Inevitable Fate [Indonesia]

Onodera Mencium Keamisan Postingan Sharla



Onodera Mencium Keamisan Postingan Sharla

0Sharla melihat hiruk-pikuk orang sedunia yang datang ke postingan dia dan terkekeh senang. "Lihat, dear, aku mendadak saja punya puluhan ribu follower dari sejak 6 jam aku memposting fotoku dengan Reiko sialan itu," ucapnya pada Elton, suaminya.     
0

"Hm?" Elton di samping istrinya mulai menoleh sambil meletakkan ponselnya. "Apa, Shar?"     

"Ugh! Kamu itu! Dengarkan, karena aku mengunggah foto dengan Reiko di instagramm, mendadak saja follower-ku mencapai puluhan ribu!"     

"Hah? Kau yakin? Bukannya follower kamu hanya ratusan saja, kan?"     

"Iya, berkat di sialan ini." Sharla sambil menyeringai dan menggoyang-goyangkan ponsel di tangannya.     

"Hei, hati-hati kalau bicara, Shar, kalau sampai terdengar ke orangnya, bisa berabe," Elton memperingatkan istrinya. "Lebih baik tidak perlu cari gara-gara lagi dengan mereka, Shar. Justru sebaiknya kita mendekat dan berlaku baik ke mereka, siapa tahu nanti kita bisa mendapatkan kebaikan juga dari mereka."     

"Loh, dear, aku memang berniat begitu, kok!" Sharla mendebat suaminya. "Aku memang sedang berusaha mendekat baik-baik dengan mereka."     

"Ya tapi jangan sambil mengumpat di belakang mereka juga, lah Shar. Nanti kalau ketahuan, susah baiknya." Elton sepertinya masih normalnya manusia meski berada di lingkungan keluarga Stanley.     

"Halah, kamu ini, dear! Seperti kamu akan benar-benar baik ke mereka saja! Kamu pasti juga ingin mengambil keuntungan dari mereka, kan?" Sharla jadi kesal sendiri karena suaminya tidak mendukung pemikirannya.     

"Tentu saja aku juga ingin mengambil keuntungan dari mereka, tapi kan dengan cara yang baik dan tidak perlu memaki begitu." Ya, Elton sepertinya belum terlalu parah terkontaminasi racun keluarga Stanley.     

"Sudah, kamu itu diam saja, El, ini urusanku, pokoknya kamu tinggal terima beres kalau nanti aku dapat uang banyak!" Sharla mendelik sambil mengerling ke Elton.     

"Shar, kamu hendak melakukan apa? Katakan, Shar!" Elton sampai harus memegang tangan sang istri agar dijawab pertanyaannya.     

Sharla mendecak makin kesal dan mengibakan tangan suaminya dari lengan dia. "El, diam! Aku sedang sibuk membalas komentar mereka, nih!" Dia mulai fokus ke layar ponselnya sembari jarinya secara lincah mengetik di sana.     

"Hghh …." Elton mendesah panjang, lalu berkata, "Shar, kamu kemarin sudah membuat salah ke mereka, loh! Jangan sampai menambah lagi."     

"Sshh! Tidak, kok! Sudah, diam!" Sharla tidak mengalihkan pandangan matanya dari layar.     

-0—00—0-     

"Rei, kamu sudah membuka akun instagramm kamu?" tanya Nathan Ryuu tatkala dia melihat istrinya baru keluar dari kamar mandi pagi itu setelah selesai menyusui anaknya. Dia sembari menggendong Rui yang sudah tenang karena kenyang.     

"Aku sudah lama sekali tidak membuka akun-akun media sosialku sejak kita di Indonesia. Memangnya kenapa, Ryuu?" Reiko menggosok rambutnya dengan handuk.     

"Ohh, ya sudah, mungkin sebaiknya memang tidak perlu melihatnya." Nathan Ryuu menjawab demikian.     

"Ada apa, Ryuu? Apakah ada hal penting di sana?"     

"Tidak, tidak ada. Kamu fokus saja dengan Rui dan kehidupan di sini, tak usah pedulikan hal lainnya di luar ini." Nathan Ryuu mengecup kening Reiko yang mendekat untuk mendekap dia yang menggendong Rui.     

"Sepertinya Rui makin bertambah berat badannya, yah Ryuu!" Reiko menatap sang putra yang tidur tenang di gendongan Nathan Ryuu.     

"Itulah keajaiban air susumu, sayank. Memberikan nutrisi pada anak kita."     

"Iya, Ryuu."     

"Dulu memberikan nutrisi padaku, sekarang pada anakku." Mendadak saja Nathan Ryuu bergumam demikian dengan nada rendah.     

Mendengar itu, Reiko bertanya, "Hm? Apanya yang dulu memberi padamu dan sekarang memberi anak kita?"     

"Tidak, tidak ada apa-apa." Nathan Ryuu menahan tawanya.     

Ini makin membuat curiga Reiko. Suaminya ini memaksudkan apa dengan kalimat aneh tadi. "Ryuu, apakah kau menyembunyikan sesuatu dariku?"     

"Pfftt! Tidak, sayank … aku hanya bicara omong kosong saja."     

"Omong kosong apanya? Mana pernah kamu bicara omong kosong. Ayo, apa tadi perkataanmu, Ryuu?"     

"Fu fu fu … aku hanya berkata, dulu memberikan nutrisi padaku dan sekarang memberi nutrisi pada anakku." Nathan Ryuu mengulang ucapannya tadi dengan senyum nakal beserta kerlingan bermakna tertentu.     

Reiko memikirkan ucapan suaminya terus menerus selama beberapa belas detik hingga akhirnya dia paham. "Ohh, astaga! Ryuu, kau ini! Kau sungguh mesum sekali, astaga!" Reiko mencubiti lengan Nathan Ryuu dengan wajah gemas.     

"Ha ha ha … ssttt … jangan buat anak kita bangun, aduh kamu ini, Reiko. Pfftt!" Nathan Ryuu sempat tertawa lepas sebelum dia langsung menghentikannya karena Rui menggeliat meski tetap terpejam.     

"Itu salahmu yang selalu saja punya omongan mesum padaku." Reiko mengerucutkan bibirnya sambil mencubit pinggang suaminya. Kini dia benar-benar paham makna ucapan suaminya. Tentu saja itu berkaitan dengan dada penuhnya yang disukai sang suami sejak dulu.     

.     

.     

Pada siang hari ketika Reiko tidur bersama Rui di kamar, Nathan Ryuu keluar ke teras samping untuk menelepon. "Kirim lebih banyak orang ke sini. Dan usahakan postingan itu dihapus, apapun caranya."     

"Baik, Tuan." Ada suara Itachi di seberang sana.     

Nathan Ryuu menyudahi teleponnya dan menghela napas panjang.     

Tadi dia diberitahu Itachi yang mendapatkan informasi dari Akeno bahwa Reiko menjadi topik panas sejak kemarin berdasarkan postingan Sharla.     

Orang jadi mengerti kalau Reiko sekarang ada di Indonesia. Bukan hal buruk, tapi jika ada fans yang mencari tahu tempat tinggal mereka, bukankah itu akan menjadi suatu kerepotan yang sangat tidak diperlukan?     

Nathan Ryuu sempat berpikir apakah dia perlu mencari hunian baru di kota lainnya untuk mengantisipasi jika ada yang mengetahui keberadaan istrinya.     

Tapi, dia tidak mungkin dengan cepat mendapatkan tempat nyaman seperti rumah ini. Apalagi mereka memiliki bayi premature dan ada seorang nenek lansia yang masih sakit, tak mungkin seenaknya membawa mereka pergi berpindah-pindah tempat hanya gara-gara gangguan dari fans.     

Maka dari itu, Nathan Ryuu hanya bisa melakukan satu hal: memperketat penjagaan di sekitar hunian dia. Maka dari itu, dia meminta agar Itachi mengirim lebih banyak anak buah untuk pergi ke Indonesia sembari Itachi mencari cara melenyapkan postingan Sharla.     

Ya, dia mencium ada yang tak beres dengan Sharla. Pasti wanita itu tidak tulus hanya sekedar ingin berfoto saja sebagai kenang-kenangan akan saudara dari keluarga besar.     

Nathan Ryuu tidak boleh lupa bahwa Sharla adalah keturunan dari Stanley dan Marlyn yang culas dan penuh intrik licik. Dia harus lebih gesit dan licik melebihi mereka agar tidak ditelan dan dirugikan.     

Setelah mengatur rencana untuk menanggulangi fans, Nathan Ryuu menghubungi Itachi lagi. "Kamu sudah melihat semua berkas perusahaan Zein?"     

"Sudah, Tuan."     

"Bagaimana menurutmu?"     

"Perusahaannya berbentuk korporasi. Zein Corp. Dan memiliki 4 perusahaan di bawahnya. PT Jaya Plastik di bidang produsen kantong plastik. Lalu ada PT Adamas Food yang memroduksi mie instan dan makanan kering kemasan. Kemudian, PT Kencana Surya di bidang kertas, sama seperti salah satu perusahaan Tuan. Dan PT Manunggal Pesona Serat yang bergerak dibidang tekstil." Itachi menguraikan apa saja perusahaan yang dimiliki Pak Zein.     

"Ya, sebagian besar sahamnya sudah aku miliki. Aku ingin membangun itu dan membesarkannya dengan caraku."     

"Mungkin sebaiknya dimulai dengan perusahaan kertas dan mie instan dulu, Tuan. Itu lebih banyak dibutuhkan orang dibandingkan 2 lainnya."     

"Ya, aku juga berpikir demikian, Itachi."     

"Oh ya, Tuan, baru saja, tim IT Anda sudah membobol akun itu dan mengambil alih."     

.     

.     

Di tempat lain ….     

"Sialan! Kenapa aku tak bisa masuk ke akunku!" Terdengar teriakan kalut Sharla.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.