Bos, Aku Membencimu: Tetapi Kamu Membuatku Jatuh Cinta

Ji An’an Yang Dulu Sudah Mati



Ji An’an Yang Dulu Sudah Mati

0Setelah berlari menjauh, Ji An'an dengan kecewa meninggalkan rumah utama Keluarga Beiming.     
0

Ketika baru sampai di rumah, ia baru ingat bahwa anak kecil itu masih ditinggal di rumah utama Keluarga Beiming. Astaga, ia benar-benar lupa mengajaknya….     

Kalau tidak membawa Leo kembali ke rumah tepi pantai, maka Beiming Shaoxi sudah pasti akan mengetahui bahwa dirinya telah secara diam-diam membawa anaknya pulang ke rumah utama.     

Sudahlah! Apa yang akan terjadi kalaupun pria itu tahu mengenai hal ini?     

Hati dan mentalnya sudah sangat lelah. Walaupun kiamat sudah datang, ia juga tidak ingin memperdulikannya.     

"An'an, malam ini aku dapat tugas malam, ke mana saja kamu pergi selama ini?" Sana bertanya di depan cermin sambil menata gaun yang indah dan menggoda itu.     

"Apakah baterai ponselmu sudah terisi penuh?" Ji An'an dengan lelah duduk di atas sofa, "Sana, tolong jangan biarkan aku untuk sulit menghubungimu!"     

"Hey, aku ini wanita yang terbiasa hidup mandiri. Kamu akan terbiasa bila mengetahui berbagai acara yang harus kudatangi."      

"Aku khawatir bila orang yang kupedulikan malah terlibat masalah secara tiba-tiba." Dalam dua hari ini, Ji An'an tidak mendapatkan kabar dari Sana. Ia tentu sangat khawatir. Akan tetapi, temannya ini ternyata hanya pergi ke pesta temannya dan minum terlalu banyak sampai mabuk….     

Sana menarik senyumannya dan berjalan ke arah Ji An'an untuk menghiburnya, "Kamu ini sedang putus cinta, makanya berpikir terlalu banyak, beberapa hari lagi adalah hari valentine, kamu akan bertemu dengan pria idamanmu. Saat itu, aku jamin kamu tidak akan berpikir seperti itu lagi."     

Ji An'an tertegun dan hampir saja lupa, "Tetapi belakangan ini aku ada urusan, aku sudah mendapat pekerjaan. Jadi aku harus bekerja saat pagi hari…."     

"Minta izin... minta izin saja! Aku sudah memutuskan jadwalmu. Jadi hanya ada kenangan indah serta pria idaman yang tidak bisa ditinggalkan…."     

Ji An'an hanya merasa kepalanya mau pecah. Ia tidak mungkin bisa berpikir ke arah sana. Lagi pula, Sana yang selalu memintanya. Ia pun terpaksa setuju karenanya.      

"Setiap hari, kamu juga selalu ada di rumah. Jadi, bagaimana kalau aku membawamu untuk berkeliling di luar?"     

"Tidak mau, aku lebih menyukai ketenangan."     

Setiap kali Sana mengajaknya keluar, Ji An'an selalu menolaknya. Wanita ini akan berusaha untuk tetap diam di rumah dan tidak mau pergi ke mana pun.     

Akan tetapi, Sana adalah orang yang sangat ceria. Lingkaran pertemanannya sangat luas. Hanya dengan sedikit berdandan, ia selalu bisa menggoda pria lain dan keluar dengan lelaki itu.     

*****     

Malam yang sunyi dan gelap... Malam ini pun sudah mulai turun hujan.     

Ji An'an sendirian duduk di atas sofa seperti sebuah patung yang tidak memiliki jiwa.     

"Ada telepon, itu telepon untukmu…."     

Pertama-tama, ponsel miliknya yang berdering. Namun tidak lama kemudian, telepon rumahnya juga ikut berdering.     

"Titt… aku sementara tidak ada di rumah, tolong tinggalkan pesan suara…. Mo'mo, ke mana kamu pergi? Mo'mo kesayanganku, ayah sedang marah, mengapa kamu tidak menjawab telepon? Mo'mo, Leo…"     

Ji An'an berdiri dan menjauhkan diri dari telepon itu. Ia langsung berjalan ke teras.     

Dalam hati, ia merasa ingin meninggalkan kehidupan Beiming Shaoxi. Kalau bisa, ia ingin menghilang secara diam-diam. Sayangnya, hal itu tampaknya sulit untuk dilakukan.     

'Ji An'an, hatimu memang masih belum cukup kuat, ya? Anggap saja semuanya tidak pernah terjadi, mengapa harus merasa sedih? Tiga tahun yang lalu, kamu seharusnya sudah mati…. Apakah kehidupanmu yang sekarang ini ada bedanya dengan kematian?'      

Sambil merenung demikian, Ji An'an menarik napas dalam-dalam. Ia pun tersenyum ke arah badai hujan yang gelap dengan begitu menyedihkan.     

Atau mungkin, perasaannya ini sudah berada di puncak kesedihannya. Hatinya sudah lumpuh dengan kesakitan dan sudah tidak bisa memikirkan harapan yang lebih baik….     

Mulai hari ini, ia hanya menganggap Beiming Shaoxi sebagai tuannya….     

Kemudian, ia harus melupakan semua masa lalu mereka dan mengubur semua perasaan yang ada di dalam hatinya. Ia harus menganggap bahwa Ji An'an yang dulu sudah mati.     

Ji An'an pun menguatkan hati untuk tidak melukai Beiming Shaoxi, Leo dan semua orang yang tidak ada hubungan dengannya.     

Lagi pula, Ji An'an hanya perlu mengambil batu permata itu dan menyelesaikan tugas!     

Di tengah badai hujan.     

Seorang pria muda berpakaian jaket kulit berdiri di taman. Ia mengenakan topi yang berwarna hitam untuk menutupi alis matanya. Kedua tangannya pun dimasukkan ke dalam saku celananya.     

Posisinya yang berdiri di sudut kegelapan seakan menunjukkan tekanan gelap yang dikeluarkan dari dirinya.     

Hujan yang deras turun, membuat poni rambutnya basah kuyup seolah bisa melihat bibir merahnya telah berkhianat karena mengarah ke arah jendela Ji An'an.     

Orang itu … seperti hantu dalam kegelapan.     

Melihat itu, darah di tubuh Ji An'an seketika terasa sudah mau membeku!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.