Inevitable Fate [Indonesia]

Itu Sudah Menjadi Pilihanmu



Itu Sudah Menjadi Pilihanmu

0I'm a broken doll, and you're the puppeteer ((akulah boneka rusak dan kau dalangnya))     
0

Take control for me and wipe away my fear ((mengendalikan aku dan menghapus ketakutanku))     

- Broken Doll by Paloma Faith -     

==========     

Tak pernah ada dalam bayangan terliar dan tergila dari Runa bahwa dia akan mengalami hal yang keterlaluan selama di atas kapal mewah milik Zaidan Al Faiz.     

Yang awalnya Runa mengira dirinya sudah mengamankan tempatnya di sisi Zaidan Al Faiz, tiba-tiba semua mimpi indahnya diruntuhkan hanya dalam waktu singkat.     

Pertama-tama, dia menyaksikan Zaidan Al Faiz bermesraan dengan perempuan lain, lalu dia dipaksa Rohan melayani napsu bejat lelaki dari India itu, dan kemudian diseret lelaki lain untuk diperkosa berdua dengan perempuan lainnya lagi.     

Pada pagi hari ini, Runa merasa tubuhnya hancur tak bersisa. Ia kepayahan saat bangun dari ranjang yang kusut masai sepreinya. Dia menyeret kakinya ke kamar mandi untuk membersihkan diri setelah beberapa jam ditaklukkan si Australia dan pacarnya.     

Untung saja dia tak bertemu dengan pasangan gila itu.     

Keluar dari kamar mandi, Runa ingin merebahkan diri sejenak di kamar tersebut. Dia tak berani keluar, takut diseret dan ditindas lagi.     

Namun, baru saja Runa masih merasakan nyamannya merebahkan diri di kasur, masuk seorang perempuan. Runa segera menaikkan badannya dengan kaget, berharap bukan perempuan gila semalam.     

Memang bukan, tapi itu adalah perempuan yang disetubuhi Zaidan Al Faiz semalam. Wajah Runa berubah masam melihat perempuan itu.     

"Hei, lekas makan pagi, kami semua sudah mulai makan. Kau ditunggu Zaidan." Perempuan berambut pirang itu mengajak Runa untuk keluar kamar.     

"Aku ingin di sini saja." Runa tak berminat, terlebih yang mengajak adalah perempuan yang ia benci begitu cepat.     

"Tsk! Jangan manja. Atau kau mau kuseret keluar? Jangan merepotkan begini, Zaidan tak suka."     

Mendengar ucapan perempuan itu yang membawa nama Zaidan Al Faiz, Runa tersengat. Apakah benar Zaidan akan menganggap dia merepotkan kalau sampai tak mau keluar makan pagi? Ahh, dia tak ingin lelaki itu marah! Zaidan Al Faiz adalah harapan terbesar dia!     

Maka, tak perlu diajak lagi, Runa segera bangkit dan membenarkan pakaiannya yang sudah tak begitu berbentuk. Kaos yang sudah dirobek paksa Rohan semalam di bagian depan, terpaksa sekalian dibelah lepas oleh Runa dan diikat ujungnya di bawah dada.     

Setidaknya, sekarang dia terlihat tidak terlalu menyedihkan.     

Mengikuti perempuan pirang, Runa berjalan ke bagian buritan yang cukup luas. Di sana ada meja makan untuk 8 orang meski saat ini hanya ada 6 orang. Dan di dekatnya ada panggangan barbekyu yang baru digunakan. Terlihat si Australia baru saja selesai memanggang banyak daging dan diedarkan ke teman-temannya.     

Runa mengambil duduk di dekat Zaidan Al Faiz meski kesal karena sebelah lain lelaki itu adalah si pirang tadi.     

"Semalam kau sibuk dengan Jess dan Alex, yah?" Zaidan sedikit mencondongkan tubuhnya ke Runa di sebelahnya.     

Mendengar ucapan Zaidan yang terdengar santai begitu, Runa jadi kesal sendiri. Apakah lelaki itu benar-benar tidak keberatan dirinya diperlakukan tak sopan oleh teman-temannya? Ahh, ya .. si lelaki Australia itu bernama Jess dan pacar gilanya, si perempuan brunet itu adalah Alex.     

"Aku …." Runa harus menjawab apa?     

"Dia kutemani lebih dulu, Zaidan." Rohan menyambar tanpa malu-malu. "Kasihan, kulihat dia kesepian."     

Pandangan Zaidan teralih ke Rohan dan dia menyahut, "Ohh, baiknya dirimu, Ro. Terima kasih, kawan!"     

"Bukan hal besar, kok! Santai saja, bro! Ha ha ha!" Rohan tertawa sebelum meneguk wine-nya.     

"Rupanya kau bersama Rohan lebih dulu sebelum ditemani Jess dan Alex." Zaidan kembali condongkan kepala ke Runa setengah berbisik.     

"Y-Ya." Runa menjawab tanpa menoleh ke Zaidan. Dia kesal pada lelaki itu.     

"Maaf, yah! Aku sibuk menemani Mira." Zaidan meraih tangan si pirang di sebelahnya dan mengecup punggung tangan itu disertai tatapan nakal ke Mira dan dibalas sama oleh Mira.     

Runa ingin murka melihatnya. Kenapa Zaidan melakukan ini kepadanya? Kenapa? Setelah dia memilih lelaki itu! Setelah dia mengorbankan banyak hal!     

"Nah, nah, lekas makan dagingnya mumpung masih hangat. Angin laut sangat cepat membuat dagingnya dingin. Makanlah, Runa." Zaidan kembali berbicara ke Runa.     

Rasanya Runa ingin menangis, tapi dia bertahan. Tak boleh menangis atau dia akan dianggap merepotkan oleh Zaidan Al Faiz. "Ya." Lalu dia mulai makan apa yang tersaji di depannya.     

Setelah menghabiskan makanannya yang sedikit karena tak berselera, Runa hanya melihat tingkah saling goda pasangan di depannya. Tentu saja Zaidan dengan Mira, dan Jess bersama Alex dan Rohan pula. Benar-benar mereka semua gila! Runa ingin kembali ke Jepang. Dia tak tahan berada di tengah pasangan-pasangan tak waras.     

Mereka semua bertingkah seenaknya di depan Runa. Ada yang bermesraan di jacuzzi buritan yaitu Zaidan dengan Mira, sedangkan 3 lainnya bercanda saling sentuh di sofa panjang dekat Jacuzzi.     

"Awwhh … lihat si kecil Runa … dia terlihat kesepian … kita melupakan si mungil montok Runa, guys!" Alex, si perempuan brunet melolong seolah bersimpati pada Runa yang sendirian saja di kursi makan ditemani wine.     

Mendengar Alex berseru untuknya, Runa panik. Tidak, dia tidak mau diapa-apakan lagi oleh mereka! Dia tidak ingin mengalami lagi—     

Sayang sekali, ketiga orang maniak itu menghampiri Runa sambil menyeringai penuh arti.     

"Runa-chan … sini kami temani!" goda Alex sambil tarik tangan Runa sehingga mau tak mau Runa harus berdiri dari kursinya.     

Sekuat apapun Runa mencoba bertahan di kursi itu, tenaganya masih kalah dari Alex meski sesama perempuan. Yah, itu karena Alex punya beberapa tonjolan otot di lengan rampingnya menandakan dia terbiasa mengolah tubuh di gym.     

Rohan dan Jess bergabung dengan Alex untuk menarik Runa. Dan tak membutuhkan waktu lama bagi mereka merebahkan Runa di atas meja kopi dekat meja makan.     

Meja kopi itu cukup kecil sehingga hanya muat untuk torso dan pantat Runa saja. Namun, itu tidak menyurutkan ketiga orang tadi untuk melucuti pakaian Runa meski gadis itu berteriak-teriak histeris memanggil Zaidan.     

Sedangkan Zaidan Al Faiz hanya melirik sekilas ke Runa sambil terus menggoyangkan pinggulnya dengan Mira ada di pangkuannya. Lelaki itu terkekeh saja meski Runa sudah meminta tolong dan berteriak kalut. "Tenang saja, Runa sayank … mereka hanya ingin menunjukkan kasih sayang mereka padamu."     

Menunjukkan kasih sayang? Hanya, katamu? Runa ingin sekali memburaikan sumpah serapah sebanyak yang sudah terkumpul di hatinya jika tak ingat bahwa dia sudah habis-habisan dan Zaidan adalah satu-satunya kehidupan dia saat ini.     

Maka, menahan getir di hatinya, Runa pun pasrah ketika Jess menusukkan batang jantannya ke liang pengeluaran dia di belakang sana, sedangkan Rohan menarik kepala Runa hingga terjuntai dari meja dan mulut Runa harus menerima jejalan batang tegang Rohan.     

Sementara Alex memilih untuk memainkan payudara Runa dan memuaskan mulutnya di sana, menggigit dan menghisap sekuat-kuatnya sembari meremas keras-keras.     

Runa merasa hancur. Tapi mau bagaimana lagi … bukankah ini sudah pilihan dia?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.