Inevitable Fate [Indonesia]

Hukuman dari Nathan Ryuu untuk Pak Zein



Hukuman dari Nathan Ryuu untuk Pak Zein

0Mana bisa wajah tua Pak Zein tetap tenang seakan tidak ada apa-apa ketika Nanik menunjukkan mengenai perusahaan SortBank Group milik Nathan Ryuu?     

Bahkan Beliau tidak bisa menahan rasa terkejutnya dan membelalak lebar sembari mulut menganga tak tahu harus mengatakan apa.     

Terlebih saat melihat deretan banyaknya angka di bagian pendapatan bersih SortBank tiap tahunnya, itu merupakan angka terlalu fantastis!     

Pendapatan 55,79 miliar USD! Dengan total aset 328,7 miliar USD! Itu bukan rupiah lagi melainkan USD!     

Melihat sendiri angka sebesar itu, Pak Zein hanya bisa menenangkan jantungnya. Itu adalah 50 kali lipat dari pendapatan perusahaannya per tahun!     

Bahkan ketika perusahaan Beliau masih berada di puncak kejayaannya pun, pendapatan per tahun tidak mencapai 50 miliar USD. Apalagi sekarang semenjak dipegang putra keduanya.     

Sedangkan asetnya … astaga … asetnya … Pak Zein nyaris susah bernapas. Kenapa dia sekarang merasa seperti semut di hadapan Nathan Ryuu?     

Tidak hanya Pak Zein saja yang terkesiap. Pasangan Stanley-Marlyn pun demikian saat Nanik menyebutkan angka milik SortBank. Jadi … selama ini … untuk apa usaha sejauh itu merebut warisan untuk Reiko? Bahkan melibatkan racun!     

Segera saja, mereka berdua benar-benar menyesal dan terlihat sangat tolol bagai keledai. Keduanya tertunduk lesu. Sudah bisa menyadari posisi mereka di mata Nathan Ryuu … hanyalah debu tak berarti saja.     

Pantas saja, urusan membeli restoran bergengsi macam 9 Phoenix ini merupakan hal enteng bagi Onodera Ryuu. Kini mereka sudah jelas mengenai siapa yang sedang mereka coba lawan.     

Bukankah ini sama saja dengan telor hendak melawan batu?     

Ohh, jangan lupakan raut wajah Reiko yang juga melongo terkesiap ketika mendengar dari Nanik saat budhenya itu menyebutkan angka SortBank. Dia tak pernah mengulik mengenai perusahaan suaminya di internet, makanya tak paham berapa saja income dan aset SortBank yang dikuasai sang suami.     

Kini, Reiko juga lebih paham mengenai kenapa suaminya seolah membuang segepok uang seperti membuang debu yang menempel di baju saja. Begitu mudah!     

"Kenapa kau … kau mengatakan kau hanya anak pedagang biasa waktu memperkenalkan diri?" Pak Zein tidak bisa tidak bertanya itu pada Nathan Ryuu. Wajahnya sudah tidak searogan sebelumnya.     

Nathan Ryuu tersenyum pada Pak Zein dan menyahut, "Kenapa harus berlagak tinggi menyebutkan seluruh latar belakang dan apa yang saya miliki? Itu tidak penting. Ucapan tidaklah penting bagi saya, karena kenyataanlah yang paling utama. Lagipula … saya sekalian ingin melihat tanggapan orang jika mengatakan saya hanya anak pedagang biasa."     

Pak Zein meneguk ludah. Beliau jelas disindir secara telak. Ucapan Nathan Ryuu sungguh menyodok keras ulu hati Beliau.     

Ucapan tidak penting, kenyataanlah yang paling utama. Bukankah itu artinya, Nathan Ryuu sedang mengolok-olok Pak Zein dan keluarga Stanley-Marlyn yang kerap berpenampilan parlente serta arogan seakan mereka yang paling wah di dunia ini? Nyatanya apa? Mereka hanyalah orang yang ingin selalu terlihat mewah di mata siapapun meski harus terseok-seok mengumpulkan uang yang kian menipis untuk hura-hura salah satu pihak.     

Kemudian, tohokan keras selanjutnya adalah tentang Nathan Ryuu ingin melihat seperti apa tanggapan orang lain ketika mengatakan dia hanya anak pedagang biasa. Astaga, ini sangat memukul Pak Zein.     

Andaikan Nathan Ryuu dari awal memperkenalkan diri sebagai bos besar di Jepang, akankah sikap Pak Zein dan pasangan Stanley-Marlyn masih searogan itu pada Onodera muda dan istrinya?     

Akankah mereka merendahkan Reiko?     

Tidak mungkin!     

Di dunia yang penuh akan nuansa materialistis dengan mental kapitalis banyak penduduknya, mana mungkin orang seperti Nathan Ryuu tidak mendapatkan penghargaan dan sikap hormat dari orang lain?     

Bisa bertemu muka dengan Nathan Ryuu saja sudah merupakan sebuah kebanggaan bagi rakyat jelata, seakan bertemu penguasa besar. Inilah kenapa karyawan Magnifico luar biasa senang bila ditemui Nathan Ryuu.     

Akhirnya, drama keluarga di ruang pribadi restoran 9 Phoenix itupun diakhiri dengan Stanley dan Marlyn dimaafkan setelah keduanya menandatangani surat perjanjian milik Nathan Ryuu. Ini juga hal yang diinginkan oleh Reiko agar tercipta hubungan baik sesama anggota keluarga besar.     

Hal paling mengejutkan lainnya adalah, Nathan Ryuu menyerahkan restoran itu untuk dikelola oleh Nanik dan keluarganya.     

"Ambil saja restoran ini, Budhe." Nathan Ryuu tersenyum pada Nanik.     

"La-Lalu .. aku akan setor padamu bulanan atau tahunan?" Nanik bertanya melalui suaminya yang lebih fasih berbahasa Inggris.     

Nathan Ryuu tertawa kecil dan berkata, "Tidak usah memikirkan itu. Simpan saja uang pendapatan di sini, anggap ini sebagai salah satu investasi hubungan baik kita."     

Nanik hampir menangis mendengar itu.     

-0—00—0-     

"Sebagai orang tua, aku tetap harus mengatakan bahwa aku bersalah dan minta maaf padamu dan suamimu, Reiko. Maafkan aku." Suara tua Pak Zein bergetar ketika dia mengatakan itu di ruang pribadinya sembari mengundang Nathan Ryuu dan Reiko di sana untuk bicara.     

"Kakek, sudah, jangan bicara hal itu lagi." Reiko menggelengkan kepalanya. "Aku sudah tidak memikirkan apapun selain ingin membina hubungan baik dengan kalian." Dia meraih tangan keriput kakeknya dan meremas lembut sembari senyum tidak usai dari wajah cantiknya.     

"Aku sungguh malu sudah berlaku kasar pada kalian, kuharap kalian tidak menaruh dendam padaku." Pak Zein tundukkan kepala karena benar-benar malu. Berlagak tinggi padahal dia hanya serendah semut di hadapan paus seperti Nathan Ryuu.     

"Kakek …." Reiko mengusap tangan kakeknya.     

"Aku akan tetap mendendam dan keberatan mengenai itu." Nathan Ryuu kini bersuara. Dia menyamankan duduknya sambil menatap santai ke Pak Zein yang dari awal tidak membuatnya gentar.     

Jangankan pada Pak Zein, pada ayahnya sendiri, Onodera Shigeru pun, Nathan Ryuu tidak gentar.     

Reiko melongo saat mendengar ucapan suaminya. Wajah Pak Zein makin muram, dia bersiap menerima hukuman dari cucu menantunya.     

"Ryuu! Jangan begitu!" Reiko menggelengkan kepala ke suaminya sebagai isyarat agar sang suami melupakan dendam apapun.     

"Sayank, aku tidak terima karena kau menangis di hari setelah kakekmu mengajakmu bicara di ruang ini." Nathan Ryuu mengusap lembut pipi istrinya.     

Reiko sontak saja terkejut. Bagaimana caranya sang suami bisa mengetahui itu? "Bagaimana caramu …."     

Nathan Ryuu tersenyum dan menjawab, "Jangan mengira kau bisa menyembunyikan sesuatu dari suamimu ini, sayank."     

Ya, Nathan Ryuu tidak akan membeberkan mengenai saputangan milik Reiko malam itu yang diserahkan Nathan Ryuu ke anak buah untuk diteliti apakah di sana ada air mata dan ingus. Ternyata ada!     

Oleh karenanya, Nathan Ryuu semakin yakin bahwa istrinya dibuat menangis oleh Pak Zein. Kalau sudah begitu, bagaimana mungkin dia bisa bersikap mudah pada Pak Zein?     

"Baiklah, aku meminta maaf karena telah membuat cucuku ini menangis kala itu. Aku akui aku terlalu keras saat berbicara dengannya." Pak Zein makin yakin dia akan mendapatkan hukuman dari Nathan Ryuu.     

Pertanyaannya, seberat apa kira-kira nanti hukuman Nathan Ryuu pada Pak Zein?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.