Bos, Aku Membencimu: Tetapi Kamu Membuatku Jatuh Cinta

Tampaknya, Kita Belum Memerlukan Anak!



Tampaknya, Kita Belum Memerlukan Anak!

0Di dalam kotak penyimpanan, Ji An'an mengambil ranselnya. Selain mengganti pakaian di sini, ia juga menyimpan kartu identitas dan sejumlah uang yang disimpannya.     
0

Malam hari ini, hujan tampak gerimis.     

Sebuah taksi pun telah berhenti di depan pintu bandara. Ji An'an yang telah siap langsung merangkul ransel dan turun dari mobil. Ia langsung dikelilingi mobil Keluarga Gu yang mengikutinya.     

Pria jahat dan mempesona itu melangkah keluar dari mobil. Ia menatapnya dengan tatapan gelapnya. Ia melihat anting-anting berlian hitam yang bersinar dengan unik.     

'Gu Nancheng?'     

Melihat datangnya pria itu, Ji An'an langsung tegang. Ia baru saja meninggalkan Beiming Shaoxi dan sekarang malah bertemu dengannya?     

Tuan muda Gu mengenakan jaket bermotif kulit ular. Ia melepaskan sarung hitam dan melemparkannya ke pria botak bertato ular. Ia memegang dagu Ji An'an dan mencium bibir merah meronanya.     

Untungnya tindakan Ji An'an juga sangat cepat. Ia langsung menutupi mulutnya dengan tangannya sendiri.     

Bibir Gu Nancheng pun menyentuh belakang tangannya…     

"Su Qianmo...." Gu Nancheng melepaskan kaca mata hitamnya dan lanjut berkata, "Ke mana lagi kamu akan kabur?"     

"Ke manapun tujuanku untuk pergi, tampaknya tidak ada hubungan apapun denganmu. Bukankah Tuan Muda Gu seharusnya sedang bersama Nona Kedua Beiming untuk membahas pernikahan kalian?"     

Setelah terbangun dari pingsannya selama beberapa hari, Gu Nancheng masih belum tahu bahwa dirinya sedang dijebak...     

Saat tersadar, hal pertama yang dilakukannya adalah pergi mengunjungi rumah tua milik Keluarga Su. Ia mengambil papan kayu dan mengapit garis merah yang ada pada papan itu dengan kedua jarinya yang menggunakan cincin permata..     

"Aku mau penjelasan!"     

Ji An'an mengerutkan alisnya dan melihat sekilas dengan tatap yang tidak asing….     

"Apakah aku pernah menyukaimu?" Pria ini bertanya dengan pelan. Lagi pula, tidak mungkin ia melupakan bahwa dirinya pernah menyukai seorang wanita.     

Ji An'an melirik dengan kaget. Ia langsung meraih papan kayu yang ditulis dengan tulisan tipis.     

Dalam benak pikirannya, ia langsung mengingat pohon yang penuh dengan gantungan papan kayu.     

[Maafkan aku, Qianmo….]     

Gu Nancheng pertama kali menggantungkan papan kayu itu karenakan melakukan kesalahan. Pria itu pun meminta maaf padanya dengan cara seperti ini.     

Saat itu Gu Nancheng baru berusia 6 tahun!     

Dengan menggunakan pisau kecil, pria itu membuat tulisan seperti itu. Ia membuatnya segores demi segores dengan sangat tulus dan juga tanpa sengaja menggores jarinya.     

"Katakan, aku mau penjelaskan darimu!" Gu Nancheng menatapnya dengan mata merah.     

Jia An'an tampak tertegun, "Aku tidak mengerti, juga tidak mengenalnya. Lebih baik kamu pergi dariku!"     

Gu Nancheng menekan pundaknya, "Tidak bisa memberikan penjelasan, maka kamu juga tidak bisa pergi kemanapun!"     

"Gu Nancheng... Apapun yang telah terjadi, semua itu sudah tidak penting. Justru yang terpenting adalah sekarang. Jadi, bagaimana perasaanmu padaku?" Ucap Ji An'an dengan sangat sinis.     

"Jika aku mencintaimu?" Gu Nancheng tersenyum dingin dan menjawab demikian.     

"..." Mendengar itu, hati Ji An'an seperti dipukul dengan kuat. Ia langsung membuang muka dan kemudian baru menjawab, "Aku tidak menyukai anak kecil yang terlalu kekanakan-kanakan."     

"Aku juga tidak menyukai anak kecil. Tampaknya, kita juga tidak memerlukan seorang anak."     

Ji An'an menatapnya dengan mata yang besar. Ia sangat tahu bahwa dahulu Gu Nancheng bukanlah pria yang suka sembarangan menggoda seorang wanita.      

Namun… saat teringat kejadian di kolam air panas, pria itu bisa dengan begitu saja bersikap mesra bersama Beiming Shilan. Apalagi, ia juga memberikan perlakuan yang sama dengan para putri keluarga kaya yang menjadi pelayan di rumah Keluarga Gu...      

Pria ini sudah bukan lagi Gu Nancheng yang dulu.     

"Gu Nancheng, apakah kamu ingin mengetahui tentang masa lalumu. Aku akan membawamu ke suatu tempat." Ji An'an menggandeng tangannya dan melangkah dengan langkah yang lebar menuju ke depan.     

Orang-orang yang ada di dalam bandara juga melihatnya, sosok tinggi dan tampan Gu Nancheng. Ya, terutama ketampanannya. Pria itu sungguh mempesona dan begitu menggoda sampai membuat tulang terasa lemas karena menginginkan ketampanannya.     

Di sekitarnya juga diikuti oleh para pengawal yang sikapnya tidak terlihat ramah, membuat orang tidak berani mendekati…     

Ji An'an memakai kacamata hitam, menariknya ke kamar mandi terdekat.     

"Tuan muda! Kalau jalan lebih jauh lagi, maka kita akan masuk ke toilet wanita!" Pria botak bertato ular pun mengingatkan dengan pelan.     

"Su Qianmo!" Gu Nancheng menggertakkan gigi dan lanjut berkata, "Jadi inikah tempat yang ingin kamu tunjukkan padaku?"     

"Bukankah kamu ingin mengetahui alasannya? Aku sekarang sedang tidak tahan untuk buang air kecil. Setelah dari toilet, aku akan memberitahumu. Jadi tunggu aku!"     

Pandangan Gu Nancheng langsung terlihat suram, ia menyuruh orang untuk mengawasinya, "Toilet ini sudah dikepung oleh pengawalku, jangan berharap bisa kabur dariku."     

Ji An'an masuk ke ruang sebelah, ia mengambil dan memakai wignya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.