Inevitable Fate [Indonesia]

Sakitnya Dikhianati



Sakitnya Dikhianati

0Dalam beberapa minggu ini, Runa menjadi ratu kesayangan Zaidan Al Faiz. Semua keinginannya dituruti, termasuk mengirimkan sejumlah banyak uang ke ibunya di Jepang, Zaidan tidak keberatan.     
0

Itu karena persekongkolan mereka telah berhasil mengguncang perusahaan milik Nathan Ryuu, SortBank.     

Saat Runa menikmati hidupnya di paling puncak, ini berbeda keadaan dengan Reiko. Dia terus saja diterpa kabar miring, rumor tak sedap, dan terus diburu wartawan.     

Sudah berulang kali mobil Reiko harus menghindari kejaran wartawan. Bahkan harus berganti mobil pula di tengah jalan ketika berhasil meloloskan diri dari semua wartawan. Benio sebagai pengawal memang bekerja sekuat tenaga agar majikannya tidak sampai disentuh oleh wartawan.     

Setiap pertunjukan Synthesa pun kerap dipenuhi oleh awak media yang akan mencegat Reiko bisa keluar secara damai sentosa menuju mobil agensi. Untung saja manajer dan anggota Synthesa lainnya membantu dia karena mereka semua menyayangi Reiko dengan tulus.     

Rumor yang paling buruk adalah ketika beredar foto Reiko yang sedang keluar dari sebuah hotel bersama dengan seorang lelaki tua. Ini semakin mengukuhkan bahwa Reiko memang menjual dirinya ke lelaki tua kaya untuk kesuksesannya.     

"Ryuu, sungguh, aku tidak pernah melakukan ini. Aku bersumpah, Ryuu!" Reiko sampai memohon ke suaminya agar tidak memercayai kabar yang beredar.     

Nathan Ryuu memandang istrinya yang hampir menangis ketika datang ke vila. "Aku tahu. Aku percaya padamu, sayank."     

Mendengar perkataan suaminya, itu bagaikan tenggorokannya digelontori embun, sungguh menyegarkan dan melegakan bagi Reiko. Ia tersenyum haru sambil berterima kasih.     

"Sayank, aku tak mungkin langsung begitu saja memercayai kabar sampah seperti ini." Nathan Ryuu iba melihat wajah sedih Reiko dan dia menarik perlahan sang istri ke pelukannya saat mereka duduk di ruang tengah. "Ini semua editan."     

"Ya! Itu jelas sebuah editan! Aku tak mungkin berbuat semacam itu dengan pria lain! Sungguh itu hanyalah editan dari seseorang yang begitu jahat!" Reiko merebahkan kepalanya ke salah satu dada sang suami sambil mengusap kelopak matanya yang mulai basah. Memang siapa di dunia ini yang sangat membencinya sehingga dia harus menerima perlakuan semacam itu?     

Tangan Nathan Ryuu mengelus kepala sang istri dengan perlahan dan penuh sayang. "Aku sudah menyelidikinya dengan timku."     

Segera, Reiko mendongak sambil menjauhkan badan dari pelukan suaminya. "Kau sudah menyelidikinya?" Mata besarnya membulat.     

Kepala Nathan Ryuu mengangguk. "Timku sudah mengetahui sumber dari rumor itu, siapa yang mengirimkannya ke seseorang untuk diungkap di media sosial."     

"Siapa? Siapa yang begitu tega memfitnah aku sekejam itu, Ryuu?" Mata bulat Reiko berkaca-kaca menatap Nathan Ryuu penuh harap.     

"Tapi … aku tak yakin kau mau memercayai ucapanku ini." Ada raut ragu pada wajah Nathan Ryuu ketika membalas tatapan penasaran sang istri.     

Reiko menggelengkan kepalanya berulang kali secara cepat. "Tidak, aku akan percaya kalau memang itu dari mulutmu, Ryuu. Kau adalah yang paling aku percayai."     

"Baiklah, aku akan mengatakannya, biang dari semua rumor mengenai dirimu selama beberapa minggu ini." Melihat keteguhan sang istri untuk mendapatkan informasi, Nathan Ryuu pun tak tega dan berniat memburaikannya secara apa adanya.     

Reiko mengangguk-angguk beberapa kali sembari tatapannya menyiratkan ketegasan bahwa dia memang ingin mendengar dari suaminya dan akan memercayai apapun yang dia dengar dari Nathan Ryuu.     

"Pelaku utamanya adalah Runa."     

Rahang Reiko nyaris jatuh ketika mendengar nama sahabatnya disebut oleh Nathan Ryuu. "A-Apa?"     

"Lihat, wajahmu langsung menunjukkan ketidakpercayaan begitu, sayank." Tangan Nathan Ryuu membelai helaian rambut yang jatuh di pipi Reiko dan membawanya ke belakang telinga.     

"A-Aku … ini … Ryuu … ini …." Reiko harus berkata apa kalau sudah seperti ini? "Runa? Ru-chan?"     

"Ya, Runa atau Ru-chan kamu. Runa yang sangat kamu kenal itu." Nathan Ryuu menegaskan.     

Reiko gamang seketika dan masih membeku tanpa bisa mengatakan apa-apa. Runa? Kenapa bisa? Apa alasannya? Setelah berhasil menguasai dirinya, Reiko bertanya, "Dari mana kau punya keyakinan bahwa itu adalah Ru-chan, Ryuu?"     

"Lihat, kau benar-benar tidak ingin memercayainya, kan?" Nathan Ryuu terkekeh kecil.     

"Tidak. Maksudku, aku hanya ingin tahu bagaimana kau dan timmu bisa mengetahui bahwa pelakunya adalah Runa."     

"Baiklah, aku persingkat saja … timku yang ahli IT, aku suruh mereka untuk melacak rumor pertama mengenai dirimu di media sosial. Mereka melacak alamat IP dari akun tersebut dan dia berada di Jepang, lalu kemudian tim meretasnya untuk mencari sumber rumor itu, dan setelah timku menemukan salah satu pesan pribadi di akun itu, dari sana mereka melacak IP dari akun sumber itu."     

"La-Lalu … bagaimana itu bisa terkait dengan Ru-chan?"     

"Akun sumber itu tidak langsung mengarah ke Runa, melainkan ke sebuah akun di Abu Dhabi dan itu akun milik anak buah Zaidan Al Faiz. Tapi, setelah timku semakin menyelidiki lebih mendalam pada akun itu, ditemukanlah bukti chat antara dia dan nomor Runa."     

"Berarti … maksudmu … Ru-chan memerintahkan pada orang itu untuk mengirimkan pada orang di Jepang?"     

"Ya, semacam itu rentetannya."     

Reiko terhenyak kaget di sofa sampai wajahnya melongo tak percaya. Runa? Sahabatnya yang dia kasihi sejak remaja? Runa membuat dia dalam kesulitan kali ini dengan rumor buruk tersebut? "Ini …."     

"Ya, sangat mencengangkan, bukan? Tapi aku tidak heran jika pelakunya adalah Runa, karena yang membuka rahasia perusahaan pun dia ke pacar barunya sehingga mengguncang sedikit perusahaanku." Nathan Ryuu masih menyelipkan fakta itu agar semakin mengukuhkan bukti bahwa Runa memang terlibat dalam hal-hal buruk yang menimpa mereka akhir-akhir ini.     

Mengetahui istrinya pasti terguncang karena hal itu, lengan Nathan Ryuu kembali meraih tubuh Reiko untuk dibawa ke dalam pelukan.     

Memang, hal paling menyakitkan di dunia ini adalah dikhianati oleh orang yang paling kita percayai. Nathan Ryuu bisa berempati mengenai itu, karena dia sendiri sudah pernah mengalaminya.     

-0—00—0-     

Beberapa hari berikutnya, agensi G&G dan pihak Nathan Ryuu mulai bergerak membersihkan nama Reiko setelah diinjak-injak gosip jahat. Dari diungkapnya foto itu merupakan editan, hingga pembelaan dari humas G&G yang berani menjamin artis mereka tidak seperti yang dirumorkan.     

Setelah beberapa gebrakan dari G&G dan Nathan Ryuu, akhirnya gosip jahat mengenai Reiko pun mulai reda dan menghilang. Ini sungguh melegakan Reiko karena dia bisa kembali bekerja dengan damai tanpa gangguan.     

Namun, tentu saja masih ada yang membuat dia seperti membawa beban di pikirannya, yaitu kenapa dalang dari semuanya adalah Runa?     

Malam ini, ketika Reiko hendak kembali ke vila usai dari G&G, dia ingin mampir sejenak di sebuah mall untuk membeli kue tart di salah satu toko di dalam sana. Tentu saja Benio yang akan turun untuk membelinya. Ia menunggu di mobil.     

Ketika sedang menunggu di dalam mobil, mata Reiko seperti tak percaya ketika dia mendapati sosok mirip Runa sedang berjalan di area parkiran sepi itu.     

Tanpa pikir panjang, Reiko segera memakai masker dan bergegas keluar dari mobil untuk mengejar sosok itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.