Bos, Aku Membencimu: Tetapi Kamu Membuatku Jatuh Cinta

Tidur Dengan Mo’mo



Tidur Dengan Mo’mo

0Leo membalas dengan ekspresi wajah yang malu, lalu tatapan mata kecil itu…. Tidak bisa dijelaskan.     
0

Alis mata Ji An'an terangkat, jadi anak ini memiliki perasaan yang lebih baik dari ayahnya?     

Leo membalikkan kepalanya, lalu melihat sekeliling di dalam ruang tamu seperti radar kecil.     

Ji An'an mengenakan sandal rumah dan berjalan ke arahnya sembari bertanya, "Apa yang sedang kamu cari?"     

"Kamar Mo'mo."     

"Oh, di sana." Ji An'an menunjuk ke kamarnya sendiri.     

"Apakah Leo boleh melihatnya?" Leo bertanya dengan sopan.     

Ji An'an mendengarnya dan langsung tersenyum. Ia memegang tangan kecil anak itu dan membawanya ke depan pintu kamarnya. Kemudian, ia membukakan pintu kamar itu untuknya, "Silakan lihat-lihat saja."     

Leo seolah telah masuk ke dunia hiburan, dengan senang berlari masuk ke dalam dan mulai mencium-cium aroma di kamar ini seperti tadi...     

Ji An'an tidak mengerti dan hanya bersandar di samping pintu sambil tertawa melihatnya.     

Leo tidak mencium ada bau pria…. Dan ia sangat senang!     

Ji An'an melihat anak kecil itu begitu senang sampai wajahnya merah merona.     

"Apakah Leo sudah makan malam?" Ji An'an bertanya karena dirinya juga sudah lapar.     

Leo mengangguk.     

"Apa ada hidangan yang ingin kamu makan?"     

Satu tangan Leo langsung memegang perutnya yang kecil dan menggelengkan kepala. Ia ternyata baru saja makan hingga sangat kenyang.     

"Kalau begitu, kamu silahkan bermain di sini, ya! Aku akan segera kembali."     

Leo menangguk seolah sangat penurut. Ia seperti sudah mabuk karena kegembiraan yang ada di sini...     

Ji An'an kembali ke ruang makan, makanan yang dimasaknya tadi sudah dingin dan di meja juga terlihat sebuah catatan yang ditinggalkan oleh Sana. Sahabatnya itu berpesan bahwa dirinya tiba-tiba diajak temannya untuk keluar. Jadi, malam ini tidak bisa pulang. Selain itu, di dalam dapur masih ada sisa sup dan mengingatkan Ji An'an untuk makan ketika sudah pulang.     

******     

Pada saat ini, Beiming Shaoxi mendengar Ji An'an akan meninggalkan kamar. Ia langsung memerintahkan Leo untuk pulang malam ini agar bisa tidur di rumah.     

Mendengar jam tangannya memperdengarkan suara ayahnya yang murka...     

Leo sama sekali tidak peduli, "Ini adalah kamarnya Mo'mo, kamar Mo'mo... Mo'mo…."     

Beiming Shaoxi terdiam.     

"Di sini juga ada kaus kaki Mo'mo, sandal Mo'mo…. Ranjangnya Mo'mo, hanya milik Mo'mo…." Leo berbicara sendiri dan merasa semua ini sangat baru serta membuatnya penasaran.      

Apalagi, ia memikirkan bahwa dirinya akan tidur di ranjang Mo'mo malam ini dan tidur dengan Mo'mo. Memikirkan ini, ia sendiri tersenyum manis dan bahagia.     

Beiming Shaoxi dengan suara yang galak berteriak sambil menyebutkan nama lengkap Leo, "Beiming Simo, Apakah kamu mau dipukul?"     

Leo dengan sangat bersemangat langsung tidak memperdulikan panggilan dari Beiming Shaoxi. Setelah berada begitu lama di dalam kamar, ia pun menyadari bahwa Ji An'an sudah tidak ada di sana.     

"Kalau kamu tidak pulang dalam waktu setengah jam, maka lihat saja akibatnya nanti." Beiming Shaoxi dengan dingin mengancam anaknya.     

Leo menganggap suara ayahnya sebagai angin lalu dan sudah keluar dari kamar untuk mencari Ji An'an, "Mo'mo…."     

Tidak lama kemudian, anak kecil ini mendengarkan suara Ji An'an yang lembut dan hangat berkata, "Aku sedang di dapur."     

Api amarah Beiming Shaoxi yang sudah sangat tinggi itu hanya bisa ditahan begitu saja. Ia pun mengakhiri panggilannya itu.     

Beiming Shaoxi tidak pernah mendengarkan Ji An'an menggunakan nada bicara yang seperti ini saat berbicara dengannya. Suara wanita itu sangat lembut sampai membuat orang meleleh.     

Dan semua itu, telah dirasakan oleh Leo seorang!     

Putranya sedang di dalam pelukan Ji An'an yang lembut dan wangi itu, sedangkan dirinya? Duduk sendirian di dekat perapian dengan hati yang tidak senang.     

Wei'er bisa merasakan Beiming Shaoxi sedang marah, ia perlahan-lahan menjauhinya… Dalam situasi seperti ini, ia sangat takut dengan ledakan amarah tuan besarnya itu.     

Padahal dalam tiga tahun terakhir, Beiming Shaoxi tidak pernah menunjukkan kemarahannya. Ia tidak menunjukkan emosinya seperti boneka yang tidak pernah marah, seolah sudah kembali menjadi pria yang terkenal jenius dan dingin seperti sebelumnya.     

Namun saat bertemu dengan Ji An'an, bagaimana bisa tuannya ini bisa terlihat begitu manusiawi?     

"Mo'mo, apa yang sedang kamu makan" Leo bertanya dengan nada yang jelas.     

"Hanya sup ayam, aku sudah lapar."     

Leo berlari ke depannya dan mengangkat kepala untuk melihat mangkok Ji An'an. Ia memandangnya dengan tatapan sangat lapar.      

Ji An'an menyendok sup ayah hitam itu dan tertawa melihat ekspresi kelaparan Leo, "Dasar tukang makan, bukankah kamu tadi sudah makan malam ya?"     

Leo memegangi jari tangannya dan ingin makan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.