Bos, Aku Membencimu: Tetapi Kamu Membuatku Jatuh Cinta

Hati-hati!! Mereka Memiliki Pisau



Hati-hati!! Mereka Memiliki Pisau

0Matahari di musim dingin yang cerah, tetapi hanya suhunya yang terlalu dingin.     
0

Kedua tangan Ji An'an yang membeku sudah saling dirapatkan seperti sebuah wortel. Ia pun masih berusaha untuk menggali.     

Ketika tersadar dari kesibukannya ini, ia baru tahu bahwa sekarang sudah lewat 3 jam dan masih belum mendapatkannya.     

Daerah jendela juga sudah dilihatnya, semua salju yang masih belum mencair juga sudah digali. Apakah mungkin sejak awal sudah diambil oleh pelayan?     

Ji An'an masih merasa tidak ikhlas, mungkinkah cincin itu masih berada di suatu tempat dan menunggu untuk ditemukan olehnya?     

Lalu ia mendengar ada suara langkah kaki yang menginjak salju. Lama-kelamaan, suara itu terdengar makin mendekat...     

Ji An'an menyipitkan mata dan melihat ada lima sampai enam orang pria kekar berjalan ke arahnya. Mereka berjalan dengan ekspresi yang sangat dingin dan menakutkan. Bahkan, tatapan mereka seolah ingin mendapatkannya dan berjalan semakin mendekat…..     

Tangannya mengambil ponsel di dalam tas dan melihat. Astaga, apakah baterai ponselnya sudah habis?     

Sudah tidak bisa berpikir, instingnya pun berkata bahwa dirinya harus segera pergi dari sini….     

*****     

Di sisi lain, kelima pria ini tampaknya seperti burung elang yang sedang memburu mangsanya. Mereka dengan cepat mengepungnya dan sesegera mungkin membuat Ji An'an tidak bisa kabur.     

Jalan keluar Ji an'an sudah ditutup dan sekarang hanya bisa berjalan mundur.     

Apalagi di belakangnya sudah terbentang lautan luas yang dingin!     

Kaki Ji An'an sudah terasa berat, langkah kakinya juga semakin lelah untuk digerakkan. Ia hanya merasa bahwa mereka tidak terburu-buru menangkapnya, melainkan seperti sedang bermain-main untuk memburunya. Ya, mereka ingin mempermainkan Ji An'an di telapak tangan mereka.     

Ji An'an sangat cantik, keindahan wajahnya yang polos itu benar-benar membuat mereka sangat ingin memilikinya.     

Ji An'an berlari agak terburu-buru dan kakinya tanpa sadar tersandung sesuatu di pantai. Oh sialnya, di sini juga tidak ada satu orang pun yang bisa dimintai bantuan olehnya.     

Satu kakinya ditangkap oleh sebuah tangan yang besar itu. Tangan kasar pria itu langsung membuka pakaian Ji An'an.     

"Apakah Beiming Shilan yang mengutus kalian datang?" Ji An'an melempar segenggam pasir sambil membuat mata lawannya menyipit. Kemudian, ia menggunakan kesempatan ini untuk kabur. "Aku ingatkan kalian. Kalau berani menyentuh sehelai rambutku, maka kalian akan mati!"     

Beberapa pria itu melihatnya lalu tertawa terbahak-bahak dengan sangat senang….     

"Kamu akan sangat cepat membuat kami sangat bahagia, mari kita lihat pihak yang akan memohon duluan."     

Oh, mau memperkosa secara bergiliran?     

Menyadari ini, sekujur tubuh Ji An'an langsung membeku. Ia tahu bahwa hanya Beiming Shilan yang bisa memperlakukannya sampai sejauh ini. Lagi pula, Ayah Gu hanya menginginkan nyawanya, sedangkan iblis bertopeng itu hanya ingin memanfaatkannya saja.      

Kalau menyuruh para pria itu untuk mempermalukannya seperti ini, tidak ada orang lain selain Beiming Shilan yang bisa merencanakan hal serendah ini!      

Tenaga Ji An'an sudah mulai terkuras, ia ditahan di atas pasir pantai dan jaketnya mulai dikupas. Mereka akan membuka baju sweaternya….     

"Lepaskan dia." Seketika ada suara yang dingin dan serak terdengar dari kejauhan.     

Ada bayangan seseorang yang berlari ke arahnya. Orang itu dalam sekejap menangkap seorang pria yang ada di dekatnya dan memberikan tinjuan yang amat keras kepadanya.     

Wajah Ji An'an langsung membeku, "Yechen…."     

Pisau yang tajam menggores ke baju kulit Beiming Yechen.     

"Hati-hati! Mereka memiliki pisau!!"     

Lima pria itu bersamaan mengeluarkan pisaunya, mereka telah membawa senjata dan saat ini dalam posisi mengepung Beiming Yechen.     

Beiming Yechen dengan tangan kosong berada diposisi yang tidak terlalu menguntungkan. Walau sudah memberikan beberapa puluh kali pukulan kepada para preman ini, mereka tidak juga terlihat kalah.     

"Jangan berkelahi lagi…." Ji An'an berteriak dengan suara serak seakan ingin menangis.     

Pisau itu menggores satu-persatu ke tubuh Beiming Yechen. Dari pundak, kaki dan beberapa bagian tubuh lainnya juga mendapatkan luka yang sama menyakitkannya….     

Tiba-tiba ada pisau yang menusuk masuk ke dalam perutnya.     

Tangisan Ji An'an langsung berhenti, darah dalam tubuhnya terasa seakan langsung membeku.     

Seperti film dengan gerakan lambat….     

Ujung pisau itu meneteskan darah. Saat pisau itu ditarik keluar dengan kuat, darah segar langsung muncrat keluar.     

Beiming Yechen membungkukkan punggungnya dan memegang lukanya. Ia tertunduk ke tanah dan matanya tampak kehilangan tenaga. Preman yang menyerangnya itu pun langsung membalikkan badan dan pergi meninggalkannya.      

Walau demikian, Beiming Yechen tampaknya tidak tumbang semudah itu. Ia tiba-tiba berdiri dan menerkam seperti macan tutul. Ia kembali memberikan serangan ke arah lawannya.     

Akan tetapi, sebuah pisau telah menusuk ke bagian dadanya.     

Melihat kejadian yang mengenaskan itu, kepala Ji An'an langsung menjadi kosong dan pandangannya menjadi putih. Dalam sekejap, kedua kakinya ikut merasa lemas. Ia berlutut ke tanah, seolah dunia ini berubah menjadi sunyi dan aneh. Ya, ia hanya mendengar suara ombak dan air pasang.     

Darah segar itu menodai salju yang putih dan perlahan menjadi merah, tatapan Beiming Yechen juga sudah hampir hilang saat melihat wanita di depannya itu….     

Ji An'an tentu menangis.     

"Jangan memukulnya lagi…. Bukankah kalian menginginkan tubuhku? Aku akan memberikannya kepada kalian…." Ji An'an membuka bajunya. Ia berteriak memohon sambil menangis, "Aku mohon kepada kalian…."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.