Bos, Aku Membencimu: Tetapi Kamu Membuatku Jatuh Cinta

Tuan Ketiga, Apakah Kamu Baik-baik Saja



Tuan Ketiga, Apakah Kamu Baik-baik Saja

0Keesokan harinya.     
0

Ji An'an melihat kemewahan di depannya….     

Gerbang pintu terbuka dan terlihat sesosok iblis yang sedang menunggang kuda. Padahal halaman taman ini terlihat hijau dan indah, bahkan air mancur di tengah danau itu juga terhubung dengan rumah utamanya.      

Tidak jauh dari taman ini terlihat patung dewa yang sedang berbaring di tengah-tengah menara. Selain itu, ada juga patung singa berwarna emas berjajar di dekat lampu jalanan.     

Dari sisi lain, Leo seketika masuk ke dalam pelukannya, "Mo'mo sudah sampai!"     

Awalnya, Beiming Shaoxi menolak permintaan Leo. Ia tidak setuju membawanya pulang ke rumah utama.     

Hal ini membuat Ji An'an merasa sangat aneh, 'Apakah ada rahasia yang sedang disembunyikannya dari orang lain…?'     

"Kamu tidak mengatakan apapun kepada ayahmu, kan?"     

"Leo mengatakan semua yang Mo'mo ajarkan…." Kepala anak itu mengangguk.     

Ji An'an menghela napas lega karena menyuruh Leo untuk meminta pulang ke rumah utama dan tidak menggunakan nama Ji An'an sebagai alasannya. Beiming Shaoxi seharusnya tidak akan curiga.     

Hari ini Ji An'an berencana untuk memanfaatkan waktu ketika Beiming Shaoxi pergi dari rumah tepi pantai ini. Ia pun membawa Leo berjalan-jalan melewati tepi pantai. Tidak lupa, ia juga melepaskan jam tangan anti hilang Leo di mobil.      

Ketika semua sudah dirasa aman, Ji An'an melanjutkan perjalanannya melewati jalan di sekitar pantai. Ia juga memeluk Leo sambil mengemudikan mobil ini menuju rumah utama Keluarga Beiming.      

"Pangeran..."      

"Pangeran sudah pulang!"      

"Apa kabar Pangeran!"     

Leo tersenyum malas dan matanya menyipit. Ekspresi wajahnya kali ini memang terlihat keren dan bangga, namun tetap terasa angkuh.     

Para pelayan sangat terkejut ketika melihat Ji An'an memeluk Leo pulang ke rumah, 'Siapa wanita ini?'     

Ji An'an tidak melepaskan masker dan kacamata hitamnya, takut ada orang yang mengenalnya.     

Porti yang mendengar Tuan Muda pulang, dengan terburu-buru langsung datang menyambut, "Tuan Muda, ayo sini masuk ke dalam pelukanku."     

Leo pun menatapnya dengan raut wajah tidak senang!     

"Kenapa kamu tidak pulang bersama dengan Tuan?" Porti bertanya sambil menatap curiga ke arah Ji An'an.     

"Perkenalkan, saya adalah pelayan pribadi Leo dan kebetulan saya sedang sakit. Agar tidak menularkan penyakit kepada Leo jadi… uhuk!! uhuk!!!" Ji An'an mengenakan masker berpura-pura sakit, "Apakah Tuan besar ada di rumah?"     

Ji An'an ingin melihat Kakek Beiming. Ia sejujurnya sangat khawatir dengan kondisi kesehatannya.     

Ia juga memikirkan pesan Beiming Shilan yang diterimanya beberapa waktu lalu. Ya, apa maksud dari pesannya ini? Apa ada yang terjadi dengan kondisi kesehatan kakek Beiming?     

"Tuan Besar sedang berjemur di rumah gedung barat bersama dengan Nyonya," Porti menjawab dengan aneh, "Apa keperluanmu sampai mencari tuan besar?"     

'Nyonya …?'     

Kata yang diucapkan Porti itu seperti sambaran petir untuk Ji An'an. Ternyata benar, istri Beiming Shaoxi ini benar-benar ada.     

"Aku ingin membawa Leo untuk menjenguknya."     

"Tidak boleh! Tuan Besar sedang sakit dan gedung itu menjadi area terlarang yang dimasuki oleh pelayan biasa. Tanpa ada perintah dari Tuan Beiming, tidak ada yang boleh masuk ke sana. Apakah Tuan Beiming tidak memberi tahu tentang hal ini?"     

"Sakit? Sakit apa?" Ji An'an bertanya dengan khawatir.     

Porti baru ingin menjawab. Anehnya ia mendengar suara yang nyaring dari lantai pertama. Kemudian, suara itu dilanjutkan oleh teriakan seorang pelayan...     

"Tuan ketiga, apakah kamu baik-baik saja!"      

"Ya Tuhan, cepat panggil dokter!"      

"Tuan ketiga…."     

Ji An'an dengan cepat mengangkat kepala dan melihat sosok itu. Apakah sosok itu adalah Beiming Yechen?     

"Apa yang terjadi?" Porti dengan terburu-buru pergi melihatnya.     

"Tuan ketiga…. Dia minum sampai mabuk dan terjatuh. Dia barusan ingin turun, namun seketika langsung jatuh…."     

Para pelayan memegangnya bersama-sama untuk membantunya berdiri...     

Beiming Yechen dengan kuat menolak dan mendorong para pelayan yang mendekatinya. Kemudian sudut mulutnya tersenyum jahat dan malah berkata, "Siapa bilang aku mabuk?"     

Jaket kulit berwarna hitam dan rambut yang berwarna abu-abu biru. Wajah yang putih pucat itu tersenyum, tetapi sudah bukan senyuman seindah matahari seperti dirinya waktu itu….     

Sekarang senyumannya itu hanya terkesan menunjukkan kesuraman murni dan kejahatan untuk memberontak.     

Telinga kirinya sudah dipasangi anting-anting obsidian hitam. Pria itu juga memasang anting-anting kecil berwarna hitam di hidung mancungnya.     

Ji An'an hampir tidak bisa mengenalnya. Penampilan dan gaya berpakaian Beiming Yechen, atau bahkan senyumannya itu telah banyak berubah.     

Benarkah pria itu sedang mabuk? Apakah dia sering mabuk-mabukkan seperti itu?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.