Inevitable Fate [Indonesia]

Panas Hingga Membakar Mata



Panas Hingga Membakar Mata

0Nyonya Revka sudah berdua saja dengan Reiko di ruangan Beliau. "Jelaskan padaku, siapa itu Runa dan bagaimana hubungan kalian." Nyonya Revka bersandar santai di kursi besarnya sambil dua tangan terlipat di bawah dada montoknya. Pandangannya sedikit tajam namun bukan untuk mengintimidasi, melainkan agar terlihat fokus dan serius.     
0

Akhirnya, Reiko pun menceritakan kepada sang bos agensi mengenai siapa itu Runa dan hubungan baik mereka semenjak SMP hingga memburuk di akhir-akhir ini.     

Mata Nyonya Revka memejam sebentar sebelum membuka dan dia berkata, "Dia sudah tidak bisa menahan iri dia lagi ke kamu, Reiko. Apa kau tidak sadar akan ini?"     

Mata Reiko membeku. Bahkan Nyonya Revka pun mengatakan hal yang mirip seperti yang dikatakan suaminya beberapa hari lalu, meski dia tepis saat itu karena tak yakin Runa akan memiliki perasaan seburuk itu padanya.     

"Ya, dia memang memiliki rasa iri atas kecantikan kamu yang berhasil memikat lawan jenis dengan mudah, dan beberapa di antara yang terpikat, aku yakin … ada yang dia sukai. Benar, bukan?" Seringai dari Nyonya Revka muncul usai Beliau berkata.     

Betapa kagetnya Reiko mendengar ucapan dari sang bos. Padahal cerita dia baru saja mengenai Runa sama sekali tidak menyinggung mengenai kecemburuan Runa terkait beberapa teman masa sekolah mereka yang disukai Runa dan malah menyukai Reiko.     

Apakah Nyonya Revka ini cenayang? Kenapa sebentar saja sudah bisa mengetahui hal yang tidak Reiko ungkap?     

"Nyonya, itu …."     

"Kenapa? Kau masih ingin denial? Kau masih berusaha menahan pikiran logis kamu bahwa memang Runa yang berbuat jahat padamu dengan menyebarkan video terkait kau dan suamimu, begitu Reiko-chan?" Suara tegas nan lugas Nyonya Revka meluncur menusuk telinga Reiko.     

Yah, dia memang ingin tak percaya Runa berbuat demikian. Seberapa dekat dia dan Runa dulunya? Sangat amat dekat, bahkan melebihi saudara!     

Apakah … apakah karir Reiko saat ini yang menjadi penyebab Runa seperti itu? Apakah kesuksesan dia sebagai idol yang menjadi pemicu bangkitnya iri dan dengki Runa?     

Sebersit penyesalan timbul di hati Reiko. Kalau tahu begini, untuk apa dia bersusah payah menggapai karir idol? Kalau dia hanya akan kehilangan sahabat karena karirnya, untuk apa dia pertahankan itu?     

Tapi … dorongan Reiko untuk terus menyanyi tak bisa dibendung. Dia begitu menyukai menyanyi, dia terlalu mencintai kemampuan itu.     

"Reiko-chan … agensi akan mencoba untuk membendung berita heboh mengenaimu dan kami mungkin akan tutup mulut dan tidak menjawab pertanyaan media manapun." Nyonya Revka berkata lagi.     

"Saya serahkan semuanya ke Nyonya." Benar, Reiko sudah pada taraf menyerah dan putus asa. Dia paham, pasti saat ini ada begitu banyak fans dan haters menyerang dia, bahkan mungkin juga menyerang Synthesa. Membayangkan grup dia ikut terseret turun, ada rasa tak rela dari Reiko.     

"Mungkin aku akan menahan dulu album kalian yang akan keluar satu bulan lagi. Aku juga akan menangguhkan dulu jadwal tampil kalian di beberapa televisi dan radio." Suara Nyonya Revka bagaikan suara keputusan hukuman mati bagi Reiko.     

Ya, ternyata dia memang menyeret grupnya sehingga Synthesa akan terancam punah. "Nyonya, aku minta maaf mengenai itu." Ia tak bisa apa-apa lagi.     

"Kembalilah ke dorm-mu, biar aku tangani yang bisa aku tangani di sini." Pemilik G&G mengusir halus Reiko dari ruangannya.     

"Terima kasih, Nyonya." Reiko membungkuk dalam-dalam pada sikap ojigi dia dan keluar dari ruangan itu tanpa berani menatap mata Nyonya Revka lagi.     

Sepanjang koridor, dia hampir menumpahkan tangisnya. Beruntung saja dia melewati koridor yang sepi sehingga berhasil masuk ke lift menuju dorm dia.     

Di dalam lift, dia menumpahkan tangisannya dan menghentikan isakan ketika pintu lift terbuka lagi. Dia berjalan menunduk sepanjang jalan hingga tiba di kamar dorm.     

Sebelum dia masuk, suara dari Aoi yang keras terdengar dari balik dinding, "Ya ampun! Mereka ini kenapa, sih! Untuk apa berkomentar sejahat itu mengenai Rei-chan? Memangnya salah punya suami?"     

"Sepertinya like di MV-MV kita menurun, benar tidak, sih?" Tami juga bersuara. "Aku rasa minggu kemarin waktu aku cek, like-nya tidak sesedikit ini. Apakah mereka berbondong-bondong mencabut like mereka?"     

"Semoga Rei-nee sabar dan tabah menghadapi ini." Suara lembut Yuka terdengar.     

"Tentu saja mereka marah pada Rei-nee dan kita pun terkena imbasnya!" Kali ini suara Rurika terdengar. "Fans mana yang tidak kecewa kalau bintang pujaannya ternyata membohongi mereka?"     

Aoi menoleh diiringi tatapan tajam ke Rurika sambil dia berkata, "Hei … jangan menyalahkan Rei-chan, oke! Bukankah kasusmu juga sama? Kau bahkan belum menjadi istrinya tapi sudah sering tidur bersama, benar kan? Mengaku saja, tak usah mengelak!"     

Rurika tahu yang dimaksud Aoi adalah Ronin, kekasihnya kini. Meski perkataan Aoi benar, namun Rurika merasa kesal, seakan-akan dia penuh dosa dengan melakukan itu bersama Ronin. "Aku hanya mengungkapkan fakta dan kau malah menyerang aku?"     

"Hei, hei, kalian tak usah bertengkar, kenapa?" Tami menengahi seperti biasanya. "Saat ini kita justru harus kompak, jangan malah terbelah, mengerti?"     

"Dia yang memulainya!" tuding Rurika ke Aoi.     

"Itu karena kau malah menyalahkan Rei-chan!" Aoi tak ingin disalahkan.     

"Aku kan hanya bicara apa yang dirasakan fans! Lagi pula, yang namanya idol itu memang diciptakan untuk tidak memiliki pasangan apapun! Fans tak akan terima jika idolanya memiliki pasangan, dan itu sudah bukan rahasia umum!"     

"Sudah, sudah, Ruri, jangan bicara lagi." Tami sendiri merasa pusing karena rupanya Synthesa terkena imbas perkara Reiko.     

"Maaf." Reiko sudah berada di pintu sambil menundukkan kepala dan tangan terkait di bawah perut.     

"Rei-chan!" Aoi segera saja menghambur ke Reiko untuk memeluknya. "Jangan salahkan dirimu, mereka saja yang tidak masuk akal. Kita ini penghibur, kita bukan robot yang tak memiliki perasaan."     

"Maaf, aku … aku jadi melibatkan kalian." Reiko pun menangis di pelukan Aoi. Yuka dan Tami ikut mendekat untuk memeluk Reiko pula, sedangkan Rurika membeku di tempatnya. Hal berpelukan dengan teman bukan kebiasaan dia.     

-0—00—0-     

Seperti yang sudah diperkirakan, rumor mengenai Reiko sudah bersuami dan ada buktinya menjadi berita sangat panas dan terus berkobar membesar kian harinya di Jepang.     

"Suaminya adalah pemilik perusahaan raksasa SortBank?"     

"Ya ampun, dia istri dari Onodera Ryuzaki?"     

"Tunggu! SortBank Group … bukankah itu perusahaan sangat besar di Jepang ini? Bahkan mendunia, kan? Dia menikahi lelaki dengan latar belakang seperti itu dan masih ingin cari uang menjadi idol? Sungguh rakus!"     

Berbagai komentar miring terus berhamburan di SNS (sebutan untuk sosmed di Jepang dan Korea Selatan) mengenai Reiko. Dia dikatakan rakus, gila uang, gila harta, gila perhatian, dan bahkan dibilang sengaja mendekati Onodera Ryuzaki menggunakan pesona idol dia.     

Semua komentar terlalu panas hingga membakar mata Reiko dan orang-orang yang sayang padanya, terutama Nathan Ryuu.     

Apakah sang Onodera akan diam saja?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.