketika terbuka lebar. Ia langsung melihat tatapan dingin dari Beiming Shaoxi yang menatapnya dengan dingin. Tatapan itu seakan lebih dingin daripada biasanya.     

Kedua pria itu seolah mengeluarkan aura dingin dan saling menatap.     

Beiming Yechen juga tidak mengatakan apapun, dengan langkah yang besar meninggalkan tempat itu.     

Melihat kejadian ini, Kepala Ji An'an seolah kosong. Ia ingin mengatakan sesuatu, namun tiba-tiba…. Brak!!! Terdengar suara pintu tertutup yang menakutkan.     

Beiming Shaoxi menutup pintu, menahan amarahnya seakan ingin melempar barang dengan kuat. Sekujur tubuhnya mengeluarkan aura kemurkaan yang menakutkan!     

Tatapan Ji An'an masih terlihat kosong, ia hanya melamun menatap situasi ini. Di saat yang bersamaan, Beiming Yechen sudah memasuki ke dalam lift.      

Ji An'an seketika tersadar. Ia menggigit bibirnya dan mengejar ke pintu lift. Dengan segera, ia menekan tombol buka di pintu lift tersebut.     

*****     

Setelah kejadian tadi, saat ini Beiming Shaoxi sedang berdiri di samping jendela. Ia menyalakan sebatang rokok dan memperhatikan mobil sport milik Beiming Yechen yang keluar dari daerah apartemen ini.     

Tidak lama kemudian, ia melihat bayangan Ji An'an yang juga berlari keluar.     

Melihat ini, jantung Beiming Shaoxi seolah digali dan menciptakan sebuah luka yang berdarah.     

Apakah wanita itu bersama Beiming Yechen kemarin malam? Mengapa dompet dan ponselnya bisa ada di tangan Ji An'an?     

Apalagi, Ji An'an tadi sempat mengatakan bahwa dirinya masih mengkhawatirkan keadaan Beiming Yechen sampai tidak bisa tidur selama semalaman.     

Namun, bagaimana perhatian wanita itu kepada Beiming Shaoxi? Tanpa perlu dipikir pun, pria ini juga bukan orang terpenting di hati wanita itu.     

Kepala Beiming Shaoxi perlahan-lahan mulai sakit, hidungnya mulai mengalirkan darah.     

"Tuan, peluru di dalam otakmu masih belum dikeluarkan. Selain itu, keberadaan peluru itu saat ini masih mengancammu. Kamu tidak boleh terkena pukulan dan tidak boleh terlalu emosi. Kalau tidak…."     

Di dalam perasaan cinta ini, Beiming Shaoxi telah banyak berusaha untuk mencapai apapun. Namun sayangnya, hasil yang didapatkannya selalu penderitaan dan kesakitan.     

Tidak peduli tiga tahun sebelumnya atau bahkan sesudahnya, hati Ji An'an tidak pernah memberikan ruang yang lebar untuk perasaan Beiming Shaoxi seorang.….     

Memikirkan ini, Beiming Shaoxi hanya bisa tersenyum dingin. Ia tersenyum karena selalu menjadi orang bodoh.     

Ya, ketika hati ini hanya memikirkan Ji An'an seorang, ia pun selalu merasa sangat sakit. Isi di dalam hatinya seakan telah diambil dan menjadi hampa kartena kehilangan sesuatu.     

Setelah hari itu, Beiming Shaoxi telah hilang selama tiga hari belakangan ini. Keberadaannya telah tiada seakan telah hilang ditelan bumi. Ji An'an yang mencoba beberapa kali mengetuk pintu flatnya pun tidak mendapat jawaban sama sekali dari dalam.      

Selain itu, wanita ini juga masih sering berada di teras sambil menunggu kepulangan Beiming Yechen. Sayangnya, bayangan orang itu pun juga tidak muncul sama sekali….     

Walau demikian, Sana memberitahukan bahwa besok adalah hari Valentine.     

Ji An'an mengambil ponsel dan menghubungi Leo. Sayangnya, tidak ada seorangpun yang menjawabnya..     

Apakah Beiming Shaoxi marah dan benar-benar telah pindah?     

Ji An'an mengambil ponsel dan dompet yang dibungkus dalam amplop dokumen. Ia pun melemparnya ke teras tetangga.     

Setelah itu, ia menempelkan selembar kertas di pintu: [Yechen, ponsel dan dompetmu telah kulempar ke teras flat apartemenmu. Selain itu, ada obat yang harus kamu minum. Ingat, minumlah sesuai dengan dosis yang sudah ditentukan.]     

Malam jam 9, Ji An'an mengambil ponsel untuk memantau Beiming Yechen keluar dari apartemennya. Ia langsung mengenakan jaket tebal dan langsung mengendarai sepeda listrik kecilnya.     

Ada alat untuk GPS, jadi ia tidak perlu tergesa-gesa untuk mengikutinya….     

Namun saat dipikir kembali, ke mana Beiming Yechen pergi? Apa yang dilakukannya setiap hari? Selain itu, apa yang sudah terjadi selama tiga tahun terakhir ini?     

Ji An'an seperti telah masuk ke dalam sebuah teka-teki yang sangat besar dan ingin mengetahuinya.     

Wanita ini bahkan telah menyiapkan aplikasi khusus yang berguna untuk melacak keberadaannya. Bahkan, aplikasi itu sudah terpasang di ponsel pria tersebut. Sampai malam hari, Ji An'an melihat titik merah di layar ponselnya yang sedikit demi sedikit telah berpindah. Beiming Yechen, tampaknya telah mengambil barangnya….      

******     

Udara malam hari yang begitu dingin, Ji An'an pun terlihat sedang pergi menuju ke bar.     

Ji An'an menarik syalnya dan menutupi setengah wajahnya. Setelah wajahnya cukup tertutupi, ia masuk ke dalam bar itu….     

Cahaya lampu dalam bar ini sangat gelap, bahkan dihiasi dengan gambar yang sangat misterius.     

Lampu besar dan bulat itu memancarkan cahaya yang berwarna-warni. Bahkan, tidak sedikit lampu laser yang menyala dan menyilaukan.     

Tidak jauh dari pemandangan ini, Beiming Yechen terlihat duduk sambil bermalas-malasan di atas sofa. Kemudian, jari telunjuk di bibir merah itu berkata, "Di mana barang yang aku inginkan?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.