Inevitable Fate [Indonesia]

Gangguan



Gangguan

0"Sialan! Kenapa aku tak bisa masuk ke akunku!" Terdengar teriakan kalut Sharla.     
0

Teriakan itu mengganggu bagi Elton, suaminya, yang baru saja pulang bekerja di kantor. "Ada apa, sih Shar? Kenapa aku datang malah dikasi sambutan ucapan seperti itu?"     

"Ini! Ini! Akun instagramm aku mendadak susah dibuka! Aku tidak bisa masuk sejak tadi! Ini bagaimana, sih? Apa maksudnya? Kenapa begini? Aku salah apa?" Sharla terus saja berteriak kesal.     

"Kamu itu, apa tidak malu didengar anak-anakmu kalau kau berteriak begini?" Elton melepas kemeja kantornya.     

"Ahh, mereka kan selalu dengan si mbak. Tak mungkin mencari aku." Sharla tetap menekan-nekan layar ponselnya dengan gigih dan gemas karena tidak juga berhasil membuka akun tersebut.     

Tentu saja tidak bisa. Karena akun itu sudah berhasil diretas anak buah Nathan Ryuu, sudah diganti pula e-mail dan sekaligus password-nya. Jangan tanyakan bagaimana, anak buah Onodera yang lebih paham.     

Dengan begitu, anggap saja selamat tinggal untuk akun Sharla tadi. Tidak mungkin bisa kembali meski Sharla bersujud 5 musim sekaligus di depan Nathan Ryuu dan Reiko.     

Elton melirik istrinya dan mendecak. Walaupun dia agak kecewa karena sang istri malah lebih suka melakukan hal-hal tidak penting ketimbang mengasuh anak.     

Tapi, karena Elton bukan berasal dari keluarga kaya seperti istrinya, maka dia lebih banyak diam saja dan menerima, yang penting keluarganya masih tetap baik-baik saja.     

"Ya sudah, aku main dulu dengan anak-anak." Elton, seperti biasa akan keluar dan mencari anak-anak untuk diajak pergi bermain di taman belakang rumah atau sekedar jalan-jalan cari angin tanpa perlu mengajak sang istri yang lebih senang menghabiskan waktu di sosial media dan sibuk mengobrol dengan teman-temannya.     

"Ya, sana!" Sharla tidak menoleh sedikitpun pada suaminya dan masih saja terus mencoba masuk ke akunnya menggunakan berbagai cara yang sebenarnya sia-sia. "Arrghh! Sialan! Bangsat! Ini instagramm kok ngawur sekali, sih!" Ia kini mulai mengumpat-umpat pihak instagramm.     

Setelah suaminya keluar kamar dan sepertinya akan mengajak jalan-jalan sore kedua anaknya, Sharla tetap ingin di rumah. Toh hanya jalan-jalan biasa membuang bensin saja, untuk apa dia ikut? Kecuali jalan-jalan ke tempat fantastis, barulah dia akan ikut.     

Akhirnya, Sharla menghubungi teman-temannya menggunakan platform lainnya. Hingga kemudia mereka tenggelam dalam obrolan tak berujung.     

Di luar, Elton sudah menggandeng anak sulungnya yang berumur 7 tahun, sedangkan anak bungsu yang berumur 4 tahun ada dalam gendongan salah babysitter. Keluarga Sharla memiliki 1 babysitter untuk anak bungsu dan 1 ART untuk anak sulung.     

Karena ada Elton, maka ART tidak perlu ikut serta acara jalan-jalan semacam itu karena si sulung akan dijagai ayahnya sendiri.     

Di kamarnya, Sharla tertawa-tawa karena gurauan teman-temannya, dan akhirnya sesuai dengan saran si teman, dia membuat akun baru, meski sebenarnya merasa sangat geram akun lamanya hilang.     

Yang membuat Sharla kesal dengan hilangnya akun lama adalah di sana dia punya banyak foto-foto flexing yang kadang itu dari ponsel kawannya ketika pergi berlibur bersama.     

Tapi, ya sudah, karena memang sudah hilang, mau apa lagi. Ditambah, kawan Sharla yakin bahwa akun Sharla sudah kena retas dan dihilangkan si peretas.     

Maka, dengan mulut terus menggerutu, Sharla kembali membuat akun baru dan lagi-lagi dia memajang foto dia dengan Reiko di sana. Baginya, foto tersebut adalah daya tarik utama agar dia bisa menggaet banyak followers.     

Namun, hal mengejutkan terjadi. Ketika dalam 1 jam berikutnya followers dia bertambah dengan cepat gara-gara foto Reiko dengan dirinya, mendadak saja akunnya tidak lagi bisa dipakai.     

Padahal, Sharla baru sebentar saja pergi ke fesbuk untuk memosting hal sama seperti di instagramm, tapi ketika kembali ke instagramm, sudah tak bisa masuk lagi!     

"Hah?! Ini kenapa lagi, ya ampun!" teriaknya kesal. Untung saja kamarnya di bagian belakang rumah sehingga tidak perlu sampai terdengar ke kamar kakeknya.     

Menghubungi teman-temannya, mereka juga terkejut.     

"Shar, sepertinya hacker-nya punya dendam padamu, deh!"     

"Ehh! Atau mungkin, ini ada hubungannya dengan si Reiko itu?"     

"Maksudmu?" Sharla bertanya dengan bingung.     

"Iya! Kau kan kehilangan akun-akunmu sejak memosting si Roiko itu, kan?"     

"Ahh, benar juga. Lalu, hubungannya?" Sharla semakin tertarik.     

"Bisa saja itu ulah haters si Roiko!"     

Mata Sharla membelalak. "Ya ampun! Kenapa aku tidak terpikir ke sana, yah?"     

"Kalau dipikir-pikir, ada kemungkinan begitu, sih! Si bumbu masak itu kan pastinya punya banyak haters karena dia pernah jadi idol seperti katamu, kan Shar?"     

"Iya! Iya!" Sharla mengangguk seperti ayam mematuki makanannya.     

"Nah, namanya haters itu kan kadang tak punya otak. Bisa saja mereka geram tak bisa melampiaskan kekesalan pada si bumbu masak, dan menembakkan amarahnya ke kamu!"     

"Ya ampun! Ternyata si brengsek Reiko itu selalu saja membawa sial ke keluarga aku, yah!" Sharla tidak bisa menahan geramnya lagi ketika dia diprovokasi temannya mengenai dugaan sembrono.     

"Lho, Shar, kenapa kamu sepertinya benci sekali dengan si bumbu masak?"     

"Ahh, kalian tidak tahu, pastinya. Dia tidak semanis yang terlihat di kamera!" Maka, segera saja mengalir cerita-cerita fiktif dari mulut Sharla mengenai Reiko.     

Teman-temannya tentu sangat terperanjat. Mereka kemudian beramai-ramai menggunjingkan Reiko yang tidak melakukan apapun pada mereka. Sungguh manusia terkadang mengerikan, terutama ketika mereka sudah berkumpul begitu membentuk aksi kelompok.     

Dalam sekejap, akun fesbuk Sharla juga lenyap. Ini membuat Sharla makin yakin bahwa hal demikian merupakan ulah haters Reiko. Dia mencibir, "Huh! Ternyata kau ada haters-nya juga! Berlagak sok malaikat, huh? Tidak semua orang menyukaimu, dasar idol pelacur!"     

-0—00—0-     

"Tuan, di luar sudah ada beberapa wartawan dan penggemar dari Nyonya yang berteriak ingin bertemu Nyonya," lapor salah satu anak buah melalui alat komunikasi di telinga mereka ke Nathan Ryuu.     

Nathan Ryuu menghela napas panjang dan mengembuskannya dengan kasar. Rupanya sudah dimulai! teriaknya di benak.     

Reiko mendengar ada suara-suara dari arah depan rumah. Rumah sementara mereka ini bukan jenis mansion yang memiliki halaman depan yang sangat luas setelah gerbang depan, sehingga apabila ada keributan, penghuni masih bisa mendengarkannya meski sayup-sayup.     

"Ryuu, sepertinya di depan ada suara banyak orang." Reiko baru selesai menyusui anaknya dan menggendong Rui di bahu agar si bocah bisa lekas bersendawa tatkala ditepuk-tepuk lembut punggungnya.     

"Ohh, mungkin pedagang yang ramai ingin menawarkan barang dagangannya. Kita di sini saja, sayank." Nathan Ryuu tidak ingin istrinya terganggu dengan orang-orang yang tentu sudah mendapatkan alamat mereka dari Sharla.     

Nathan Ryuu geram. Sepertinya keluarga Stanley tidak bisa berhenti menguji kesabarannya. Apakah dia perlu melakukan aksi yang sangat tegas dan ekstrim untuk menghentikan mereka?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.