Inevitable Fate [Indonesia]

Jadi Bahan Gosip



Jadi Bahan Gosip

0Acara reading itu dihadiri banyak artis dari yang pemeran utama hingga peran pendukung seperti Shingo. Mungkin karena sutradaranya termasuk orang yang keras dan tegas sehingga mereka tidak berani tidak datang.     
0

Dan saat pertemuan itulah Shingo lebih dikenal lagi oleh banyak pemeran di ruangan tersebut. Bahkan dua pemeran utama lelaki dan perempuan pun memperhatikan Shingo.     

"Dia yang memerankan Noshiyoki?" tanya salah satu pemeran utama pria kedua pada manajernya.     

"Ya, itu orangnya. Apa kau tidak mengingatnya ketika acara pembukaan dua minggu lalu?" Manajer itu balik bertanya ke artisnya.     

"Hn, tidak. Karena dia tidak terkenal, untuk apa aku mengingatnya?" Pemuda itu mengangkat bahu dengan acuh tak acuh lalu pergi berlalu dari sana untuk mencari tempat duduk paling nyaman yang tentu saja di dekat pemeran utama pertama.     

Meski agak jauh, tapi Shingo bisa mendengar ucapan pemuda tadi. Dia sudah mendapatkan pelatihan bahasa mandarin dari Zhao Qingyi secara intens setiap harinya, jadi sedikit banyak dia memahami bahasa percakapan sehari-hari.     

Walau begitu, Shingo tidak marah ataupun tersinggung karena dia sudah menyangka, dunia artis memang begini. Terutama mereka yang sudah didapuk menjadi pemeran utama, akan merasa lebih tinggi dari siapapun. Memang tidak semuanya bersikap demikian, tapi pasti ada dalam sebuah project drama atau film.     

Saat acara berlangsung, semuanya tertib dan terkendali karena adanya sutradara yang bisa bersikap tegas membimbing mereka jika ada salah pengucapan dialog.     

Usai acara reading, Shingo masih duduk diam di kursinya dan membaca lagi buku naskah di tangannya, seakan dia sedang mempelajari lebih dalam dan mengoreksi sendiri apa kesalahan dia dalam pelafalan tadi.     

Di meja itu juga masih ada beberapa aktris (tentunya mereka semua perempuan) yang masih bertahan dan mengobrol sembari menunggu manajer ataupun asisten mereka menjemput.     

Sementara Shingo sedang asyik menekuni naskahnya tanpa perduli apakah Zhao Qingyi sudah datang menjemput atau belum, beberapa aktris berbisik-bisik di dekat Shingo sambil sesekali melirik ke arahnya.     

Ada sekitar 2 aktris utama dan 3 aktris pendukung masih berbincang dengan suara lirih.     

Lalu, salah satu aktris utama tak tahan dan bertanya ke Shingo. "Kau, bernama Shingo, kan?"     

Mau tak mau, karena namanya disebut, Shingo pun mendongak ke asal suara di sebelahnya berselang 2 kursi. "Ya."     

"Kau asli dari Jepang?" tanya aktris itu lagi.     

"Ya."     

"Apa kau sudah mahir bahasa mandarin?"     

"Hn, belum begitu. Hanya sedikit."     

"Ohh …." Lalu, aktris itu pun menyeringai dan kembali menoleh ke gerombolannya sambil berkata lirih, "Dia tidak tahu banyak bahasa mandarin!"     

"Hi hi, baguslah kalau tak tahu! Dengan begini, kita bisa leluasa bicara sekarang."     

"Aahh … aku kesal karena Zhang-gege[1] bersikap abai padaku. Padahal kemarin dia sangat perhatian sampai mengambilkan aku kursi." Salah satu dari mereka sedang membicarakan mengenai Zhang Lv (dibacanya Chang Lyu, tapi huruf 'u'-nya rada samar diucapkan.)     

"Sudahlah, kenapa masih saja mengejar dia? Bukannya dia sudah ada pacar?"     

"Kan baru rumor saja! Siapa tahu, Zhang-gege lebih tertarik padaku dibandingkan gadis manapun!"     

"Hghh … dibanding pacar, aku justru lebih kesal pada yang namanya istri." Aktris lain berkeluh kesah. "Aku bisa gila karena istri Tuan Wang selalu saja menerorku! Padahal kan dia sudah dapat banyak sekali uang dan aset Tuan Wang! Biarkan aku tenang dengan suaminya, kenapa?"     

"Kau harus bujuk lebih keras lagi Tuan Wang agar menceraikan istri bawelnya itu saja."     

"Tidak mungkin! Anak-anaknya yang di luar negeri bisa-bisa datang dan mengeroyokku kalau sampai ibu mereka dicerai! Hghh … semoga malam ini si nenek sihir tidak mengganggu aku dan Tuan Wang!"     

"Hi hi, hei, hei, kenapa tidak mencoba si Jepang itu saja?" bisik salah satu dari mereka. Segera semua kepala aktris menoleh ke Shingo.     

"Ya, dia tampan juga, sih!"     

"Tapi dia masih miskin! Tunggu sampai dia kaya, akan aku kejar!"     

"Tsk! Untuk apa menunggu dia kaya? Kalau aku, lebih baik aku jadikan mainan dulu saja daripada bosan."     

"Hei, kau sudah jenuh dengan mainanmu, si Yongyong itu?"     

"Dia terlalu manja dan maunya terus saja bertemu, bikin gerah saja. Mana dia kadang ingin aku membantu karir dramanya."     

"Yah, maklumlah, namanya juga pendatang baru, tentu butuh sponsor dan kau sudah tepat jadi sugar mommy, hi hi!"     

"Dia memang sugar baby menggemaskan, tapi lama-lama menjengkelkan! Aku lebih baik buang dia saja. Kau mau? Permainannya di ranjang lumayan agresif dan memuaskan, kok!"     

"Gila kau! Tuan Wang bisa membunuhku!"     

"Haiyaa … daripada kau senewen melulu dan berkutat di ketiak lelaki tua, sesekali dipuaskan lelaki muda tak ada salahnya, kan?"     

Lalu mereka semua tertawa cekikikan. Shingo menghela napas pelan. Dikira dia tidak tahu apa yang mereka perbincangkan dari tadi? Untung saja dia berpura-pura belum fasih bahasa mandarin sehingga dia bisa lebih jelas mengetahui karakter asli orang di sekitarnya.     

Ponsel Shingo bergetar di saku celananya dan segera ia ambil. "Ada apa?" Rupanya dari Zhao Qingyi.     

"Aku sedang terjebak macet. Tunggu sebentar, yah! Ini gara-gara aku ingin membelikanmu makan malam, nih!" Zhao Qingyi di seberang berbicara dengan nada mengeluh dikarenakan macet.     

"Tak masalah. Santai saja."     

"Apa acaranya sudah lama selesai?"     

"Baru saja."     

"Duh! Baiklah, aku akan berusaha secepatnya ke sana. Tolong tunggu, yah!"     

"Ya."     

"Maaf, Shin."     

"Jangan khawatir."     

Lalu telepon disudahi dan ponsel dimasukkan ke saku celana lagi dan Shingo kembali menekuni naskahnya.     

Tak berapa lama, para aktris itu mulai saling berpamitan dan pergi. Hanya 1 orang saja yang tersisa, yaitu pemeran utama wanita kedua (second lead female).     

Karena di ruangan itu hanya ada mereka berdua saja, maka si aktris itu mulai menggeser duduknya, mendekat ke Shingo. "Hai."     

"Oh, hai." Shingo membalas sapaannya dengan nada biasa dan wajah datar.     

"Apa kau selalu serius mempelajari naskah? Ucapanku tidak terlalu membingungkanmu, kan? Atau terlalu cepat?" Aktris itu masih mengira Shingo masih belum bisa bahasa mandarin.     

"Ohh, bisa. Sedikit aku mengerti." Shingo menjawab pendek dan itu tentu saja diartikan sebagai ketidakmampuan dia dalam bahasa tersebut di pikiran si aktris.     

"Aku Nana. Tapi nama asliku Feng Xiao Nv (dibaca Feng Siao Nyu dengan 'u' agak tidak jelas diucapkan)."     

"Ohh, ya." Shingo mengangguk saja.     

"Apa kau kesulitan dengan dialogmu di drama kerajaan ini?" Nana Feng agak melambatkan ucapannya, khawatir Shingo tak bisa mengikuti.     

"Tidak, ini baik-baik saja untukku."     

"Apakah ini drama pertamamu atau sudah kesekian kali?"     

"Pertama."     

"Ohh! Ternyata pertama! Lalu, sebelum ini, apa pekerjaanmu? Model?"     

Shingo ingin tertawa ketika dia disangka sebagai model. Apa karena tubuhnya lumayan tinggi dan atletis serta garis wajahnya tegas bagai model pria? "Tidak, aku tadinya seorang seiyuu."     

"Seiyuu?" Alis Nana Feng terangkat.     

"Ohh, itu … pengisi suara di anime dan game." Shingo lekas menjelaskan karena dia tadi menggunakan istilah Jepang.     

"Wah! Ternyata kau dubber! Pantas saja suaramu enak didengar. Anime apa yang sudah kau dubbing?"     

Shingo menyebutkan beberapa judul yang terkenal dan menjadi hits di dunia, namun itu sia-sia karena Nana Feng sepertinya bukan penggemar anime.     

"Ahh, maaf, aku kurang paham dengan anime. Tapi nanti akan aku coba mencarinya. Apakah kau juga mengisi suara drama di Yoku[2]? Seperti drama CD?" Wajah Nana Feng terlihat kecewa, namun dia belum menyerah.     

"Yoku? Aku pernah mengisi 1 drama CD di Yutub." Shingo mengambil ponselnya dan membuka platform Yutub menggunakan VPN karena Yutub diblokir dari Tiongkok. "Ini." Dia menyodorkan ponselnya ke Nana Feng.     

Nana Feng mendengarkan suara Shingo di Drama CD tersebut. Namun, seketika, wajah aktris itu merona. Tentu saja, karena drama CD yang dilakoni Shingo berjenis hentai[3].     

-------------     

[1] gege (bacanya khekhe, (e) seperti pada kata 's(e)nang' tapi rada ditekan 'k'-nya) bisa diartikan kakak atau mas, tapi lebih terdengar mesra dan akrab. Seperti 'oppa' (dari cewek untuk memanggil cowok yang lebih tua) di Korea yang biasanya disematkan ke orang yang disayang atau sudah akrab.     

[2] Yoku. Sebenarnya yang author maksud adalah platform Youku, tapi karena tak boleh secara terbuka sebut merk, yah plesetin itu aja deh, hehe. Youku itu Youtube versi China.     

[3] hentai. Perlukah dijelasin? Wkwkwkwkk! Kayaknya udah banyak yang paham kan? Kan? Kan? Ayolaahh, ngaku aja … pfftt!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.