Inevitable Fate [Indonesia]

Memeluk Nona Kizo



Memeluk Nona Kizo

0Para pengusaha besar yang ditraktir naik kereta mewah Shiki-Shima oleh Nona Kizo sepakat untuk menjodohkan Nathan Ryuu dengan Nona Kizo. Menurut mereka, keduanya serasi di mata tua mereka.     
0

Terlebih, mereka memiliki hubungan baik dengan orang tua Nathan Ryuu dan Nona Kizo. Karena itu, mereka berpikir, tidak ada salahnya jika mencomblangkan kedua lajang itu.     

Yah, mereka tentu saja tidak mengetahui apapun mengenai status Nathan Ryuu yang kini sudah menjadi suami wanita lain. Mereka hanya tahu bahwa Onodera satu itu sudah bercerai beberapa tahun silam.     

Maka, tak heran jika para pengusaha tua itu saling sepakat tidak akan menimbrung ketika dua muda-mudi lajang itu sedang duduk bersama di gerbong manapun.     

.     

.     

"Butuh bantuan?" tanya Nathan Ryuu ketika dia melihat Nona Kizo tampak kesulitan saat ingin memindahkan lempengan barbell di salah satu alat fitness.     

"Ahh, ya, ini … ternyata cukup berat." Nona Kizo tidak menutupi kesusahan yang dia rasakan. Mereka berdua saat ini berada di salah satu gerbong yang khusus untuk berolah raga fitness.     

Karena hanya ada mereka berdua saja di gerbong tersebut, mau tak mau Nathan Ryuu pun berjalan menghampiri Nona Kizo dan memegangi barbell tadi dan menurunkan dengan hati-hati ke lantai. "Ingin beban yang mana, Liz?"     

"Itu saja." Nona Kizo menunjuk salah satu barbell yang teronggok di lantai, tertutup lempengan barbell lainnya.     

Usai mengambil barbell yang diinginkan Nona Kizo, Nathan Ryuu segera memasang beban itu ke masing-masing palang besi tebal di sana. "Ingin berlatih squat statis, yah?" tanya Nathan Ryuu sembari memasang barbell terakhir.     

"Iya. Aku merasa sepertinya pahaku mulai menumpuk lemak." Nona Kizo tanpa ragu-ragu menyentuh paha dalamnya tanpa menghiraukan celana pendek ketat yang ia pakai.     

Setelah alatnya siap, Nona Kizo pun mulai berdiri memposisikan dirinya dan memulai gerakannya. Tubuh seksinya naik dan turun dengan pantat dilempar ke belakang saat turun.     

Lelaki lain tentu tidak akan melewatkan pemandangan indah semacam itu, terutama mereka yang pandai berimajinasi.     

Namun, ternyata tidak untuk Nathan Ryuu. Dia pun melangkah pergi dari dekat Nona Kizo untuk ke alatnya sendiri. Nona Kizo menatap kepergian Nathan Ryuu melalui cermin besar di depannya sembari dia terus bergerak naik dan turun dengan menyangga palang besi di dua bahunya.     

Tidak dinyana, di ambang pintu gerbong fitness itu, berdiri para pengusaha tua dan mereka sama-sama mendecak saat melihat Nathan Ryuu pergi dari belakang Nona Kizo usai membantu memasangkan beban untuk gadis kaya itu.     

"Haahh … kenapa dia malah pergi dari sana?" keluh Tuan Yamaguchi. "Kalau aku jadi dia, aku akan terus di belakangnya agar tidak ketinggalan menyaksikan pantat kencang yang menggiurkan itu."     

"Hei, hei, Yamaguchi-san, jangan sampai aku berpikir sebenarnya kau lah yang mengincar Nona Kizo. Sadar dengan umurmu, mengerti?" tegur Tuan Kunimitsu di sebelahnya.     

"Kunimitsu-san, jangan salah paham! Aku hanya menempatkan diriku pada anak Shigeru itu." Tuan Yamaguchi membela diri. Mereka mulai berjalan menjauh dari pintu tersebut agar tidak ketahuan oleh Nathan Ryuu dan Nona Kizo.     

"Kuharap kau ingat akan istri dan anakmu di rumah."     

"Tsk, Kunimitsu-san jangan cemas untuk hal itu."     

"Kalian ini kenapa malah ribut sendiri?" tegur Tuan Horikawa. "Harusnya kalian fokus dengan misi mulia kita ini, ya kan?"     

"Iya, iya, aku salah karena terlalu bersemangat tadi." Tuan Yamaguchi rela mengalah daripada mereka terus ribut.     

"Kalian benar-benar yakin ingin mencomblangkan mereka?" tanya Tuan Setagawa saat mereka tiba di gerbong bersantai dan duduk di masing-masing sofa di sana.     

"Tentu saja!" Tuan Yamaguchi mengangguk tegas. "Apa kau tidak bisa melihat betapa cocoknya mereka berdua. Coba bayangkan jika keduanya menikah, bukankah itu akan menjadi sebuah pernikahan dua kerajaan besar?"     

"Jangan katakan kau memiliki motif tersendiri ketika nantinya mereka menyatu dalam sebuah pernikahan, Yamaguchi-san." Tuan Setagawa sedikit memicingkan matanya ke Tuan Yamaguchi.     

Lelaki tua Yamaguchi itu terkekeh dengan sikap canggung dan berkata, "Aku tidak punya motif jahat apapun pada mereka. Tentunya sebuah kerja sama yang langgeng dengan dua perusahaan raksasa itu, tidak menyalahi aturan moral, kan?"     

"Haahh … ternyata kau memang memiliki motif terselubung." Tuan Setagawa mendesah seakan kecewa.     

"Setagawa-san, jika kau mendapatkan koneksi yang bagus dengan dua perusahaan, SortBank dan Kizo Group, tentu kau juga tidak akan keberatan, kan?" seringai Tuan Yamaguchi sembari melirik tajam ke rekan bisnisnya.     

"Ya … tentu tidak keberatan, sih! Ha ha ha!" Lalu Tuan Setagawa pun melepas tawa berderainya bersama Tuan Yamaguchi.     

Seorang pebisnis tetaplah pebisnis. Hubungan pertemanan pun bisa dibisniskan selama itu menguntungkan dan sesuai dengan nilai moralnya.     

Menurut Tuan Yamaguchi, mengambil keuntungan dari keberhasilan comblangan mereka pastinya sebuah hal yang tidak buruk dan tidak pula bertentangan dengan nilai moral yang ada.     

Tunggu sampai mereka semua tahu status Nathan Ryuu sebenarnya saat ini. Nilai moral macam apa yang akan mereka sodorkan nantinya?     

Satu jam menghabiskan waktu di ruang fitness kereta Shiki-Shima, membuat Nona Kizo dan Nathan Ryuu benar-benar banjir peluh di sekujur tubuh mereka.     

Jika Nathan Ryuu tidak teringat akan cincin nikah yang dia terus simpan di dalam dompetnya, pasti dia akan tergiur dengan penampakan Nona Kizo saat ini. Basah, kulit berkilau karena peluh yang tertimpa cahaya mentari menjelang siang, betapa itu sensual dalam sebuah visual seorang lelaki normal seperti dia.     

Namun, dia terus mengingatkan dirinya akan Reiko. Dia sudah pernah merasakan kepahitan mendalam ketika dikhianati saat dia begitu mencintai. Maka dari itu, patutnya dia pun tidak melakukan hal yang sama agar Reiko tak perlu merasakan kepahitan yang pernah dia alami kala itu.     

"Arghh!" Nona Kizo menjerit ketika kakinya tersandung sambungan karpet di ruang fitness tersebut saat berjalan beriringan dengan Nathan Ryuu untuk keluar dari sana.     

Secara sigap, kedua tangan Nathan Ryuu terulur ke depan dan memegangi tubuh Nona Kizo yang nyaris jatuh. Andaikan adegan ini dilihat para pengusaha tua itu, mereka pasti bersorak riuh di hati masing-masing.     

Namun, alih-alih pengusaha tua yang melihat, justru Itachi dan Zuko yang menggantikan mereka. Keduanya berdiri linglung di ambang pintu ruang fitness saat mendapati bos mereka sedang memeluk Nona Kizo, bahkan salah satu tangan Nathan Ryuu berada di dada gadis muda itu.     

"Ohh, maaf, kami akan kembali nanti saja." Itachi lekas menyeret Zuko dari sana tanpa memedulikan Zuko yang bingung.     

"Itachi! Zuko! Kembali ke sini!" seru Nathan Ryuu memanggil kedua anak buahnya itu seraya melepaskan belitan dua lengannya pada Nona Kizo.     

Gadis kaya itu pun mulai berdiri stabil sendiri, namun pipinya merona merah saat teringat bagaimana pelukan Nathan Ryuu tadi. Bahkan, dia merasa dadanya sempat diremas lelaki Onodera, meski itu merupakan tindakan spontan untuk menyelamatkan dia yang hampir jatuh dengan muka lebih dulu di lantai.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.