Inevitable Fate [Indonesia]

Keributan Kecil Dengan Pacar Kecil



Keributan Kecil Dengan Pacar Kecil

0Di Tiongkok … di lokasi syuting ....     
0

"Coba luapkan lagi perasaanmu!" teriak Sutradara ketika dia baru saja menjeda satu adegan. "Bayangkan jika anakmu yang baru lahir sudah dibunuh dan dibawa pergi! Rasakan itu, Nana!"     

"Baik. Baik, aku akan mencoba. Maaf." Nana Feng menunduk dan kru bersiap menata ulang set untuk adegan tersebut.     

Setelah mencoba dua kali lagi, barulah sutradara puas akan adegan sedih yang dilakonkan Nana Feng.     

"Setelah ini kita ke scene 389! Persiapkan artis dan set!" teriak sutradara menggunakan megafon di tangannya.     

Zhao Qingyi melompat kecil sambil bertepuk tangan dan dia lekas pergi ke tenda kecil dimana ada Shingo di dalam sana sedang berbaring santai. "Shin! Shin! Sebentar lagi adeganmu!"     

"Ya, ya, aku tahu itu." Shingo menjawab sambil matanya tidak teralihkan dari ponselnya.     

"Shin, bukankah kau sebaiknya bersiap di ruang rias dan wardrobe? Ayo!" ajak Zhao Qingyi sambil menarik tangan Shingo.     

Lelaki itu tidak menolak dan menyimpan ponselnya di saku celana, mengikuti asistennya menuju ke ruang rias.     

Saat masuk ke ruang rias, ternyata ada Nana Feng masih melepas riasannya dibantu staf bagian itu.     

Mata Shingo dan Nana Feng bertemu namun mereka kemudian saling mengganti arah pandangan mereka ke arah lain.     

"Kemarilah, kemarilah, ini pemain dari Jepang, kan?" tanya salah satu perias di sana sambil mempersilahkan Shingo duduk.     

Shingo mengangguk singkat saja dan diam tenang di kursinya.     

Nana Feng sudah melepas kostum yang dia pakai dan hanya memakai pakaian dalam saja, mengambil pakaiannya sendiri setelah asistennya menyerahkan itu padanya.     

Lalu, datanglah Derek Zhang (bacanya: Derek Chang) yang juga akan beradegan dengan Shingo masuk ke ruang rias, dia disambut dengan sangat ramah oleh perias utama. Maklum saja, perias utama tentu untuk pemeran utama. Itu sudah ketetapan lazim di lapangan kerja dunia hiburan.     

Baru saja Nana Feng merunduk hendak memakai celana jinsnya sehingga belahan dadanya terekspos dengan bebas, menyebabkan mata Derek Zhang melirik ke Nana Feng melalui cermin besar di depannya. Nana Feng yang tahu dirinya dilirik si pemeran utama, dia lebih mempercepat gerakannya.     

Malah, mata Nana Feng masih sempat melirik Shingo melalui cermin di depan pemuda itu, namun ternyata Shingo sedang tidak menatap balik ke dia. Di dalam hatinya, Nana Feng kecewa.     

Namun, baru saja Nana Feng selesai memakai celana jinsnya, tiba-tiba ada suara ribut di depan ruang rias.     

"Tolong, aku cuma sebentar! Cuma sebentar saja, aku janji!" Suara itu berteriak-teriak keras dan membuat semua orang di dalam ruang rias menoleh heran. Dan tak lama, pintu ruang itu pun didorong kuat dengan paksa, tampaklah seorang pemuda.     

Pemuda itu tentunya yang berteriak-teriak tadi. Matanya mencari-cari seseorang di ruang rias dan segera menemukan yang dia cari. Kakinya dengan cepat mendekat ke orang itu dan bergegas menggenggam tangannya sambil berkata, "Nana, Nana!" Rupanya dia mencari Nana Feng.     

"Cindy! Mana Cindy?" seru Nana Feng memanggil asistennya.     

"Nana, aku di sini!" Cindy datang tergopoh menyeruak kerumunan di depan ruang rias. "Aku sudah berusaha menghentikan Yong, tapi dia kukuh ingin menemuimu dan dia berlari sangat cepat ke sini setelah kru memberitahu di mana kamu berada. Aku sampai kesulitan mengejarnya."     

Mata Nana Feng menatap asistennya hingga ke bagian bawah dan menjumpai sandal jenis wedges yang memiliki hak setinggi 7 sentimeter. Yah, wajar saja kalau begitu. Besok, dia akan memecat Cindy kalau masih saja memakai sandal semacam itu saat bersamanya.     

Perhatian Nana Feng teralihkan kembali ke pemuda di depannya yang masih kukuh memegangi tangannya.     

"Nana, ayo kita bicara sebentar di tempat lain." Yong Yong menarik tangan Nana Feng.     

"Aku tidak mau." Nana Feng segera menghentak tangan Yong Yong, tidak terlalu perduli dengan raut kecewa dari Yong Yong.     

"Nana, lalu kapan kau bisa aku ajak bicara? Di telepon susah sekali dan diajak bertemu di luar pun sulit. Satu-satunya adalah menemui di lokasi syuting!" Wajah Yong Yong menyiratkan keputusasaan.     

Jelas saja Nana Feng merasa risih dengan tindakan Yong Yong apalagi mengucapkan hal semacam itu di depan rekan-rekannya. Matanya mendelik memberi kode ke Yong Yong agar pemuda itu tidak banyak bicara atau dia akan malu luar biasa.     

Tapi sepertinya Yong Yong tidak mengindahkan kode yang diberikan Nana Feng. Mungkin dia sudah terdesak oleh putus asanya akan Nana Feng. "Ayolah, sebentar saja, aku mohon."     

"Aku bilang tidak mau! Aku sedang bekerja, Yong!" seru Nana Feng.     

Mata Yong Yong menatap Nana dari atas sampai bawah. "Apanya yang masih kerja? Jelas-jelas kau sudah berganti baju kasual. Ini artinya kau sudah selesai dengan scene kamu, iya kan?" Ia adalah orang yang berkecimpung di industri film dan drama pula, maka dia paham.     

"Tsk, jangan sok tahu!" Nana Feng jadi kesal sendiri.     

Yong Yong segera melepas jaket yang dia pakai dan memakaikan jaket itu ke tubuh atas Nana Feng yang belum memakai baju, hanya bra saja. "Tidak baik kalau kau kelamaan begini."     

Tapi Nana Feng segera meminta baju atasannya ke asistennya dan Cindy segera menyerahkan baju yang diminta ke artisnya. Tangan Nana Feng melepas jaket dan mengembalikan ke Yong Yong agar dia bisa memakai bajunya sendiri.     

"Ayo, Nana, aku ingin bicara."     

"Tidak mau! Tidak bisakah kau menemuiku di tempat lain saja? Kenapa harus memburuku di tempat syuting?"     

"Ya, karena kau sulit sekali dihubungi!"     

"Itu karena aku sibuk, kau bisa lihat sendiri, aku sedang ada drama."     

"Tapi, tentu saja kau tak mungkin bekerja 24 jam seharinya, kan?"     

"Tunggu saja aku menghubungimu, jangan melangkah melebihi batasku."     

"Nana …."     

"Hei, tidak bisakah kau mendengar apa yang dia ucapkan?" Tiba-tiba di dekat mereka sudah ada Derek Zhang berdiri.     

Yong Yong tahu siapa itu Derek Zhang, aktor ternama yang merupakan senior darinya. Namun, karena dia merasa terganggu, dia menepis rasa hormat itu dan membalas si aktor besar, "Tolong jangan ikut campur masalah aku dan Nana. Aku menghargaimu, Senior, tapi kumohon tidak perlu sampai Anda ikut bicara begini." Ia sudah sebaik mungkin berucap ke Derek Zhang.     

"Bocah ini!" Mata Derek Zhang melebar membawa rasa kesal. Meski kalimat yang dipilih Yong Yong sudah cukup sopan, namun tetap saja itu membuat dia kesal. "Beraninya kau mengatur sikapku? Memangnya kau siapa? Sutradara? Produser? Promotor?" Nada Derek Zhang makin tinggi sambil melotot kesal ke Yong Yong.     

Pemuda itu menciut dan lengannya ditarik oleh Cindy atas kode dari Nana Feng. Tak ingin membuat masalah dengan salah satu aktor ternama di Tiongkok yang bisa berakibat pada karir yang sedang dia rintis, mau tak mau Yong Yong pun patuh dibawa pergi oleh asisten Nana Feng.     

"Aku minta maaf telah membuat keributan di sini." Nana Feng menundukkan kepala ke Derek Zhang karena lelaki itu memang lebih senior ketimbang dia.     

"Lain kali, kendalikan pacarmu itu. Ini tempat syuting, kalau sampai sutradara tahu ini dan dia marah, kau akan dipandang buruk olehnya." Derek Zhang menasehati Nana Feng.     

"Terima kasih, tapi dia bukan pacarku, hanya … kenalan saja." Nana Feng menolak dikatakan sebagai pacar Yong Yong, apalagi setelah kejadian memalukan begini.     

Di kursinya, Shingo menyeringai tipis mendengar sangkalan Nana Feng barusan. Tapi kemudian dia menutup mata dan tidak perduli. Perias hendak membubuhkan make up di kelopak matanya.     

"Ohh, baguslah kalau dia bukan pacarmu. Yah, lain kali, jangan sembarangan berkenalan dengan seseorang, apalagi tipe penuntut seperti dia." Derek Zhang tersenyum sambil menepuk lengan Nana Feng.     

Setelah itu, Nana Feng pun pamit keluar dari ruang itu dan kerumunan di depan ruang rias pun bubar dengan otomatis.     

Sepeninggal Nana Feng, masuklah aktor-aktor lainnya.     

"Tadi sepertinya ada keributan kecil di sini?" tanya salah satu aktor yang baru masuk.     

"Ohh, itu hanya Nana dan pacar kecilnya. Biasalah …." Derek Zhang menjawab.     

"Kau pernah tidur dengan Nana?" tanya aktor itu pada Derek Zhang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.