Inevitable Fate [Indonesia]

Gadis Pemanjat



Gadis Pemanjat

0"Kau pernah tidur dengan Nana?" Pertanyaan itu disampaikan salah satu aktor pendukung pada Derek Zhang saat mereka berada di ruang rias.     
0

Derek Zhang lekas memberi kode ke aktor pendukung itu sambil melirik singkat ke Shingo yang sedang memejamkan mata karena sedang dirias, seakan dia memberi sinyal ke rekan aktor itu untuk tidak berbicara lugas di depan orang asing seperti Shingo.     

Namun, aktor pendukung itu mengibaskan tangan sambil berkata, "Ohh, tenang saja, dia tidak begitu paham bahasa kita."     

Mendengar ucapan di dekatnya, Shingo menahan senyum dan hanya tertawa di hati. Tak paham, yah? Ya sudah, biar saja dia dikira seperti itu di tempat ini. Sepertinya salah paham mereka mengenai ini malah menjadi salah satu keuntungan bagi Shingo, karena mereka jadi tidak terlalu waspada pada dirinya.     

"Hm, Nana … dulu sempat hampir, tapi tak jadi." Derek Zhang masih menjawab pertanyaan vulgar yang dilontarkan sebelum ini oleh rekan artis di sebelahnya.     

Lalu, aktor pendukung itu mendekatkan kepalanya ke Derek Zhang sambil berbisik. "Aku melihat sepertinya Zhang-ge menyukai Nana, benar?"     

Derek Zhang memundurkan kepalanya sambil berekspresi terkejut atas todongan dari aktor pendukung tersebut, dan dia berkata dengan desisan agak keras, "Hu Zhongwan (bacanya: Hu Chongwan)! Bagaimana kau bisa berkata—"     

"Ayolah, Zhang-ge … tak perlu menyembunyikan itu karena sudah banyak dari kami semua yang menyadari itu semenjak pertama kita berkumpul di rumah sutradara untuk membahas drama ini sekaligus pengenalan tokoh." Aktor pendukung bernama Hu Zhongwan itu memotong kalimat Derek Zhang.     

Baru saja obrolan itu semakin terasa menyesakkan bagi Derek Zhang, masuklah aktor lainnya ke ruangan itu. Ia adalah aktor utama yang kedudukannya sama dengan Derek Zhang di drama itu, Marvel Zhou (bacanya: Marvel Chou) yang berperan sebagai Raja Qin (bacanya: Raja Chin).     

Melihat rekan aktor lainnya muncul di sana, Hu Zhongwan segera melirik ke orang tersebut sambil memanggil, "Nah, Zhou-ge juga sudah mengerti mengenai hal yang aku katakan tadi, kok!"     

Aktor utama Marvel Zhou mendekat sambil meletakkan pantatnya pada kursi yang berderet di sana, bertanya, "Apa, nih? Apanya yang sudah aku mengerti? Hal apa? Kalian sedang mengobrol apa?"     

"Ge, kami sedang mengobrol mengenai Nana Feng." Hu Zhongwan terus menatap Marvel Zhou. "Ge, kau juga tahu kalau Zhang-ge ini menyukai Nana, ya kan?"     

"Ohh, itu. Memangnya kenapa?" Marvel Zhou yang berusia sekitar kepala 4 itu pun menyamankan duduknya di kursi rias.     

"Nah, kau lihat sendiri, kan Zhang-ge, bahkan orang yang jarang bergosip seperti Zhou-ge saja mengetahui rumor mengenaimu, he he he …." Hu Zhongwan terkekeh dengan pandangan meledek ke Derek Zhang.     

"Ahh, kalian sialan." Derek Zhang. "Jangan katakan bahwa pak sutradara pun mengetahui ini."     

"Aku bisa usahakan itu jika kau ingin, Ge."     

"Hei, jangan! Awas saja kalau kau berani melakukan itu, Hu Zhongwan!"     

"Ha ha ha, kalau begitu, pilih … Gege ingin aku menceritakan hal ini kepada pak sutradara atau ke Nana?"     

"Tidak keduanya, sialan sekali kau ini!"     

Marvel Zhou hanya menggeleng dan meminta salah satu perias untuk lebih dulu mengurus dirinya ketimbang Hu Zhongwan. Hal itu tidak diprotes Hu Zhongwan. Yang senior dan terkenal tentu lebih mendapatkan hak istimewa.     

"Tapi, Zhang-ge … aku harap kau mengetahui gosip-gosip mengenai Nana Feng." Kepala Hu Zhongwan kembali mendekat ke Derek Zhang dengan mimik muka serius.     

"Gosip apa?" Derek Zhang terpancing.     

"Apa kau tahu bahwa saat awal Nana Feng terjun ke dunia hiburan, dia sudah beberapa kali menjadi pemanjat gelap?"     

Mata Derek Zhang membulat mendengar tutur kata Hu Zhongwan. "Maksudmu … dia gadis pemanjat?"     

Kepala Hu Zhongwan mengangguk beberapa kali untuk meyakinkan lawan bicara. Di sini, maksud dari pemanjat gelap atau gadis pemanjat merujuk ke perempuan yang rela tidur dengan petinggi di dunia hiburan untuk mendapatkan suatu peran di sebuah drama atau film.     

Mereka membuat istilah sendiri untuk memperhalus ungkapan, ketimbang menyebut perempuan seperti itu dengan sebutan lebih kasar lainnya.     

"Dia memang dirumorkan sebagai gadis pemanjat, Ge. Pemanjat tempat tidur para bos besar agar menjadi sponsor dia," bisik Hu Zhongwan seakan tak mau ada orang lain mendengar, tapi mana mungkin demikian jika bisikannya saja masih bisa didengar jelas oleh Shingo yang berjarak 3 meter lebih darinya.     

"Hei, sudah, sudah, kalian ini tidak perlu membicarakan Nana seburuk itu seakan hanya dia saja yang melakukan itu di industri hiburan, ya kan?" Marvel Zhou menimpali sambil menutup matanya saat dirias.     

"Wah, Zhou-ge membela Nana! Jangan-jangan …." Wajah nakal Hu Zhongwan menampilkan seringai menggoda ke Marvel Zhou.     

Mau tak mau, mata terpejam Marvel Zhou terpaksa membuka karena ucapan Hu Zhongwan. "Jangan sampai aku membuat karirmu mandek setelah ini, Zhongwan."     

"Ahh! Tidak berani! Aku yang kecil ini sungguh tidak berani, Ge! Maafkan aku! Aku sungguh lancang!" Hu Zhongwan berlagak ketakutan sampai memeluk dirinya sendiri.     

Tentu saja itu hanya lagak pura-pura saja dan para senior di dekatnya sudah paham. Maka dari itu, Marvel Zhou hanya mendecih dan kembali pejamkan mata agar periasnya bisa melanjutkan pekerjaannya.     

Namun, Marvel Zhou melanjutkan dengan kalimat, "Kita tidak perlu menghakimi siapapun, apalagi dari kalangan kita sendiri. Hal mencari sponsor dengan cara memanjat tempat tidur itu sudah lazim dilakukan para bintang pemula yang ingin karirnya lekas menanjak. Tak ada yang perlu dibesar-besarkan mengenai itu. Tak hanya perempuan saja yang melakukan hal tersebut, kini lelaki muda pun banyak yang melakukannya demi karir masing-masing."     

"Ahh, ya, Zhou-ge benar! Hal demikian bukan sesuatu yang mengherankan di dunia yang penuh akan persaingan ini, ya kan? Bahkan, tak hanya industri hiburan saja yang menerapkan cara demikian, dunia kerja dan politik juga melakukannya." Hu Zhongwan menyiratkan kesetujuan dia atas pernyataan Marvel Zhou.     

"Oleh karena itu, biarkan saja orang hendak melakukan apapun untuk kemajuan masing-masing asal tidak menyenggol kita." Marvel Zhou menambahkan.     

"Zhou-ge sungguh bijaksana!" Hu Zhongwan seorang penjilat, tentu saja dia harus bersikap demikian agar menyenangkan senior-seniornya demi kemajuan karirnya.     

"Hm …." Marvel Zhou hanya menggumam sebagai jawaban terakhir darinya. Dia sudah paham tipikal orang seperti Hu Zhongwan, dan tidak ambil pusing. Asalkan tidak menyenggol dia, maka semuanya terserah saja.     

Hu Zhongwan menoleh ke Derek Zhang yang diam sejak tadi. Tak mau menurunkan semangat seniornya, maka dia pun membesarkan hati Derek Zhang, si pemeran Jenderal Gong Hou dengan ucapan, "Zhang-ge, jangan berkecil hati hanya karena masa lalu Nana. Aku akan mendukungmu jika Zhang-ge ingin mendapatkan dia. Tak usah memikirkan siapa saja lelaki yang pernah bersama Nana, ataupun si pacar hijaunya yang tadi mengganggu di sini. Bagiku, Zhang-ge jauh lebih pantas dari pada si hijau bodoh tadi."     

Derek Zhang melirik singkat ke Hu Zhongwan di sebelahnya dan tidak lagi bicara. Hatinya masih berkecamuk mengenai Nana Feng.     

Sementara itu, Shingo sudah selesai dirias dan dia pun bangkit dari kursinya, bersiap untuk mengganti baju dengan kostum yang diharuskan.     

.     

.     

Pada malamnya, tangan Shingo mengunci pergerakan Nana Feng di atas kasur. Ia menghentak kuat-kuat perempuan itu.     

"Shi-Shingo … aarghh … pelan saja—arrghh …." Nana Feng menoleh ke belakang untuk mencari wajah Shingo, dua tangannya dikunci di atas kepala sambil pahanya dilebarkan hentakan Shingo.     

Shingo terkekeh sendiri sambil bertanya-tanya, bagaimana jika para aktor penggosip tadi di ruang rias melihat adegan ini?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.