Inevitable Fate [Indonesia]

Kehidupan Sempurna Reiko



Kehidupan Sempurna Reiko

0Kehidupan Runa semakin kacau dan berantakan dan diperlakukan tidak manusiawi lagi. Ini berbanding terbalik dengan kehidupan Reiko yang kian menanjak dan melejit.     
0

Sebagai penyanyi solo yang naik daun, nama Reiko kian kukuh berkibar di dunia hiburan Jepang. Cantik, muda, memikat, bertalenta, serta memiliki suami konglomerat muda. Mana mungkin Reiko tidak menjadi selebrita?     

Yang mengagumkan adalah … Reiko berhasil 'menundukkan' agensi G&G.     

Saat ini, aktivitas Reiko makin stabil dan karirnya pun demikian. Dengan begitu, agensi G&G menjadi lebih kompromis pada Reiko jika dia enggan menghadiri sebuah acara jika itu akan membuat waktunya dengan sang buah hati jadi tertunda.     

Ya, Reiko memang jarang tampil di panggung, promosi dia gencar di lakukan di kanal Yutub agensi dan kanal pribadinya.     

Meski jarang tampil di televisi dan radio apalagi live, penjualan album Reiko tetap laris dan terus meningkat. Dia hanya sesekali saja melakukan road show dan akan membawa suami serta anaknya karena tak mau berjauhan dengan mereka.     

Mengundang Reiko tampil di sebuah acara, maka harus juga mengundang Nathan Ryuu dan Rui.     

Tapi, apabila dirasa bahwa Rui seperti sudah terlalu lelah diajak pergi untuk kegiatan ibunya, Reiko akan menolak atau membatalkan sebuah jadwal dari G&G.     

Kini, dia memiliki 'kekuatan' untuk bernegosiasi dengan G&G. Nyonya Revka tidak bisa ngotot lagi padanya karena Reiko saat ini adalah artis paling terlaris di agensi. Synthesa sebagai mantan grup Reiko pun kalah pamor.     

"Sayank, kurasa kau memiliki lidah emas, bukan lagi tangan emas ala Midas." Demikian Nathan Ryuu pernah menggoda istrinya.     

"Ryuu, kau ini ada-ada saja!" Reiko menepuk lembut lengan suaminya. "Lidah emas apanya, sih?"     

"Lagu apapun yang kau bawakan selalu sukses dan terkenal. Ucapanmu juga sepertinya membuat G&G bertekuk lutut padamu. Belum lagi penggemarmu yang tunduk pada ucapanmu." Nathan Ryuu duduk bersama sang istri di taman samping vila sambil mereka memperhatikan Rui yang sedang belajar berjalan.     

"Ahh, itu hanya keberuntunganku saja, Ryuu." Lalu, Reiko bergegas lari ke depan ketika melihat putranya mulai oleng dan hampir jatuh. "Ups! Ha ha ha … anak Mama ini sungguh bersemangat, yah!"     

"Mama! Jayan!" Rui berceloteh. Selain sedang giat belajar berjalan, bocah itu juga giat bicara. "Atu jayan."     

"Iya, sayankku, Rui jalan dan Rui hebat! Anak Mama hebat!" Reiko tersenyum lebar sembari memegangi Rui, dia berjongkok menyamai tinggi putranya.     

Mendengar pujian ibunya, Rui menggerak-gerakkan kedua tangannya sambil berteriak gembira. "Mama syantik! Mama syantik! Atu syayang Mama!"     

Mendengar celotehan sang putra, tentu saja Reiko bahagia. Senyumnya makin lebar ketika dia menatap takjub pada Rui. "Dari mana Rui belajar merayu Mama begitu, hm?" Segera matanya terarah pada Nathan Ryuu yang sedang mengulum senyum. "Pasti ulah papamu, ya kan?"     

"Papa! Papa tamvan! Papa tamvan!" imbuh Rui sambil bertepuk tangan diiringi senyum lebar sehingga gigi susu di bagian depannya terlihat jelas dan imut.     

"Astaga, papamu juga mengajarkan kau kata-kata semacam itu, ck ck ck!" Reiko geleng-geleng kepala.     

"Ha ha ha!" Nathan Ryuu mulai tertawa senang. "Jangan sampai terkejut jika nanti kau mendengar jagoan kita bicara yang lebih fantastis, sayank." Dia menghampiri Reiko untuk memberi kecupan pada kening istrinya.     

"Kyaahh!" Rui bergerak riang saat melihat kedua orang tuanya bersikap harmonis. Kedua tangannya bertepuk tangan seakan dia sangat menyukai pemandangan itu.     

"Sepertinya jagoan kita menyukai kalau kita semesra ini, sayank?" Nathan Ryuu mengecup Reiko sekali lagi, kali ini pada bibirnya.     

Reiko sampai malu sendiri dan menepuk pelan dada sang suami. "Kau ini! Kenapa melakukan hal seperti ini di depan anak kita?" Pipinya merona saat dia tersipu.     

"Ha ha … sepertinya dia justru menyukai kalau kita melakukan itu, sayank. Lihat, dia terus saja gembira." Nathan Ryuu kembali mengecupi wajah istrinya sampai Reiko tertawa antara geli dan malu.     

Tapi, respon Rui memang seperti yang dikatakan Nathan Ryuu, bocah itu makin girang ketika melihat ayahnya mengecupi ibunya.     

Reiko pasti akan memekik kaget jika tahu bahwa Rui sudah diajari oleh Nathan Ryuu untuk bertepuk tangan setiap melihat sang ayah mengecup ibunya.     

Si bocah sudah mengetahui apa itu konsep mengecup, yaitu sebagai ungkapan sayang dan cinta. Tentu saja ini hasil dari pengajaran Nathan Ryuu.     

Oleh karenanya, Rui senang ketika dia menerima kecupan dari ibu dan ayahnya. Ketika melihat sang ayah mengecup ibunya, mana mungkin Rui tidak gembira?     

Keluarga Onodera yang ini begitu bahagia dan penuh akan suka cita, kaya akan harta, cinta kasih, dan kedamaian. Sebuah gambaran keluarga sempurna idaman setiap orang.     

-0—00—0-     

"Kau tahu, sayank, Zuko sekarang memiliki tunangan." Nathan Ryuu berkata pada istrinya ketika malam hari menjelang mereka tidur.     

"Benarkah?" Reiko menatap suaminya dan menaruh ponsel di atas meja nakas sebelah sisi bagian tempat tidurnya.     

Nathan Ryuu mengangguk. "Dia memiliki tunangan yang baik. Aku sudah pernah bertemu wanita itu dan aku rasa dia memang sebaik penampilannya."     

"Syukurlah kalau begitu." Reiko tersenyum lebar, secara tulus ikut gembira untuk kebahagiaan yang akhirnya ditemukan oleh Zuko, si asisten suaminya yang kini jarang bersama Nathan Ryuu dikarenakan Onodera lebih banyak di rumah atau mengikuti sang istri dengan jadwal road show-nya.     

Meski, jika mengingat akan Zuko, itu sama saja Reiko mengorek kembali kenangan mengenai sahabat dia, Runa. Walaupun Runa mungkin sudah memutuskan tali pertemanan dengannya, namun di hati Reiko, Runa tetaplah sahabat dia.     

Kemalangan nasib percintaan Zuko sebelum ini tentunya tak lepas dari ulah Runa yang terlalu silau akan harta akibat pengaruh dari ibunya, hingga Runa memilih pergi dengan orang kaya dari Timur Tengah.     

"Kapan mereka menikah?" Reiko bertanya sambil tepiskan kesedihan dia akan hubungan buruk dia dengan Runa.     

"Mungkin dalam waktu dekat ini, sekitar tiga atau lima bulan lagi, itu kata Zuko, karena dia masih ingin mencari uang sebanyak mungkin agar bisa memberikan kehidupan terbaik pada istrinya kelak. Yah, bisa jadi itu karena dia tak mau berakhir gagal seperti sebelumnya." Nathan Ryuu sedikit menyindir mengenai Runa.     

"Maafkan Runa-chan, yah Ryuu!" Reiko merangsek masuk secara perlahan ke pelukan suaminya.     

"Kenapa malah kau yang meminta maaf? Ha ha ha … istriku ini memang berhati malaikat." Nathan Ryuu kemudian mengecup kepala Reiko. "Kalau kau ingin bertemu tunangan Zuko, aku bisa mengatur itu untuk pertemuan kalian."     

Reiko mengangguk setuju.     

Malam itu, pasangan Onodera ini menjalani keintiman membara sebelum mereka tidur.     

Sementara, di bandara internasional, turun seorang lelaki gagah dengan raut wajah tegas dan gahar. Siapa dia? Ada keperluan apa dia datang ke Tokyo?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.