Inevitable Fate [Indonesia]

Penyesalan Sia-Sia Vanessa [21+]



Penyesalan Sia-Sia Vanessa [21+]

0Vanessa dibawa ke kelab khusus yang biasa menyuguhkan pertunjukan amoral untuk kaum elit yang berkunjung ke Abu Dhabi. Dia digiring ke sebuah ruangan dan mulai dilecehkan oleh dua anak buah Zaidan Al Faiz.     
0

Bahkan, ternyata ruangan itu berubah menjadi seperti akuarium besar dengan Vanessa dan kedua anak buah Zaidan di dalamnya ketika dinding-dindingnya disingkirkan secara mekanis.     

Wanita pirang itu berontak dan tak ingn dirinya dijadikan mainan untuk pertunjukan. Dia yang biasanya duduk di bangku penonton, bukan yang ditonton! Bahkan dia terus menyeru nama Zaidan agar datang menolongnya.     

Plakk!     

Tamparan untuk Vanessa diberikan ke salah satu anak buah. Mereka secara sigap memasang topeng kain hitam pada wajah mereka. Dan kemudian, ketika salah satu dinding dibuka secara mekanis, tampaklah para penonton yang sudah memenuhi ruangan. Antara Vanessa dan penonton hanya terhalang kaca tebal. Dalam sekejap, ruangan tempat Vanessa berada sudah berganti menjadi ruang kaca bagaikan sebuah akuarium besar dengan Vanessa di dalamnya.     

Bahkan Vanessa bisa melihat Zaidan dan Runa duduk di bangku depan. Betapa panas matanya menyaksikan itu. "Kau! Kau jalang! Kau pasti yang mengatur ini!" Tahulah kini dia kenapa dia didandani begini dan dibawa ke sini. Bukan sebagai ratu, namun sebagai mainan pertunjukan.     

Di hadapan para penonton, Vanessa diperkosa kedua anak buah Zaidan Al Faiz. Ketika Vanessa sudah lemas tak bertenaga usai dikerjai habis-habisan oleh anak buah Zaidan, dia hanya bisa pasrah ketika sisa gaun indahnya dirobek dan dilepas kasar oleh anak buah Zaidan.     

Setelahnya, Vanessa merasakan bagian intimnya diberi sesuatu. Ingat akan sebuah memori, Vanessa segera membuka mata dan bangun. "Tidak mau! Tidak mau!" Ia langsung ingat bagaimana awalnya dulu Bonita ketika hendak diumpankan ke anjing. Bagian intimnya diolesi sesuatu.     

Sayang sekali, Vanessa tak bisa banyak berkutik karena satu anak buah Zaidan memegangi tangannya dengan erat-erat.     

Dan benar saja apa yang menjadi ketakutan Vanessa, setelah dirinya dilumuri cairan tertentu, seekor anjing besar jenis Doberman mulai memasuki ruangan itu dan terlihat sangat berminat pada Vanessa yang dipegangi dua anak buah Zaidan.     

Adegan selanjutnya, sudah bisa dibayangkan. Itu adalah mimpi buruk bagi Vanessa. Tangan dan kakinya dipegangi dan dibentangkan lebar-lebar oleh dua lelaki kuat yang baru saja memperkosa dirinya.     

Kemudian, anjing besar mengerikan itu mendekat ke bagian intim Vanessa untuk menjilati cairan di sana.     

"Arrghh … jangan! Jangan!" Vanessa terus berteriak. Tubuh telanjangnya menggelinjang berikan berontakan tanpa memerdulikan kalung berlian besar yang masih menempel di lehernya. Ia hanya ingin lepas dari tragedi ini.     

Sayang sekali, anjing tersebut kian bernapsu pada bau yang ada di tubuh Vanessa. Tentu saja anjing itu pun telah diberi obat tertentu sehingga hormonnya melonjak naik dan ingin segera menyetubuhi apapun di depannya.     

Bau yang ada di tubuh Vanessa sama dengan yang biasanya ada di tubuh anjing betina. Itulah kenapa anjing tersebut hanya bisa mengenali Vanessa sebagai anjing betina.     

Dengan dibantu oleh salah satu anak buah Zaidan, maka anjing itu pun berhasil memasukkan miliknya ke dalam liang Vanessa.     

"Tidaaaakkk! Jaangaaannn! Huhuhuuu … tidak mauuu … Runa, kau jalang! Kau iblis! Kau akan mati mengenaskan!" Suara Vanessa terus bergema dan malah mendapatkan sorakan dari penonton yang mulai riuh melihat adegan istimewa di depan mata.     

Air mata Vanessa jatuh membuat riasannya berantakan. Dia terus dipegangi dan ada anjing di atas tubuhnya.     

"Dia mengutukku? Setelah dia melakukan itu pada Bonit, dia masih berani mengutukku? Tsk, sungguh bernyali." Runa berkata lirih. Bonita mengatakan bahwa pertunjukan dia disetubuhi anjing dulunya adalah atas ide Vanessa.     

Sekarang, Vanessa bagaikan sedang menelan pilnya sendiri. Usai ditelentangkan dan disetubuhi anjing, kini dia hanya bisa terisak menangis dan tak berdaya ketika anak buah Zaidan membalikkan tubuhnya menjadi telungkup dan mempersilahkan anjing itu untuk menikmati kembali betina di depannya.     

"Aaarghhh!" Vanessa menjerit kuat-kuat ketika batang milik anjing itu menerobos lagi ke liangnya dan kali ini lebih dalam sembari dia dihentak si anjing. "Aaarrghhhhhh! Sakit! Sakiiittt!" Ia meraung ketika rasanya ada kait yang mencengkeram liang dalamnya.     

Rupanya terjadi yang namanya 'dasi sanggama', yaitu ketika bulbus glandis milik si anjing jantan membengkak di liang betinanya dan seakan mengunci. Kadang di Indonesia disebut sebagai kejadian gancet. Biasanya ini terjadi secara normal dalam 2 hingga 30 menit.     

Ini pulalah yang menyebabkan Vanessa kesakitan hingga dia meronta dan ingin lepas dari batang bengkak anjing jantannya. Namun, kedua anak buah Zaidan Al Faiz terus saja memegangi erat-erat.     

"Kau harus tenang jika tak ingin itu lebih menyakitkan." Salah satu anak buah berkata ke Vanessa sembari menjambak rambut pirangnya.     

Wajah berurai air mata Vanessa hanya menatap anak buah itu, menangis tanpa daya dan memohon melakukan sesuatu untuk membebaskan dia dari si anjing.     

"Kalau kau tak ingin dijadikan makanan anjing, lebih baik menurut dan jadi anak manis yang patuh," desis keras anak buah Zaidan di dekat telinga Vanessa yang masih telungkup dengan dua tangan dipegangi erat-erat.     

Vanessa pun menangis lebih memilukan. Tak menyangka nasibnya bisa berubah setragis ini sekarang. Padahal biasanya dia yang menjadi sosok penting dan dipuja-puji sekitarnya.     

Segera, dia memikirkan kehidupan lalunya ketika masih di Amerika. Dia sejak remaja menjadi idola di sekolahnya, dipuja-puja banyak siswa lelaki dan ditatap iri teman perempuan, berbuat seenaknya hanya karena dia paling cantik dan memikat di sekolah, merundung siapapun yang dia tak sukai hanya karena terlihat mengganggu di matanya.     

Lalu, ketika dia bertemu Zaidan Al Faiz di sebuah kelab malam di Los Angeles, dia terpikat bujuk rayu Zaidan dan meninggalkan keluarganya meski ayah dan ibunya sudah melarang dia. Vanessa tetap kukuh dengan keinginannya mengikuti Zaidan untuk hidup makmur di Abu Dhabi.     

Bahkan ketika ayahnya meninggal, Vanessa tak perduli. Ketika kakaknya mengabarkan ibunya didiagnosa kanker stadium 3, dia tetap tak menunjukkan perdulinya. Baginya, hidup bersama Zaidan lebih menyenangkan ketimbang dengan keluarganya di Amerika.     

Akhirnya, karena cemoohan Vanessa pada keluarga yang hendak membawanya kembali, kakak dan kerabatnya pun menyerah dan membiarkan saja Vanessa berbuat semaunya, pergi dan tak ingin kembali ke Amerika.     

Kini, setelah semua bayangan masa lalunya muncul bagaikan sebuah slide rekaman, Vanessa teringat akan ayah dan ibunya. Tangisnya makin menjadi hingga dia susah bernapas. "Daddy … Mommy … huhuhuuu …." Ia menyesali pilihannya.     

Kalau sudah dilemparkan ke anjing begini, mana mungkin Zaidan masih mau menyentuhnya nanti. Dia sudah seperti wanita cacat di mata Zaidan. Dia sudah mirip Bonita yang akhirnya hanya melayani kolega dan rekan bisnis Zaidan saja tanpa disentuh lelaki itu lagi.     

Setelah hampir 30 menit berlalu, akhirnya kondisi menempel tadi pun mulai renggang dan lepas dengan sendirinya karena sikap tenang Vanessa dan dia mulai rileks menerima nasibnya.     

Hidupnya sudah hancur. Vanessa hanya bisa menatap penuh benci pada Runa yang ada di bangku depan penonton ketika dia digiring keluar dari ruang akuarium itu.     

Setelah ini, entah kegilaan macam apalagi yang akan Runa perbuat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.