Inevitable Fate [Indonesia]

Diboyong ke Abu Dhabi



Diboyong ke Abu Dhabi

0"Ohh ya, Runa-chan, bukankah kau sangat dekat dengan siapa itu ... Reiko? Benar, kan? Di mana dia sekarang? Dia sahabatmu di junior high-school, kan?"     
0

Runa tersengat ketika membaca nama Reiko disebut. Dia sama sekali tak siap membaca komentar yang mempertanyakan Reiko.     

Sahabat? Runa tertawa sambil menatap jijik ke komentar itu. Reiko sudah menjadi mantan sahabat sejak Reiko berusaha melarang dia berhubungan dengan Zaidan Al Faiz. Kesabarannya sudah habis mengenai Reiko, terlebih ketika Zaidan Al Faiz mengorek hal tentang Reiko, membuatnya cemburu tak tertahankan, membakar hatinya.     

"Hei! Apa kau tak tahu? Reiko sekarang sudah jadi idol terkenal!" Komentar datang dari teman lain.     

"Idol terkenal? Sungguh? Astaga, aku terlalu lama di Amerika sampai tak tahu kabar di Jepang. Benarkah dia jadi idol? Grup apa?"     

"Nama grupnya Synthesa! Itu grup idol terkenal di Jepang saat ini. Ahh, sepertinya seluruh dunia juga sudah mengenal Synthesa. Kau tak tahu, Emi-chan?"     

"Aku terlalu sibuk kuliah sampai tak melihat berita apapun di media. Sungguh aku terkejut bila salah satu dari teman kita menjadi idol!"     

"Dia bahkan sangat cantik di MV Synthesa, tapi sejak dulu dia memang cantik, kan yah! Aku tidak mengira dia bisa begitu berubah, makin gemerlap dibandingkan jaman junior school (SMP) dulu."     

"Ahh ya benar, aku ingat sekarang si Reiko itu. Dia yang kerap menempel ke Runa-chan itu, kan? Tapi sepertinya dia dulu tidak menonjol. Kecantikannya sangat biasa saja, tidak istimewa. Kau ini hanya melebih-lebihkan, Saika-chan."     

"Di matamu dia tidak menonjol karena kau sempat kesal sewaktu Daiki yang kau taksir malah menyukai Reiko, iya kan?"     

"Tsk! Aku malas mengingat hal tak penting!"     

"Ha ha ha! Dia dulu memang tidak terlalu menonjol dan kecantikannya tidak membuat heboh sekolah, tapi sekarang dia seperti angsa putih yang sangat cantik."     

"Runa-chan, kau sungguh beruntung, yah! Punya suami hebat dan sahabat pun seorang idol terkenal."     

Mendadak, arah komentar malah bermuara pada Reiko. Ada banyak teman-teman lama Runa yang tahu Reiko seorang idol dan mulai memujinya. Pembahasan benar-benar berbelok ke Reiko.     

Mengingat akan komentar mereka mengenai Reiko di postingan dia, Runa merasa ada yang bergemuruh di hatinya.     

"Ughh, pijatanmu kuat juga, sweetie." Zaidan Al Faiz menoleh ke belakang, menatap Runa yang ada di atas pantatnya.     

Menyadari pijatannya menguat akibat teringat akan hal menyebalkan, Runa segera mengendurkan pijatannya dan tersenyum ke Zaidan Al Faiz. "Terlalu keras? Maaf, Tuan. Mungkin karena aku terlalu ingin otot-otot Tuan segera lebih lancar."     

Zaidan Al Faiz senang mendengar kalimat Runa. Dia tersenyum dan berkata, "Kau memang sangat menyayangi aku, ya kan? Sepertinya lusa aku akan kembali ke Abu Dhabi. Kau ingin ikut?"     

"Aku ikut ke manapun Tuan berada." Tentu saja jawaban tersebut yang diberikan Runa. Tak mungkin dia berjauhan dengan sosok yang telah melambungkan kehidupannya. Meski itu terdengar menjilat, ia tak perduli.     

"Baguslah kalau begitu. Persiapkan dirimu untuk lusa. Kita akan menyewa pesawat pribadi." Zaidan Al Faiz kembali menelungkupkan kepalanya ke bantal.     

Runa diam saja. Naik pesawat pribadi? Terdengar keren meski hanya sewaan. Tak apa. Nanti dia bisa berfoto-foto di dalam pesawat itu dan memposting ke akunnya. Pasti akan ada banyak teman-teman dia terpukau melihat itu. Sukses bagaikan wanita borjuis di usia sangat muda tentu merupakan hal membanggakan, bukan?     

Ketika Runa mengembalikan alam pikirnya dari lamunan, dia mendapati tubuh di bawah kangkangan pahanya sudah bergerak memutar sehingga kini Zaidan Al Faiz telentang. Dari sorot mata lelaki itu saja Runa sudah paham apa mau lelaki itu selanjutnya.     

Tebakan Runa terbukti. Tangan Zaidan Al Faiz mengelus paha Runa dan kemudian merayap masuk ke celana dalam Runa. Sudah pasti lelaki itu menginginkan sebuah pemuasan dari Runa.     

-0—00—0-     

Runa dan Zaidan Al Faiz sudah tiba di Abu Dhabi. Namun, ternyata Runa tidak diperbolehkan masuk ke rumah lelaki itu dan hanya boleh ada di rumah lain. Bangunannya lebih kecil dan hanya ditinggali untuk Runa sendiri saja.     

Ini berbeda dengan saat kemarin dia tiba di Abu Dhabi dan ternyata dibawa ke hotel saja sebelum akhirnya kembali ke Jepang dengan cepat.     

"Kau di sini saja." Zaidan Al Faiz berkata ke Runa sambil bersiap untuk pergi dari rumah kecil itu.     

Sudah tentu Runa bingung. Kenapa dia ditempatkan di rumah kecil begini? Ia pun mengejar Zaidan Al Faiz dan bertanya, "Tuan, kenapa aku harus tinggal di sini? Kenapa tidak bersama Tuan saja?" Ia tak suka tinggal sendirian di tempat yang sama sekali asing dan tidak dia kenali dengan baik. Ini adalah tanah yang belum dia pahami. Apalagi sepertinya rumah pribadi Zaidan Al Faiz cukup jauh dari sini.     

"Kau ini! Tinggal saja dulu di sini beberapa hari, aku akan atur tempat untukmu di rumahku, jangan banyak protes!" bentak Zaidan Al Faiz.     

Melihat Zaidan Al Faiz gusar, Runa memilih diam dan mengangguk. Dia tak boleh membuat lelaki itu marah. Ia hanya bisa menatap kepergian lelaki itu, lalu dia bergegas masuk ke dalam rumah, menguncinya rapat-rapat, takut disatroni orang asing.     

Mungkin dia harus bersabar dan menunggu kesempatan dirinya bisa diboyong ke rumah pribadi lelaki itu. Atau ... mungkin juga Zaidan Al Faiz sedang membicarakan pada keluarga besarnya mengenai dia sebelum memperkenalkan dirinya ke seluruh anggota Al Faiz?     

Ahh, Runa tak sabar menunggu momen itu. Momen dimana dia akan dibawa ke kediaman utama Al Faiz dan diperkenalkan sebagai calon istri Zaidan Al Faiz. Memikirkan ini, Runa pun mulai tenang dan senyumnya mengembang sempurna.     

-0—00—0-     

"Kau bisa pindah sekarang." Zaidan Al Faiz berkata pada Runa pada hari ketiga Runa tinggal di rumah kecil tersebut.     

Inilah apa yang sudah dinanti-nantikan Runa sejak kemarin. Dia tak sabar diboyong ke kediaman lelaki itu dan menjadi milik lelaki itu secara resmi. Ahh, seperti apa nantinya cincin pertunangan mereka? Pastinya sangat indah dan menakjubkan. Apalagi cincin pernikahannya. Ohh, tentu acara pernikahan mereka juga akan sangat megah.     

Betapa senangnya Runa membayangkan itu. Sebentar lagi dia akan mendapatkan kesempatan bertemu dengan keluarga besar Zaidan Al Faiz dan lelaki itu akan memperkenalkan dia sebagai calon istri. Bayangkan saja, calon istri dari salah satu pangeran kaya di Abu Dhabi, tentu akan membuat nama dan harga dirinya melambung jauh di angkasa. Tak sabar rasanya memamerkan itu kepada teman-temannya. Pastinya tak ada satu pun teman dia yang berhasil mencapai hal setinggi Runa kini.     

Namun, ketika Runa tiba di sebuah hunian yang memang besar dan terlihat mewah, bukan acara perkenalan keluarga besar yang dia dapatkan, melainkan ....     

"Dia adalah wanita baruku. Kalian beradaptasilah yang baik dengannya. Aku tak suka ada keributan, mengerti?" Demikian Zaidan Al Faiz memperkenalkan Runa kepada 6 wanita lainnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.