Inevitable Fate [Indonesia]

Outfit Runa Hari Ini



Outfit Runa Hari Ini

0  I wanna be the one to walk in the sun .. Oh girls, they wanna have fun ((Aku ingin menjadi orang yang berjalan di bawah sinar matahari .. Oh gadis-gadis, mereka hanya ingin bersenang-senang))     
0

  Wouwoo .. girls just wanna have fun ((Wouwoo .. gadis-gadis hanya ingin bersenang-senang))     

  That's all they really want is some fun ((Hanya itu yang mereka inginkan adalah kesenangan))     

  - Girls Just Want To Have Fun by Cyndi Lauper -     

  ========     

  Tak tahu harus mencari ke mana uang untuk biaya pernikahan, Zuko terpaksa pergi ke Itachi untuk bertanya karena dia meyakini pria dingin satu itu tahu banyak hal.     

  Saat Itachi menyebutkan tentang banyaknya gaji yang diberikan Nathan Ryuu, lalu apakah itu tidak cukup?     

  Sudah pasti Zuko tak akan berani menyebutkan mengenai dia sudah menggunakan 90 persen tabungannya untuk beberapa kali membayar hutang ibu dan kakak Runa, beserta membelikan ini dan itu untuk keduanya.     

  Karena takut Itachi akan menyalahkan Runa, Zuko terpaksa mengatakan bahwa dia memboroskan uang untuk urusan rumahnya.     

  Kening Itachi berkerut, dia menatap lekat pada Zuko, membuat Zuko sedikit gugup dan berharap Itachi mempercayai alasan tadi. Alih-alih langsung percaya perkataan Zuko, dia malah berkata, "Untuk urusan rumah? Kulihat rumahmu sangat minimalis, benar? Lalu apanya yang habis untuk rumah?"     

  "E-Ehh, itu …." Zuko tak menyangka itu akan diungkit Itachi. Jangan-jangan ini sebuah kesalahan bila datang ke Itachi yang setajam elang.     

  "Lagipula, biaya rumahmu sudah selesai jauh-jauh bulan sebelum ini, kan?" Itachi mengingat mengenai itu. Dia belum lupa bahwa Zuko telah menyelesaikan seluruh biaya pembelian rumah beberapa bulan silam. "Bahkan sudah selesai sebelum kau berhubungan dengan Runa, kan?"     

  Astaga! Zuko kini benar-benar menyesali keputusannya datang ke Itachi!     

  Tidak menunggu Zuko menjawab, Itachi meneruskan, "Zuko, apakah kau mulai boros semenjak berhubungan dengan Runa? Kau menghabiskan uangmu untuk dia?" todongnya tanpa ragu-ragu.     

  "I-Itachi-san! Itu … itu …." Zuko gugup langsung diberi todongan telak seperti itu.     

  "Apakah itu alasan kenapa Runa akhir-akhir ini sering memakai outfit mahal? Rupanya kau memboroskan uangmu untuk outfit dia?" Itachi memiringkan kepala dengan tatapan makin menyelidik.     

  Mendengar ucapan Itachi, Zuko sendiri termangu. Runa kerap memakai outfit mahal? Dia akui dia memang sudah jarang bertemu Runa sehingga dia tak terlalu memerhatikan mengenai apa yang dikenakan Runa. Terlebih lagi … dia tak paham fashion! Tak perlu lagi berbicara mengenai merk mahal internasional.     

  "Zuko, kau benar-benar menghamburkan uangmu untuk membelikan dia fashion-fashion mahal?" desak Itachi tak segan-segan.     

  "Itu … um, I-Itachi-san! Tentu saja aku tak mungkin membiarkan wanitaku tampil buruk, ya kan? Bu-Bukankah penampilan wanita adalah cerminan dari lelaki pasangannya?" Zuko mendadak teringat akan ungkapan ini. Padahal dia sendiri tak merasa membelikan Runa baju-baju mahal. Benarkah dia mengeluarkan uang untuk itu?     

  Tak bisa menjawab langsung, Itachi menghela napas kecewa sambil memutar bola matanya, lalu dia memijit keningnya sebelum berkata pada Zuko, "Bahkan kalian belum menikah! Dan kau dengan bodohnya menghujani dia dengan barang-barang mahal?"     

  "L-Lalu … Akeno … apakah kau tidak membelikan dia baju mahal? Kau kan pacarnya! Tak mungkin kau membiarkan dia tampil lusuh dan jelek, kan? Apalagi selama ini cara Akeno berpenampilan sangat gaya." Zuko mencari celah dari Itachi.     

  "Itu dia sendiri yang membeli, asal kau tahu." Itachi menukik tajam dalam jawabannya. "Dia belum menjadi istriku, untuk apa aku memanjakan dia berlebihan yang bisa mengakibatkan keuanganku porak-poranda? Kalaupun aku ingin membelikan dia sesuatu, cukup yang terjangkau saja tak perlu berlebihan. Aku lebih suka mengumpulkan uang untuk pernikahan kami ketimbang menghamburkan untuk hal kurang berguna seperti pakaian mahal."     

  Kata demi kata dari mulut Itachi seperti sedang mengoyak-koyak telinga Zuko, menegur keras dia yang dianggap telah terlalu berlebihan dalam memanjakan pasangan padahal belum di tahap menikah. Zuko tak bisa memberikan kalimat balasan. Dia tercenung, menundukkan kepala.     

  "Ehh? Kalian masih saja mengobrol?" TIba-tiba, muncul Akeno dan Runa ke ruangan itu. "Aku pikir Zuko-san sudah pergi."     

  "A-Ahh, Akeno-san, aku masih ingin … umm … menunggu Runa-chan, he he he …." Zuko melirik ke tunangannya. Sementara Runa mengangguk ke Itachi sebagai tanda hormat, Zuko malah menelisik baju yang dipakai Runa dari atas sampai bawah. Benarkah itu merupakan outfit mahal? Duh, Zuko tak paham!     

  Bangkit dari sofa, Zuko berjalan ke Runa. Sudah berapa hari dia tak bertemu gadis itu. Dia rindu bukan main. "Runa-chan, nanti kita jalan-jalan sehabis kerja, yah!"     

  Runa mengangkat wajahnya menatap Zuko, ada pancaran terkejut di matanya meski mencoba dia tutupi. "E-Ehh? Jalan-jalan?" Dia tak siap dengan permintaan Zuko ini.     

  Kepala Zuko mengangguk sambil mulutnya mengulum senyuman, lalu berkata, "Ya, aku akan menunggumu sampai kau selesai kerja!" Lalu senyum itu berubah menjadi lebar hingga deretan gigi depannya terlihat.     

  "Ta-Tapi … apakah … apakah Tuan Ryuu tidak membutuhkanmu?" Runa ingin mengelak dari acara yang ditawarkan Zuko. Dia masih harus pergi ke Zaidan Al Faiz malam ini. Hal demikian sudah menjadi kewajibannya setiap malam selama seminggu lebih akhir-akhir ini.     

  "Aku yakin bos tidak membutuhkan aku petang hingga malam. Yah!" Zuko meraih dua tangan Runa, menatap gadis itu penuh harap.     

  Runa gugup dan bingung. Alasan apa yang enaknya dia berikan untuk menolak? Sementara itu, Itachi diam-diam mengamati sikap Runa. Ada kecurigaan di batinnya mengenai Runa yang sepertinya enggan mengiyakan keinginan Zuko.     

  Tak sengaja, Runa melirik ke atasannya dan menyadari bahwa Itachi sedang mengamatinya. Dia tak punya pilihan lain selain berkata, "Ya, tentu. Tentu saja kita jalan-jalan setelah aku selesai kerja."     

  Akhirnya, Zuko dengan gembira tetap berada di ruangan itu sambil menunggu Runa. Dia juga senang karena bisa menatap Runa sepuasnya meski tunangannya masih dalam jam kerja. Tak apa. Toh, Itachi tidak mengusirnya seperti biasa.     

  Kemudian, petang pun hampir menjelang ketika jam kerja di kantor itu usai. Runa mengemasi barang-barangnya dan keluar bersama Zuko setelah berpamitan dengan Itachi dan Akeno.     

  Sepeninggal keduanya tadi, Itachi menghampiri Akeno. "Aku ingin tahu, kira-kira seberapa tinggi harga outfit Runa hari ini."     

  Akeno sedikit heran ketika kekasihnya secara tiba-tiba menanyakan hal yang tak biasa. "Hm? Outfit dia? Hari ini? Pak, tumben sekali kau memerhatikan penampilan bawahanmu. Apa kau sedang berusaha membuatku cemburu?" godanya.     

  "Berani sekali kau memberikan tuduhan semacam itu, wahai submisif." Itachi mendekat ke Akeno dan menghimpitnya di dinding. "Katakan saja padaku, jangan banyak berpikir aneh."     

  Akeno menelan saliva, kadang Itachi bertingkah terlalu dominan, tapi sejauh ini tidak melakukan tindakan kekerasan padanya. Hanya sikap menguasai saja, dan dia tak keberatan akan itu. Pria memang suka memberikan dominasi untuk menaikkan egonya, kan?     

  "Hm … setahuku dari mata fashionku, sepertinya Runa hari ini memakai setelan dari Armani. Dan kurasa itu lebih dari 7000 dolar. Kukatakan padamu bahwa atasan Armani ada yang berharga 5000 dolar, seperti yang dipakai Runa. Kurasa itu dari bahan kasmir yang mahal. Dan tasnya itu adalah Prada, Pak! Itu setidaknya 5000 dolar! Ohh, sepatunya juga Prada! Logonya tercetak jelas di bagian depannya. Itu mungkin sekitar 1000 dolar." Akeno menyelesaikan identifikasi dia mengenai semua yang dipakai Runa hari ini. Dia memang pengamat fashion yang tajam dan baik. "Memangnya kenapa, Pak?"     

  "Baju sekitar 7000 dolar, tas 5000 dolar dan sepatu 1000 dolar. Semuanya 13.000 dolar." Itachi menjumlah semua nominal yang disebutkan Akeno. "Sebentar, itu … itu sekitar … 1,6 juta yen (sekitar 188 juta rupiah)"     

  "Lalu?" tanya Akeno masih bingung.     

  "Tidak apa-apa, ayo kita pulang." Itachi belum ingin membahas ini dengan siapapun dan ingin menyimpannya dulu.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.