Inevitable Fate [Indonesia]

Keheranan Nana Feng



Keheranan Nana Feng

0Nana masih terduduk dengan heran di balkon kamar apartemen Shingo, dia sedang menikmati siraman sinar pagi mentari usai mandi dan bercinta lagi dengan Shingo tadi.     
0

Saat ini, dia sedang tenang menyesap kopi hangat buatan Shingo, duduk santai sendirian saja karena Shingo sedang merapikan ini dan itu di kamar.     

Nana Feng masih heran dan bertanya-tanya pada dirinya sendiri, kenapa dia bisa berujung seperti ini dengan Shingo. Padahal dia sama sekali tidak merencanakan hal macam begini dengan lelaki Jepang itu.     

Padahal, semalam ketika di kelab malam, mereka hanya mengobrol, itu pun sangat canggung karena Shingo sibuk menatap ke ponselnya dan Nana Feng hampir saja menyuruh asisten yang sudah dia suruh pergi untuk datang lagi menjemput dia.     

Namun, tidak diduga-duga, terdengar bunyi erotis dari bilik sebelah yang cukup keras dan terdengar sampai ke telinga mereka berdua. Mereka jadi saling berpandangan dan Nana Feng pun terkekeh meski merasa canggung gara-gara itu.     

"Mereka sungguh aktif, yah!" Nana Feng mengawali obrolan untuk membahas tindakan aktif di bilik sebelah.     

Dan entah bagaimana, obrolan mereka malah bergulir mengenai s3ks dan pengalaman bercinta mereka. Tak tahu siapa yang sebenarnya memulai topik tersebut, seakan itu mengalir begitu saja dikarenakan sejoli panas di sebelah.     

Dan ... entah pula siapa yang mengawali adanya percumbuan antara Shingo dan Nana Feng hingga rasanya bibir mereka tidak ingin dihentikan dari kegiatan saling pagut dan melumat.     

Bahkan, Shingo sudah hampir melepas baju Nana Feng jika si aktris tidak mengingat di mana mereka saat ini. Maka, dengan sebuah kesepakatan, mereka pun bergegas keluar dari bilik kelab malam itu dan mencari taksi untuk ke apartemen Shingo dan kemudian melanjutkan apa yang tadi terjeda.     

Itulah kenapa ketika tiba di apartemen Shingo, tingkah mereka seperti orang yang sudah tidak sabar dan bergegas melepaskan hasrat satu sama lain.     

Ini sungguh diherankan oleh Nana Feng. Dia jarang begitu terhadap lawan jenis, apalagi yang baru dikenal beberapa hari. Dulu dia dengan si aktor muda pendatang baru itu pun si aktor harus mendekati dia dulu selama beberapa minggu secara intens sebelum diperbolehkan menjadi penghangat ranjang si aktris.     

Namun yang ini, Shingo seakan memiliki daya pikat aneh yang membuat Nana Feng jadi kehilangan akal sehat dan ingin lekas mengupas lapis demi lapis kemisteriusan Shingo. Lelaki itu membuat Nana Feng jadi makin tertarik dan penasaran karena sikap tertutup Shingo yang seolah menyimpan misteri di balik wajah tampan namun dinginnya.     

Yah, kebanyakan wanita memang mudah terpikat dengan lelaki seperti itu. Semakin membuat penasaran, maka semakin dikejar pula.     

Tapi, bukankah itu juga berlaku bagi lelaki ke wanita? Semakin misterius si wanita, kaum lelaki juga makin tertantang untuk segera menaklukannya dengan cara apapun dan mengklaim wanita tersebut dengan penuh kebanggaan di depan teman-temannya kelak.     

Kejadian intim dengan Shingo sejak semalam ini sungguh membuat Nana Feng tak habis pikir kenapa dirinya begitu agresif dan seperti bukan dirinya? Dan sepertinya, dia yang menginginkan Shingo, bukan sebaliknya. Ini sungguh di luar kebiasaan dia.     

Biasanya, dia yang dikejar, tapi ketika dirinya diabaikan Shingo, dia menjadi gusar dan bertanya-tanya apakah dirinya kurang menarik? Dan mungkin inilah yang membuat dia terus penasaran dengan Shingo dan langsung mengambil kesempatan begitu Shingo membuka celah untuknya.     

Nana Feng tertawa kecil ketika mengingat-ingat tingkah konyol dia semalam dengan Shingo, bahkan sampai pagi pun mereka masih melakukannya seakan tidak ada hari esok saja.     

Tapi, mereka sudah saling sepakat bahwa ini hanyalah hubungan semacam fornikasi[1] saja dan tak ada pengikatan antara kedua belah pihak.     

Ini disampaikan Nana Feng ketika mereka selesai bersenggama yang pertama kali semalam, karena aktris itu tidak ingin dipandang salah oleh Shingo dan tidak ingin pula membatasi kebebasan masing-masing.     

"Baiklah, tidak masalah untukku." Demikian jawaban Shingo saat Nana Feng menginginkan ini hanya sebuah fornikasi semata.     

Namun, tetap saja ini sesuatu yang aneh dan sekaligus lucu bagi Nana Feng. Meski dia bukan wanita suci semenjak remaja, namun tetap saja ini di luar kebiasaannya. Yah, sepertinya hubungan fornikasi memang yang paling cocok untuk mereka yang bebas begini.     

Ting tung!     

Terdengar bunyi bel apartemen Shingo. Nana Feng juga mendengarnya dan dia mulai bangkit dari duduknya dan sadar bahwa seharusnya dia sudah pulang sejak tadi saja. Sebagai artis, meski belum begitu melejit namanya, tetap saja dia harus tidak boleh dikenali publik atas tindakan liarnya di luar keartisannya.     

Di depan, Shingo sudah membukakan pintu.     

"Shin! Aku bawa xiao long bao (roti kukus semacam dimsum). Ini seperti yang aku janjikan kemarin, ya kan? Apa kau sudah makan? Aku juga bawa sup wonton (sup pangsit), ini chai pan wonton, loh! Enak sekali jika disantap pagi begini waktu masih hangat." Zhao Qingyi mengangkat dua wadah di tangan kanan dan kirinya. Wajahnya merekahkan senyuman lebar nan ceria seperti biasa ketika menyambut Shingo yang membukakan pintu baginya.     

"Ohh, baiklah, terima kasih." Shingo menjawab sambil lalu seraya berjalan meninggalkan Zhao Qingyi yang masih berdiri di ambang pintu.     

Gadis itu pun bertugas menutup pintu dan mengikuti Shingo yang berjalan ke dapur. Dia segera mengambil mangkuk dan piring datar untuk wadah kedua hidangan tadi. "Aku tadi melihat pedagang kaki limanya masih berjualan padahal ini termasuk kesiangan jika aku ke sana, tapi syukurlah masih ada."     

Zhao Qingyi terus berbicara sambil menuang sup wonton ke mangkuk sedangkan xiao long bao dia taruh di piring datar dan asap kedua hidangan ringan itu masih mengepul ketika dipindahkan.     

Sementara itu, Shingo mengambil mangkuk kecil untuk dirinya sendiri dan mengambil sup wonton itu, memakannya dan kepalanya langsung manggut-manggut.     

"Enak?"     

"Ya, enak, terima kasih."     

"Wah, syukurlah kalau kau menyukainya. Wonton dan xiao long bao di pedagang itu adalah favoritku kalau aku lewat di sana di pagi hari. Kali ini aku sampai menyempatkan diri mampir ke sana meski agak berlawanan arah ke sini, tapi karena aku sudah janji maka aku ke sana dulu. Maaf, yah! Kau pasti sudah lama menungguku."     

"Ya, tidak masalah." Kini sumpit di tangan Shingo beralih mengambil xiao long bao dan menggigitnya. "Hm, enak." Kini mereka mulai melangkah ke ruang tengah dengan Shingo terus memakan apa yang dibawa asistennya tadi.     

"Enak? He he, besok aku akan bawakan lagi karena sepertinya kau sangat menyukainya. Jadi ka—"     

"Shingo, aku pulang dulu. Bye dan terima kasih!" Mendadak saja, Nana Feng muncul keluar dari kamar Shingo untuk pamit sambil lalu kepada lelaki itu dan tidak menghiraukan Zhao Qingyi.     

Zhao Qingyi melongo seketika melihat adanya Nana Feng keluar dari kamar Shingo.     

-----------     

[1] Fornikasi adalah persetubuhan yang dilakukan atas rasa suka sama suka dan saling membutuhkan tanpa paksaan dan tanpa bayaran antara laki-laki dan perempuan yang tidak terikat pernikahan atau perkawinan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.