Inevitable Fate [Indonesia]

Menebarkan Diriku Padamu [21+]



Menebarkan Diriku Padamu [21+]

0nan pieonaneun bulkkotcheoreom Ah .. neol hyanghae tto beonjeoga ((bagaikan kembang api yang meledak .. aku menebarkan diriku kepadamu))     
0

deoneun umjigil su eopttorok .. gipsugi seumyeodeureo ((lebih mendalam lah mendatangiku .. hingga aku tak bisa bergerak lagi))     

- Stay Tonight by Chungha -     

===========     

Nana Feng terbangun di dini hari. Saat dia melihat ke jam digital di meja nakas dekat kepalanya, ternyata sudah jam 3 pagi. Namun, yang membuat dia terkejut, ternyata Shingo masih terjaga dan sepertinya pria itu sedang menonton sesuatu di laptop-nya di meja dekat jendela kamar.     

Turun perlahan dari tempat tidur sambil membalut tubuh telanjangnya dengan selimut, berjalan agak tertatih karena lelah dan rasa ngilu di bagian selatannya akibat kegilaan Shingo sebelum ini, Nana Feng mendekati Shingo dari belakang. "Sedang nonton apa?"     

Shingo hanya menoleh dengan sedikit sikap terkejut tapi tidak berlebihan dan memalingkan pandangan kembali ke layar laptop-nya. "Hanya menonton MV saja."     

"MV? Music Video? Milik siapa? Apakah menarik lagunya?" Nana Feng merundukkan tubuh untuk lebih fokus ke layar laptop, menyaksikan apa yang tengah ditonton Shingo. "Synthesa?" Ia membaca title track yang tertera di bawah video yutub itu. "Hm, apakah itu grup Jepang?"     

"Ya." Shingo menjawab singkat saja tanpa memalingkan matanya dari layar. Entah sudah berapa kali dia mengulang video itu dan menindas tombol replay sejak tadi.     

"Ohh, pantas saja. Hm, lagunya lumayan enak meski aku tak begitu paham apa yang mereka ucapkan." Nana Feng kembali menegakkan tubuhnya sambil satu tangan terus memegangi tepi selimut di atas dadanya.     

"Bukankah itu di bawah ada subtitle-nya?" Shingo menunjuk sambil lalu deretan subtitle yang muncul beriringan dengan lagunya.     

"Aku kurang pandai dalam bahasa Inggris." Nana Feng tidak ragu mengatakan kelemahannya. Sebuah kelemahan yang sebenarnya sudah ingin dia tangani namun dia terlalu sibuk dan terlalu malas.     

Karena tidak ada kursi lainnya, maka Nana Feng dengan santainya duduk di pangkuan Shingo.     

Lelaki itu tidak bereaksi dan membiarkan saja. Pandangannya tetap lurus ke layar laptop, dia belum puas menyaksikan Reiko di sana. Dia tahu bahwa ini salah dan tak perlu dia lakukan untuk melupakan Reiko, namun sudut hatinya terus menggedor dia untuk membuka MV itu lagi dan lagi semenjak Reiko debut.     

Tak hanya itu saja, dia juga kerap membuka kanal yutub lama milik Reiko dan menonton gadis itu saat sedang melakukan podcast atau melakukan cover lagu terkenal atau sekedar cover dance saja. Dia seakan haus akan Reiko.     

Ini sungguh konyol, Shingo paham itu. Bukankah dia lari ke Tiongkok demi bisa mengalihkan pikirannya dari Reiko? Tapi yang terjadi justru sebaliknya. Rasanya dia ingin sekali bertanya ke Yuza, apakah Yuza sudah bisa move-on dari Reiko? Kenapa sepertinya Yuza tenang saja di Korea sana?     

Atau mungkin ... dia kurang sibuk? Ya, sepertinya dia kurang sibuk di Tiongkok sehingga masih saja memiliki waktu luang untuk mencari Reiko di media apapun.     

"Shingo, apa kau suka idol-idol begitu?" tanya Nana Feng sambil mengalungkan lengan ke leher Shingo dan mendekatkan wajahnya ke lelaki itu. Sikapnya manja.     

Mata Shingo menatap Nana Feng tanpa dia berkata-kata selama beberapa saat, membiarkan wanita itu bertanya-tanya dalam hati kenapa dia menatap saja seperti itu. Sebenarnya, Shingo hampir saja berkata bahwa orang di MV itu adalah teman istimewanya, tapi mengingat bahwa Nana Feng biasa bergosip dengan aktris lainnya, dia pun malas mengungkapkannya.     

"Shingo, kenapa kau malah diam dan menatapku saja begitu? Apa aku salah bicara?" Nana Feng memasang wajah menyesal.     

"Apakah kau paham dengan sikapmu ini?" Shingo justru memberikan pertanyaan balik.     

"Ehh? Maksudmu?" Raut wajah Nana Feng berganti menjadi wajah tanya.     

Sesuatu di dalam diri Shingo bergolak tanpa bisa dia cegah. Meski gejolak itu sesungguhnya akibat dari dia menonton Reiko di Yutub, namun saat Nana Feng menggodanya, maka tak ada pilihan lain selain menjadikan aktris itu pelampiasan.     

Nana Feng tidak juga mendapatkan jawaban yang dia minta, malah dia harus terkejut ketika tengkuknya ditarik tangan Shingo dan bibirnya dilumat dengan beringas sembari merasakan adanya remasan kuat pada salah satu payudaranya.     

"Shi—mmffhh ... mmccpphh ...." Nana Feng berusaha mengimbangi hasrat meletup-letup Shingo, membiarkan saja selimut yang menutupi tubuhnya direnggut tangan Shingo dan dilempar entah ke mana, dia tak perduli.     

Yang dia perdulikan kini adalah menyatukan diri lagi dengan Shingo dalam posisi dia duduk di atas Shingo. "Aaanghhh!" Nana Feng mendesah keras saat penyatuan itu terlaksana dengan baik ketika dia menurunkan pantatnya sehingga liang intimnya berhasil menelan seluruh batang jantan Shingo.     

Mereka saling bergerak menghentak satu sama lain menimbulkan bunyi kecipak sensual ketika saling berbagi cairan di bawah sana dan suara mereka berpadu secara harmonis tanpa dikomando.     

Ketika akhirnya Shingo bangun sambil membawa tubuh Nana Feng pula tanpa melepaskan kaitan penyatuan mereka, keduanya melumat bibir satu sama lain. Kemudian, Shingo meletakkan punggung sang aktris ke dinding di dekatnya agar dia bisa kembali menghentak-hentak wanita itu agar bisa mendapatkan suara sensual nan manja dari mulut wanita saat bibir Shingo menyesap lehernya.     

"Jangan buat cap merah! Jangan! Ungghh! Arrghh ... Shingo ... mmghhh ...." Nana Feng harus cepat menyeru itu sebelum Shingo menggigit dan melumat lehernya sehingga meninggalkan bekas merah yang akan menyusahkan si aktris nantinya.     

"Aku tahu! Mrrffhh ...." geram Shingo sambil mempercepat hentakannya, membiarkan Nana Feng terus merintih erotis sembari membelitkan tangan dan kakinya di tubuh dia.     

Dan setelah pelepasan Shingo sesudah Nana Feng terlebih dahulu, mereka masih belum ingin berhenti dan berlanjut ke kamar mandi sambil berendam ketika jam sudah menunjukkan hampir pukul 5 pagi.     

Di dalam kamar mandi pun sembari duduk landai di ujung bathtub, tubuh Nana Feng mengejang saat dia menerima lumatan agresif pada mutiara mungil dia di selatan sana hingga dia pun menyerah dan bertekuk lutut usai sebuah erangan panjang yang cukup keras.     

Setelah itu, Shingo bangkit dari berlututnya di bathtub dan menyodorkan batang miliknya ke mulut Nana Feng yang tak bisa menolak, menjejalkan dan langsung saja menggerakkannya, memompa batang itu ke mulut Nana Feng tanpa perduli wanita itu cukup kewalahan sampai-sampai mata Nana Feng terpejam erat seakan dia tak sanggup lagi jika mulutnya didesak lebih dalam menggunakan tongkat jantan Shingo.     

Melihat Nana Feng kewalahan, Shingo mengeluarkan kejantanannya dari mulut si aktris dan mengganti dengan lubang intim wanita itu saat kaki Nana Feng dibuka lebar-lebar sembari Nana Feng duduk di pangkal bathtub dan mereka melakukan penyatuan kembali.     

Nana Feng makin melebarkan kakinya, menebarkan keindahan feminitas dia di depan Shingo yang menatap penuh hasrat sehingga hentakan pun kian kuat dan cepat demi memburu sebuah puncak kenikmatan terlarang bagi mereka.     

Shingo tak perduli, demikian pula Nana Feng. Mereka hanya ingin mencari dan menggali semakin dalam apa yang mereka butuhkan saat ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.