Inevitable Fate [Indonesia]

Motif Utama Nona Kizo Sudah Ketahuan



Motif Utama Nona Kizo Sudah Ketahuan

0Pada esok harinya, usai Nathan Ryuu mandi dan melangkah ke ruang santai, sudah ada Nona Kizo duduk menatap pemandangan beserta secangkir teh hangat di tangannya. "Ohh, kau di sini, Liz," sapa Nathan Ryuu.     
0

"Ohayou, Ryuu!" Nona Kizo menyapa selamat pagi ke Nathan Ryuu.     

"Ohayou mo," balas Nathan Ryuu sambil tersenyum.     

"Kau ingin minuman hangat, Ryuu?" tanya nona muda itu.     

"Hm, boleh juga. Sepertinya teh hangat baik juga untuk saat ini." Nathan Ryuu mengangguk, dan melihat Nona Kizo segera memanggil pelayan menggunakan bel yang tersedia di sana dan memesankan teh honey peach seperti yang sedang gadis itu minum saat ini.     

Menghenyakkan pantat pada sofa di samping Nona Kizo, Nathan Ryuu bertanya, "Kau sudah lama di sini?"     

Sembari menatap pria tampan di sebelahnya, Nona Kizo menjawab, "Hm, belum terlalu lama."     

"Kau bangun cukup pagi juga rupanya, Liz."     

"Kenapa? Apakah ini kurang tepat untukku?"     

"Ha ha, bukan begitu, Liz, tapi kukira nona besar keluarga terpandang sepertimu memilih untuk lebih lama bergelung di tempat tidur hingga matahari sedikit terik di langit."     

Mendengar ucapan Nathan Ryuu, Nona Kizo tersenyum kecil sambil berkata, "Dari kecil aku terbiasa bangun pagi ketika matahari masih belum begitu menghangatkan bumi. Aku senang menikmati udara sejuk pagi hari."     

"Ohh, begitu rupanya. Bagus juga kalau seperti itu."     

"Dan kau sendiri, Ryuu, kenapa kau juga bangun sepagi ini? Apakah tuan muda keluarga terpandang tidak berlama-lama meringkuk di atas kasur sampai matahari semakin tinggi?" balas Nona Kizo.     

"Ha ha ha, kau membalasku." Nathan Ryuu tertawa ringan dan melanjutkan, "Aku juga biasanya bangun jam seperti ini."     

"Kau tidak ingin berolah raga? Siapa tahu kau terbiasa olah raga pagi usai bangun. Di gerbong ujung ada gym."     

"Ohh? Kereta ini begitu lengkap, yah!"     

"Ya. Bagaimana? Kau tertarik fitness sebentar menemani aku?" tanya Nona Kizo sambil terus menatap Nathan Ryuu meski dengan pandangan datar bagai tak ada banyak ekspresi yang bisa ditunjukkan.     

"Kau ingin fitness?" Nathan Ryuu balik bertanya.     

"Setelah aku puas memandangi alam di depanku ini." Nona Kizo kembali alihkan tatapannya ke depan.     

"Hn, sepertinya itu bukan ide buruk." Selagi Nathan Ryuu bicara, pelayan datang memberikan teh hangatnya. Dia mulai menyesap teh tersebut pelan-pelan.     

"Bagaimana teh yang aku rekomendasikan? Kau suka?" tanya Nona Kizo seraya melirik ke lelaki di sampingnya.     

"Hn, ada sensasi manis tapi sedikit pahit. Menurutku ini lumayan." Nathan Ryuu menganggukkan kepala beberapa kali dan menyesap lagi.     

"Aku suka honey peach oolong tea. Aku sudah meminumnya sejak remaja. DIbandingkan teh sakura, aku lebih suka teh honey peach." Nona Kizo berkata blak-blakan menyampaikan apa yang ada di pikirannya secara lugas.     

"Tidak buruk. Tapi aku masih memilih teh sakura sebagai favoritku, ha ha ha, maaf." Nathan Ryuu juga tidak menutupi apa yang ada di pikirannya.     

"Tentu saja tak perlu minta maaf hanya karena hal kesukaan, Ryuu. Itu adalah hak prerogatif masing-masing individu, ya kan?" balas Nona Kizo dengan suara datar. Wanita muda ini begitu tenang terkendali dan sedikit membawa aura dingin bagaikan susah dijangkau, seperti Itachi.     

"Wah, kau memakai kata yang berat, ha ha ha," timpal Nathan Ryuu. Dia masih membawa keramahannya yang biasa.     

"Ohh, apakah kau ingin aku pesankan teh sakura?" tawar gadis itu.     

"Tidak usah, tidak usah, Liz. Ini saja tak apa. Anggap saja aku sedang menjajal teh kesukaan temanku." Nathan Ryuu menyebut kata 'teman' untuk memberikan barrier atau penghalang terlebih dahulu agar Nona Kizo tidak terbawa keramahan Onodera ini agar tidak terjadi salah perasaan.     

Lelaki Onodera ini tahu batasnya dan dia hanya berusaha bersikap ramah pada siapapun tanpa memiliki indikasi aneh-aneh meski itu pada lawan jenis sekalipun. Dia tahu bagaimana memberikan benteng di sekeliling dirinya agar tidak perlu tergoda siapapun ketika dia sudah menimpakan seluruh hati dan cintanya pada satu perempuan.     

Jujur saja, sikap Nona Kizo yang seperti itu justru mengingatkan Nathan Ryuu akan Ruby, mantan istrinya. Tenang, elegan, dan membawa kharisma besar dalam setiap pergerakannya. Jika dia tidak berhati-hati dan tak sengaja meruntuhkan benteng pertahanannya, dia pasti akan goyah karena Nona Kizo.     

Tidak, dia harus tetap ingat bahwa Reiko menunggu di Tokyo sana dan istrinya tidak layak diperlakukan buruk olehnya hanya karena ada wanita yang mirip dengan cinta pertamanya.     

Ya, Ruby adalah cinta pertama Nathan Ryuu meski lelaki itu sudah beberapa kali mengenal perempuan sejak remaja. Ruby merupakan wanita yang dia kejar dengan kegilaan logika hingga membuat Itachi dan ayahnya heran, terlebih ketika Ruby ketahuan memiliki hubungan terlarang dengan Vince Hong, anak tiri perempuan itu. ((bisa dibaca kisah mereka yang hot hot pop di novel Lady in Red 21+))     

Setelah itu, keduanya mengobrol sejenak sambil menghabiskan teh masing-masing dan sepakat mendatangi gerbong gym di bagian ujung setelah berganti baju dulu yang lebih santai untuk berolah raga.     

Sementara itu, ada 2 pengusaha yang ikut kereta itu. Mereka urung masuk ke gerbong bersantai setelah tahu dari jauh bahwa ada Nathan Ryuu dan Nona Kizo di sana duduk berdua.     

"Kita benar-benar tidak masuk, Horikawa-san?" Tuan Yamaguchi, pengusaha karet itu bertanya ke koleganya saat mereka hendak menuju ke gerbong bersantai.     

"Kau ini, apakah hal seperti itu masih harus ditanyakan, hah? Bukankah sudah sangat jelas tergambar bagaimana dua orang itu saling mendekat satu sama lain sejak kemarin?" Tuan Horikawa, pengusaha tambang itu menyahut Tuan Yamaguchi di sebelahnya. Mereka masih berdiri agak jauh dari gerbong yang dimaksud.     

"Iya, betul juga. Bahkan, aku memiliki dugaan, Nona Kizo itu sengaja menyewa kereta ini khusus agar dia bisa menaikinya dengan Nathan Ryuu. Kita ini hanyalah penggembira saja, ha ha ha!" Tuan Yamaguchi akhirnya terkekeh setelah memikirkan itu.     

"Ada apa ini?" Dari belakang, muncul Tuan Kunimitsu, pemilik perusahaan vendor telekomunikasi.     

"Hanya membicarakan Onodera dengan Kizo di sana." Tuan Yamaguchi menunjuk ke depan jauh dengan dagunya.     

Tuan Kunimitsu pun langsung menatap gerbong yang ditunjuk dagu rekannya. "Ohh, mereka."     

"Hei, Kunimitsu-san, kenapa sepertinya kau santai begitu menanggapinya?" tanya Tuan Horikawa.     

"Lah, memangnya aku harus bagaimana? Terkejut dan berguling-guling untuk menyenangkanmu, begitu?" balas Tuan Kunimitsu dengan wajah masam.     

Tapi, karena sudah paham karakter rekannya, Tuan Horikawa malah terkekeh saja dan berkata, "Sepertinya kau sudah paham bahwa Nona Kizo sedang berusaha mendekati Onodera junior."     

"Bukannya itu sudah sangat terang sejak kemarin dia mengajak kita naik kereta ini, kan?" Tuan Kunimitsu melempar pandangan ke arah luar jendela dengan mata meremehkan temannya itu.     

"Ha ha, ternyata kita semua satu pemikiran, yah!" Tuan Yamaguchi tertawa ringan melihat persamaan persepsi di antara mereka mengenai Nathan Ryuu dan Nona Kizo.     

"Bagaimana kalau kita comblangkan saja mereka?" usul Tuan Horikawa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.