Bos, Aku Membencimu: Tetapi Kamu Membuatku Jatuh Cinta

Apakah Penyakit Itu Karena Dirinya



Apakah Penyakit Itu Karena Dirinya

0Di bawah cahaya matahari yang hangat, Beiming Shaoxi dan wanita itu sedang duduk berdua di kursi masing-masing. Pria itu melepaskan mantelnya dan mengenakannya ke tubuh wanita di sebelahnya itu.     
0

Xin Keqi memeluk lengan kiri Beiming Shaoxi. Ia bersandar ke dalam pundaknya dan tersenyum manis.     

[Ji An'an, kamu mengira kakakku masih akan sangat menyukaimu? Untungnya, wajahmu adalah bentuk wajah yang disukainya. Jadi meski tidak ada kamu, Kakakku masih bisa mendapatkannya.]     

Walau kata-kata itu disampaikan dalam bentuk pesan teks, namun ia bisa membayangkan suara sindiran Beiming Shilan yang menusuk ke dalam telinganya.     

Ji An'an mengingat perkataan Beiming Shaoxi, ia jatuh cinta pada pandangan pertama dengan identitas dirinya sebagai Su Qianmo saat di pantai waktu itu.     

Alasan Beiming Shaoxi menikahi Ji An'an juga karena mereka sangat mirip, hanya tidak menyangka sekarang ada orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya.     

Ji An'an agak membungkukkan badannya, merasa lambungnya terasa agak sakit.     

Jangan-jangan Beiming Shaoxi tidak pernah menyukainya. Pria itu hanya terpesona dengan penampilan dan badannya saja….     

[Hey, bagian mana yang pantas dari dirimu sehingga berhak mendapat kasih sayang dari kakakku? Selama tiga tahun ini, dia hidup dengan sangat bahagia. Kakakku sudah memiliki seorang istri yang lembut dan hangat di pelukannya. Mereka bahkan juga sudah memiliki seorang anak.]      

[Ji An'an, kalau kamu berani berbuat hal-hal yang merusak hubungan mereka. Ingatlah, aku juga tidak akan sungkan-sungkan….]     

Ji An'an tersenyum dingin. Padahal pihak yang selalu merugikan orang lain adalah Beiming Shilan. Jadi, mengapa Ji An'an yang harus mendapatkan hukuman dari Tuhan?     

Ji An'an memang merasa bahwa tidak ada yang spesial dari dirinya. Ia juga tipe wanita yang sulit mengatur emosinya. Tidak jarang ucapannya sangat ketus dan tidak pernah memperdulikan orang lain.      

Sejujurnya, Ji An'an juga tidak mengerti hal yang disukai Beiming Shaoxi sewaktu pertama kali bertemu dengannya. Oleh sebab itu, ia pun tidak pernah percaya bahwa Beiming Shaoxi pernah mencintainya.     

Dari alam bawah sadarnya yang terdalam pun, Ji An'an sudah tahu bahwa dirinya memang tidak pantas untuk mendapatkan pria seperti Beiming Shaoxi. Ia tidak pantas mendapatkan kasih sayangnya….     

…..     

Kakek Beiming sangat terhibur dan tertawa, "Shaoxi, kamu sudah menikah dengan An'an. Oleh sebab itu, perlakukan dia dengan sangat baik. Dahulu saat nenekmu masih muda pun pernah menjalani hidup yang amat menderita. Aku pun tidak berharap An'an akan mendapatkan nasib yang sama…"     

Beiming Shaoxi menatap wanita di pelukannya itu, "Aku tahu."     

"Kakek, nanas sangat bagus untuk jantungmu. Aku akan menyuapkannya untukmu."     

Hati Kakek Beiming yang terasa senang pun akhirnya memakan nanas itu, "Kamu juga harus menyuapi Shaoxi, ya!"     

Xin Keqi mengambil sebuah garpu dan mengambilkan satu potong nanas. Ia pun menyuapkannya ke arah Beiming Shaoxi.     

Pemandangan ini tampak begitu harmonis seolah mereka sudah sangat sering melakukannya.     

Kalau Ji An'an tidak pulang, gambaran yang harmonis dan damai ini pasti akan terlihat begitu biasa.     

Benar! Beiming Shaoxi telah memiliki semuanya, kehidupannya pun sudah amat bahagia. Setelah melihat ini, Ji An'an hanya bisa merenung dalam hati, 'Mengapa aku harus merusak semua kebahagiaan ini?'     

[Jangan mengira kakakku sekarang mendekatimu karena merasa tertarik denganmu. Ingat, kamu telah melukai keluargaku sampai sangat parah. Kamu juga menyakiti hati kakek dan Yechen. Jadi, bagaimana mungkin Kakakku bisa memaafkan kamu?]     

Ji An'an pertama mengira bahwa sindiran Beiming Shilan ini bertujuan untuk menjauhkannya dari Keluarga Beiming. Padahal, ia sendiri sangat khawatir dengan kondisi kesehatan kakek Beiming. Dengan demikian, Ji An'an mencari segala cara untuk masuk ke dalam rumah Beiming. Ia hanya ingin melihatnya sendiri.     

Melihat kondisi Kakek Beiming yang sudah pikun, apakah kakek jadi sakit seperti itu karena dirinya?     

Apakah perubahan sikap Beiming Yechen yang begitu serampangan juga disebabkan olehnya?     

Ji An'an tertawa sinis, ia seperti bunga mawar yang mematikan. Semua orang yang mendekatinya, seakan ditakdirkan mendapatkan keburukan.     

Apalagi sekarang, iblis bertopeng perak itu memanfaatkan Gu Nancheng dan ayah Ji untuk mengancamnya. Bahkan, Sana bisa saja menjadi salah satunya…. Semua orang yang dekat dengannya mendapatkan ancaman yang mengerikan.     

Apakah orang yang pernah memperlakukannya dengan baik hanya akan mendapatkan balasan yang buruk?     

Ji An'an hanya bisa merenungi kenyataan yang dilematis ini.     

"Siapa kamu?" Dua pelayan yang sedang menyiram tanaman pun menyadari keberadaan Ji An'an yang tampak mencurigakan.     

Ji An'an tidak mengenakan seragam pelayan, juga tidak seperti tamu penting yang berkunjung ke rumah ini. Wanita ini menutup wajahnya dengan mengenakan masker dan kacamata hitam. Gerak-geriknya pun terasa mencurigakan.     

Jantung Ji An'an berhenti berdebar, ia langsung dengan cepat berlari untuk kabur dari situasi yang canggung ini.     

Kedua pelayan itu saling menatap dan merasa curiga. Jangan-jangan ada seorang pencuri yang masuk ke rumah ini? Apakah mereka harus melaporkan hal ini?      

Tiba-tiba sosok tubuh yang tinggi muncul dari bayang semak-semak yang ada di sudut sana.     

Sosok itu menunjukkan sudut rahang yang tampan bagai berlian hitam dengan pantulan cahaya yang dingin. Walau demikian, garis bibir yang tegang itu justru terlihat mencibir sesuatu di depan matanya.     

Pelayan yang memergoki Ji An'an tadi seketika berbalik dan langsung melihatnya. Ia pun segera memberi hormat pada orang itu, "Tuan Ketiga…"     

Ya, Beiming Yechen mengencangkan rahangnya yang tampan itu, menatap tanpa ekspresi ke punggung Ji An'an yang pergi menjauh…. Tatapannya yang dalam juga menunjukkan ekspresi yang sulit ditebak.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.