Bos, Aku Membencimu: Tetapi Kamu Membuatku Jatuh Cinta

Kemarin Pulang Ke Rumah



Kemarin Pulang Ke Rumah

0Setelah sarapan, Ji An'an dari lantai dua melempar koper ke pintu.     
0

Kaki pendek Leo langsung berlari dengan panik, "Apakah itu adalah kopernya Leo?"     

"Punya ayahmu." Ji An'an dengan nada dingin memerintah untuk mengusir, "Tuan Beiming! Kalau kamu sudah mengerti, maka silahkan pergi saja. Aku tidak perlu sampai mengusirmu."      

Padahal kemarin, pria itu masih berpelukan dan bermesraan dengan istrinya di rumah Keluarga Beiming. Namun hari ini, beraninya ia datang ke rumahnya.     

Memang apa haknya sampai datang ke tempat tinggalnya ini?     

Beiming Shaoxi baru selesai mengakhiri panggilan dari kantor. Ia mengerutkan kening dengan dingin, "Nona Su, kita sudah terikat oleh perjanjian!"     

"Pada umumnya, pekerjaan juga memiliki waktu dan tempat. Lagi pula, aku hanya perlu menjaga Leo, bukan dirimu!"     

"Hey, aku tentu harus melindungi putraku sendiri setiap waktu. Kalau tidak, bagaimana mungkin aku bisa tenang?"     

"Kalau kamu merasa tidak tenang menyerahkan kepadaku untuk dijaga, maka kamu cari orang lain saja."     

Wajah Beiming Shaoxi langsung berubah menjadi dingin dan suram, "Su Qianmo!"     

"Ini adalah prinsipku," Ji An'an berdiri di samping pintu dan lanjut berkata, "Selain itu, ini bukanlah rumahku, kalian tidak boleh tinggal disini. Kalau sampai membuat temanku merasa tidak senang, maka aku hanya bisa pindah ke tempat lain."     

Kemurkaan Beiming Shaoxi mendengar kalimat terakhir itu langsung hilang, sangat khawatir Ji An'an pindah rumah dan melarikan diri.     

Beiming Shaoxi jadi termenung dalam hati, 'Apakah aku terlalu tergesa-gesa?'     

Beiming Shaoxi terdiam sejenak, mengambil jaket dan berjalan ke luar, "Nona Su, apakah kamu pergi ke rumah keluarga Beiming kemarin?"     

"Aku hanya ingin melihat kakek."     

Kaki Beiming Shaoxi terdiam di pintu dengan tatapan yang tajam. Ia pun lanjut bertanya, "Apa yang telah kamu lihat?"     

"Aku baru masuk dan tidak lama kemudian malah diusir oleh para pelayan keluar." Ji An'an memalingkan wajah, tidak berani menatap ke wajahnya secara langsung.     

"Lain kali kalau kamu ingin pergi, beritahu saja," Dengan suara yang serak Beiming Shaoxi juga menambahkan, "Aku yang akan mengaturnya."     

Ji An'an tersenyum sinis. Dalam hati ia mencibir, 'Oh, sejak awal kamu ingin menghalangiku untuk bertemu dengan istrimu?'     

Leo memeluk kaki Mo'mo. Ia pun melihat ayahnya yang melangkah lebar sambil memegang koper. Terlihat dari punggungnya yang menyedihkan itu, ia diam-diam tertawa.     

Ji An'an membantu Leo untuk memakai baju yang sangat tebal dan membawanya keluar dari rumah.     

Sepanjang jalan, anak kecil itu sangat bersemangat dan tidak berhenti tertawa….     

Ji An'an pergi ke tempat tinggal Ayah Ji. Meski ingin menemuinya, namun saat ini ia sudah merasa cukup senang bisa melihat-lihat rumahnya.      

Ji An'an duduk di sebuah kedai kopi di daerah sekitar situ. Ia duduk selama seharian. Kalau beruntung, ia masih ada kemungkinan bisa melihat Ayah Ji berjalan ke teras untuk menyiram bunga atau membaca buku.      

Lagi pula, sinar matahari saat ini sangat cerah. Ia pun merasa bahwa hari ini adalah hari yang tepat untuk mengintip ayah angkatnya itu.     

Di sisi lain, anak kecil itu sedang duduk di depannya, sangat diam dan penurut. Ia tentu tidak tahu pemandangan yang sedang dilihat Ji An'an, 'Siapa yang sedang ditunggunya?'     

Begitu hari sudah malam, Ji An'an baru memeluk anak kecil itu untuk dibawa pulang ke rumah.     

Setelah memastikan kehidupan Ayah Ji yang tenang, Ji An'an baru merasa tenang. Bila dipikirkan lagi, meski memiliki banyak waktu pun dirinya juga tidak bisa menemuinya lagi.      

Taksii memasuki daerah yang sepi, tiba-tiba ada mobil sport berwarna ungu. Kendaraan itu langsung meraung melaju dan menuju ke bawah lantai apartemen.     

Brak!!!     

Pagar taman berwarna putih itu ditabrak sampai menyisakan penyokan yang besar dan bengkok.     

Kalau bukan karena paman supir yang cepat menginjak rem, pasti sudah terjadi sebuah kecelakaan yang besar. "Anak muda zaman sekarang, bagaimana mereka bisa menyetir!" Umpatnya.     

Ji An'an memeluk Leo yang sedang tertidur, lalu mengangkat kepala dan melihatnya.     

Dua pintu kupu-kupu terbuka, lalu seorang pemuda yang tampan berpakaian pembalap pun keluar. Pria itu tampaknya dalam keadaan mabuk dan berjalan dengan terhuyung-huyung.     

Di dekatnya, terlihat seorang wanita cantik yang langsung membantu pengemudi itu. Wanita itu mengenakan riasan yang tebal. Walau saat ini masih masuk di bulan kedua, namun pakaiannya sangat tipis. Stoking sutra yang panjang pun dipadu-padankan dengan mantel berbahan wol. Penampilannya itu menunjukkan sosoknya yang indah.      

Wanita itu langsung memegang pria itu, kedua tangannya memeluk pinggang pria itu.     

Dalam benak Ji An'an sudah mulai terngiang, 'Apakah itu Beiming Yechen? Sejak kapan dia tinggal di sini?'     

Melihatnya terhuyung-huyung masuk ke dalam apartemen, Ji An'an dengan cepat membayar uang dan memeluk Leo untuk berlari mengikutinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.